Tren Inspirasi

Inklusi Dimulai dari Sekolah: Semen Merah Putih Hadirkan Ruang Belajar Ramah Disabilitas

  • Sebelum direnovasi, SLB Mini Bakti mengalami berbagai keterbatasan, seperti ruang kelas yang sempit, tidak tersedianya toilet yang ramah disabilitas, dan area luar ruang yang minim. Kini, sekolah tersebut memiliki ruang kelas ergonomis, toilet yang dirancang khusus untuk kebutuhan siswa disabilitas, dan taman bermain yang nyaman untuk anak-anak belajar dan berinteraksi.
Foto 4 (1) (1).jpg
Semen Merah Putih melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) renovasi Sekolah Luar Biasa (SLB) Mini Bakti, Jakarta, Kamis, 17 Juli 2025. (dok. Semen Merah Putih)

JAKARTA - Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam mewujudkan pendidikan yang benar-benar inklusif. Data terbaru dari Bank Dunia mengungkapkan bahwa sekitar 1 dari 3 anak berkebutuhan khusus di Indonesia belum mendapatkan akses pendidikan yang layak. Persoalan ini tak lepas dari sejumlah hambatan, mulai dari stigma sosial yang masih kuat, minimnya guru dengan keahlian khusus, hingga sarana dan prasarana yang belum memadai.

Melihat kondisi tersebut, Semen Merah Putih—merek lokal bahan bangunan yang berada di bawah naungan PT Cemindo Gemilang Tbk—turun tangan lewat aksi nyata. Bekerja sama dengan induk perusahaannya, KPN Corp, melalui program KPN Care, mereka merenovasi Sekolah Luar Biasa (SLB) Mini Bakti yang berada di Jakarta. 

Program ini menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-14 PT Cemindo Gemilang Tbk sekaligus bentuk kepedulian terhadap pendidikan inklusif di Indonesia.

Membangun Masa Depan yang Lebih Inklusif dan Kokoh

Dalam sambutannya, Surindro Kalbu Adi, Director of Commercial & Logistic PT Cemindo Gemilang Tbk, menyampaikan bahwa renovasi SLB Mini Bakti bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan bagian dari nilai-nilai fundamental perusahaan. Menurutnya, CSR ini mencerminkan semangat harmoni dan keberlanjutan yang diusung Semen Merah Putih.

“Kami ingin turut membangun masa depan Indonesia yang lebih kokoh, tidak hanya dari sisi fisik bangunan, tetapi juga dalam hal keadilan sosial. Pendidikan inklusif menjadi salah satu kunci penting,” ungkap Surindro.

Renovasi SLB Mini Bakti: Lebih dari Sekadar Perbaikan Bangunan

Program renovasi SLB Mini Bakti menitikberatkan pada aspek kemanusiaan, sesuai dengan pilar keberlanjutan perusahaan yang berfokus pada “People”. Tak hanya memperbaiki bangunan, kegiatan ini juga melibatkan lebih dari 50 karyawan kantor pusat Semen Merah Putih dan KPN Corp dalam program Employee Volunteer (EVO). Mereka turut bergotong royong bersama alumni Mandor Pintar Institute (MPI)—program pelatihan dan sertifikasi profesional bagi tenaga konstruksi binaan Semen Merah Putih.

“SLB Mini Bakti kami jadikan simbol bagaimana setiap individu, termasuk anak berkebutuhan khusus, berhak mendapatkan kesempatan yang setara. Mereka adalah bagian dari stakeholder sosial kami. Lewat program ini, kami ingin memberi bukti bahwa inklusivitas bukan sekadar konsep, tapi sebuah aksi nyata,” jelas Nyiayu Chairunnikma, Head of Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk, melalui pengumuman resmi yang diterima TrenAsia, Kamis, 17 Juli 2025.

