Kisah Krisis Ekonomi Asia 1998, Hong Kong Bikin Soros Rugi Miliaran Dolar
- Pada Agustus 1998, Hong Kong menjadi sorotan dunia internasional setelah berhasil memenangkan pertarungan besar melawan George Soros dan para spekulan global.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Pada bulan Agustus 1998, Hong Kong menjadi sorotan dunia internasional setelah berhasil memenangkan pertarungan besar melawan George Soros dan para spekulan global.
Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam krisis finansial Asia, ketika sebuah pasar kecil mampu menahan gempuran strategi spekulasi tingkat tinggi.
Dilansir dari laman Ensiklopedia Britanica, Selasa, 23 September 2025, Soros, yang sebelumnya dikenal sebagai “The Man Who Broke the Bank of England” karena aksinya terhadap Poundsterling Inggris pada 1992, kali ini justru mengalami kerugian miliaran dolar akibat manuver berani pemerintah Hong Kong.
Pertarungan sengit tersebut berlangsung selama dua minggu penuh ketegangan di pasar saham dan valuta asing. Pemerintah Hong Kong, melalui Hong Kong Monetary Authority (HKMA), mengambil langkah yang sangat tidak lazim, melakukan intervensi langsung dalam jumlah masif di pasar saham sekaligus mempertahankan nilai tukar dolar Hong Kong terhadap dolar AS.
Keputusan ini kemudian terbukti menjadi titik balik yang mengakhiri serangan spekulatif Soros dan rekan-rekannya.
Baca juga : Ya Ampun, Gelang Emas Firaun Berusia 3000 Tahun Dicuri dan Dilebur
Strategi Soros dan Perlawanan Hong Kong
George Soros menggunakan strategi yang disebut “double play”, yakni serangan ganda terhadap mata uang dan pasar saham Hong Kong. Ia bersama spekulan lain menjual Hong Kong Dollar (HKD) secara besar-besaran dengan harapan memaksa HKMA menaikkan suku bunga.
Kenaikan suku bunga yang ekstrem bahkan sempat menyentuh 300% dalam semalam membuat pasar saham Hang Seng anjlok. Pada saat bersamaan, Soros telah memposisikan diri untuk meraih keuntungan dari jatuhnya indeks tersebut melalui short selling kontrak berjangka.
Namun, pemerintah Hong Kong tidak tinggal diam. Dengan cadangan devisa besar dan dukungan penuh dari Beijing, HKMA justru melakukan serangan balik.
Mereka membeli saham-saham unggulan (blue chip) dan kontrak berjangka dalam jumlah sangat besar, mencapai HK$118 miliar. Langkah ini berhasil memutus lingkaran setan strategi Soros dengan menstabilkan pasar saham sekaligus mempertahankan nilai tukar mata uang.
Mengapa Hong Kong Bisa Menang?
Ada beberapa faktor yang membuat Hong Kong mampu bertahan dan bahkan memenangkan pertarungan melawan spekulan kelas dunia. Pertama, cadangan devisa Hong Kong saat itu mencapai US$96 miliar, jumlah yang sangat besar untuk ukuran ekonomi mereka.
Kedua, dukungan politik dan finansial dari pemerintah China memperkuat posisi Hong Kong di mata pasar global. Beijing menegaskan tidak akan mendevaluasi yuan dan siap menopang Hong Kong dengan cadangan devisa lebih besar jika diperlukan.
Faktor ketiga adalah keberanian mengambil langkah di luar kebiasaan. Sebagai wilayah dengan tradisi laissez-faire atau non-intervensi, keputusan pemerintah Hong Kong untuk masuk langsung ke pasar saham dianggap kontroversial.
Namun, para pejabat menegaskan situasi saat itu bukan sekadar gejolak ekonomi, melainkan ancaman terhadap kelangsungan hidup sistem finansial Hong Kong.
Baca juga : Info Grafis: Nilai Aset Bank BUMN Usai Diguyur Rp200 Triliun
Keputusan berani tersebut kemudian dipuji, termasuk oleh Alan Greenspan, Ketua The Fed kala itu, yang menyebut Hong Kong telah mengambil langkah tepat.
Kemenangan Hong Kong atas Soros dan spekulan lain pada 1998 menjadi bukti bahwa kekuatan pasar bukanlah sesuatu yang absolut. Dengan cadangan yang kuat, dukungan politik, serta keberanian dalam mengambil keputusan ekstrem, sebuah negara atau wilayah mampu melawan arus spekulasi global.
Bagi Hong Kong, peristiwa ini memperkuat keyakinan bahwa stabilitas ekonomi adalah aset utama yang harus dipertahankan, sekalipun dengan cara yang bertentangan dengan prinsip dasar ekonominya sendiri.
Bagi Soros, kegagalan ini menunjukkan bahwa strategi investasi canggih sekalipun tidak selalu berhasil. Dunia finansial pun mencatat kisah ini sebagai momen langka ketika sebuah kota kecil mampu menundukkan seorang spekulan legendaris.

Chrisna Chanis Cara
Editor
