Kisah Hidup Sundar Pichai: Dari Chennai ke Kursi CEO Google
- Momen paling ikonik dalam kariernya datang saat memimpin pengembangan Google Chrome, browser yang kini digunakan miliaran orang di dunia. Chrome sukses besar dan jadi salah satu produk Google paling populer.

Idham Nur Indrajaya
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Nama Sundar Pichai bukan sekadar kepala dari perusahaan teknologi raksasa. Ia adalah sosok yang membuktikan bahwa asal-muasal bukan penghalang untuk menaklukkan panggung dunia. Lahir di India dan tumbuh dalam keterbatasan, Sundar kini menduduki posisi puncak sebagai CEO Google sekaligus Alphabet Inc., perusahaan induk yang menaungi berbagai unit bisnis teknologi mutakhir.
Jadi, siapa sebenarnya Sundar Pichai?
Di mana ia tumbuh dan mengapa ia jadi inspirasi banyak orang, terutama Gen Z dan Milenial?
Apa yang bikin kisah hidupnya relevan untuk dibaca di tengah gempuran dunia digital saat ini?
Jawaban lengkapnya, yuk lanjut scroll. Ceritanya dijamin nggak sekadar biografi—tapi kisah yang relatable, membumi, dan bisa jadi pelajaran buat kamu yang sedang merintis karier atau usaha sendiri.
- Laba BBCA Tumbuh Solid, Tapi Kamu Perlu Cermati Lampu Kuning Ini
- Nihil Korban dan Minim Kerusakan: Menyibak di Balik Gempa Rusia
- Pentingnya Manajemen Emosi saat Berutang: Tips Ibu yang Gunakan Paylater
Awal Kehidupan: Lahir dari Keluarga Sederhana di India
Sundar Pichai lahir pada 10 Juni 1972 di Madurai, Tamil Nadu, India. Nama lengkapnya Pichai Sundararajan. Ia tumbuh besar di sebuah apartemen kecil di Chennai bersama keluarga yang sangat menghargai pendidikan.
Ayahnya, Regunatha Pichai, adalah insinyur listrik yang bekerja di perusahaan General Electric India. Sementara ibunya, Lakshmi, bekerja sebagai stenografer sebelum memutuskan fokus mengurus rumah. Meskipun hidup pas-pasan, orang tuanya selalu berusaha memberikan akses terbaik pada pendidikan bagi anak-anaknya.
Yang menarik, Sundar sudah menunjukkan minat besar pada teknologi sejak kecil. Bahkan, ia dikenal memiliki kemampuan luar biasa dalam mengingat nomor telepon—suatu skill yang nantinya menjadi awal ketertarikannya pada dunia digital.
Pendidikan: Tiket ke Dunia yang Lebih Besar
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya di Chennai, Sundar diterima di Indian Institute of Technology (IIT) Kharagpur, salah satu kampus teknik paling prestisius di India. Di sana, ia mengambil jurusan Metallurgical Engineering (teknik metalurgi).
Namun mimpinya nggak berhenti di India. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Stanford University di Amerika Serikat untuk melanjutkan studi di bidang Material Sciences and Engineering. Setelah itu, ia juga menyelesaikan MBA-nya di Wharton School, University of Pennsylvania, dan bahkan masuk ke dalam daftar siswa paling berprestasi.
Perjalanan pendidikannya adalah bukti bahwa pendidikan adalah jalan utama membuka peluang, terutama bagi mereka yang lahir dari keluarga sederhana.
Baca Juga: Heboh di Konser Coldplay, CEO Astronomer Andy Byron Tertangkap Mesra dengan Rekan Kerja
Karier Awal: Dari Produk ke Puncak Google
Sundar memulai karier profesionalnya di perusahaan konsultan manajemen McKinsey & Company, lalu bergabung dengan Google pada tahun 2004. Saat itu, ia bertanggung jawab pada Google Toolbar—sebuah alat kecil di browser yang memungkinkan pengguna mengakses pencarian Google dengan lebih cepat.
Tapi momen paling ikonik dalam kariernya datang saat memimpin pengembangan Google Chrome, browser yang kini digunakan miliaran orang di dunia. Chrome sukses besar dan jadi salah satu produk Google paling populer.
Sejak saat itu, kariernya melesat. Ia dipercaya menangani berbagai produk penting seperti Gmail, Google Maps, dan Android. Hingga akhirnya pada 10 Agustus 2015, ia resmi diumumkan sebagai CEO Google, menggantikan Larry Page yang kemudian fokus ke Alphabet.
Lima tahun kemudian, pada Desember 2019, Sundar juga diangkat sebagai CEO Alphabet Inc., menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi.
Gaya Kepemimpinan Sundar Pichai: Kalem Tapi Visioner
Berbeda dengan banyak eksekutif teknologi yang cenderung flamboyan atau agresif, Sundar dikenal dengan gaya kepemimpinan yang tenang, empatik, dan fokus pada kolaborasi.
Ia jarang tampil kontroversial, lebih banyak mendengarkan, dan sangat mendorong inovasi dari bawah ke atas. Para pegawai Google menyebutnya sebagai sosok yang approachable, rendah hati, tapi tetap punya arah strategis yang kuat.
Filosofinya sederhana: teknologi harus memberdayakan semua orang, bukan hanya segelintir orang.
Nilai-Nilai Hidup yang Relevan untuk Gen Z dan Milenial
Sundar Pichai bukan cuma CEO teknologi—ia adalah simbol dari kegigihan, adaptasi, dan pentingnya tetap membumi di tengah kesuksesan.
Ada beberapa nilai hidup yang bisa banget kamu adopsi dari kisah Sundar:
- Fokus pada pembelajaran berkelanjutan: Dunia terus berubah. Mereka yang belajar terus-menerus akan bertahan dan tumbuh.
- Bersikap rendah hati meskipun sukses: Sundar nggak pernah lupa asal-usulnya, bahkan masih sering membicarakan masa kecilnya di India.
- Bangun solusi, bukan sekadar bicara masalah: Inovasi lahir dari keberanian mencoba, bukan sekadar mengkritik.
Tantangan dan Kritik yang Pernah Dihadapi
Meski dikenal kalem, Sundar juga nggak luput dari tantangan dan kritik, terutama soal privasi pengguna, dominasi Google dalam pasar iklan digital, hingga kebijakan internal terkait karyawan.
Namun, ia tetap menghadapi isu-isu tersebut dengan pendekatan diplomatis dan terbuka. Ia rajin hadir dalam sidang-sidang kongres, dan terus memperbaiki tata kelola perusahaan agar lebih bertanggung jawab.
- Gen Z Catat! Ini 15 Peluang Karier yang Dibutuhkan di Masa Depan
- YSL Masuk TikTok Live Indonesia: Strategi Mewah yang Kini Menyapa Dompet Menengah?
- Bocor di Dalam, Terbuka ke Luar: Ironi Transfer Data RI ke AS
Kehidupan Pribadi: Simpel dan Low-Profile
Sundar menikah dengan Anjali Pichai, teman kuliahnya di IIT Kharagpur. Mereka punya dua anak dan menjalani kehidupan yang cukup jauh dari sorotan media. Ia dikenal menyukai olahraga kriket dan tetap mengikuti berita dari India.
Meski bergelimang kekayaan (estimasi kekayaan bersihnya lebih dari US$1,3 miliar), ia tetap hidup dengan gaya yang sederhana. Nggak heran, banyak orang yang menganggapnya sebagai role model yang relatable dan down to earth.

Amirudin Zuhri
Editor