Pendidikan Inklusif Butuh Kolaborasi Nyata

Kolaborasi lintas pihak menjadi kunci sukses renovasi ini. Menurut Agusnadi, Head of Corporate Communication KPN Corp, proyek ini menunjukkan bahwa semangat gotong royong mampu mendorong perubahan sosial yang nyata.

“Karyawan kami bukan hanya pekerja, tapi agen perubahan. Dengan terlibat langsung dalam kegiatan sukarelawan ini, mereka mengembangkan empati, solidaritas, dan rasa memiliki terhadap masalah sosial,” ujar Agusnadi.

Salah satu hal istimewa dari proyek ini adalah keterlibatan alumni Mandor Pintar Institute. Program pelatihan ini telah membekali banyak tenaga kerja informal menjadi profesional bersertifikasi. Kini, mereka turut berkontribusi dalam proyek sosial yang berdampak besar. Ini menjadi bukti bahwa pemberdayaan SDM tak berhenti di pelatihan semata, tapi juga bisa menjangkau dampak sosial yang lebih luas.

Baca Juga: Dari Papan Tulis ke Cloud Computing: Menuju Era Sekolah Digital

Fasilitas Baru yang Lebih Ramah Anak dan Disabilitas

Sebelum direnovasi, SLB Mini Bakti mengalami berbagai keterbatasan, seperti ruang kelas yang sempit, tidak tersedianya toilet yang ramah disabilitas, dan area luar ruang yang minim. Kini, sekolah tersebut memiliki ruang kelas ergonomis, toilet yang dirancang khusus untuk kebutuhan siswa disabilitas, dan taman bermain yang nyaman untuk anak-anak belajar dan berinteraksi.

Sri Rosa Susilawati, Kepala Sekolah SLB Mini Bakti, menyambut baik inisiatif ini. Ia mengatakan bahwa renovasi ini bukan sekadar pembenahan fisik, tetapi juga menghadirkan harapan baru bagi masa depan anak-anak berkebutuhan khusus.

“Kami sangat bersyukur atas perhatian yang diberikan Semen Merah Putih dan KPN Corp. Semoga ini jadi inspirasi bagi perusahaan lain untuk ikut andil dalam mendukung pendidikan inklusif,” ucapnya.

Masih Banyak PR di Pendidikan Inklusif Indonesia

Masalah pendidikan inklusif masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia. Berdasarkan data UNICEF, sekitar 36% anak penyandang disabilitas di Indonesia tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Bahkan, hanya 14,8% dari sekolah inklusif yang memiliki guru pendamping khusus yang kompeten. Ini artinya, walau sudah ada upaya dari berbagai pihak, kesenjangan akses pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus masih lebar.

Bank Dunia juga melaporkan bahwa sekitar 30-33% anak disabilitas di Indonesia masih belum mendapatkan pendidikan formal. Oleh karena itu, langkah-langkah seperti yang dilakukan oleh Semen Merah Putih menjadi penting sebagai bagian dari upaya kolektif menutup kesenjangan tersebut.

“Kami percaya perubahan sosial yang berkelanjutan hanya bisa tercapai dengan sinergi dari semua pihak. Renovasi SLB Mini Bakti bukan hanya program CSR semata, tapi representasi komitmen kami dalam membangun sistem sosial yang lebih adil dan setara,” kata Nyiayu.

Menjadi Bagian dari Solusi, Bukan Sekadar Penonton

Melalui renovasi ini, Semen Merah Putih membuktikan bahwa perusahaan bukan hanya bisa jadi pelaku ekonomi, tapi juga motor penggerak perubahan sosial. Dengan pendekatan yang partisipatif, kolaboratif, dan inklusif, perusahaan ini menunjukkan bahwa CSR bisa jauh lebih bermakna ketika dikerjakan dengan hati dan strategi yang tepat.

Upaya Semen Merah Putih dan KPN Corp dalam merenovasi SLB Mini Bakti bukan hanya membangun gedung yang lebih baik, tetapi juga membangun harapan, rasa percaya diri, dan semangat baru bagi anak-anak berkebutuhan khusus.