Tren Global

Ya Ampun, Gelang Emas Firaun Berusia 3000 Tahun Dicuri dan Dilebur

  • JAKARTA, TRENASIA.ID-  Warga Mesir bereaksi dengan marah setelah sejumlah pejabat mengatakan bahwa gelang berusia 3.000 tahun milik seorang Firaun kuno di
gelang firaun.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID-  Warga Mesir bereaksi dengan marah setelah sejumlah pejabat mengatakan bahwa gelang berusia 3.000 tahun milik seorang Firaun kuno dicuri dari Museum Mesir yang terkenal di Kairo. Sialnya gelang itu  kemudian dilebur untuk diambil emasnya.

Menteri Pariwisata dan Purbakala Sherif Fathy mengatakan dalam komentar yang disiarkan televisi Sabtu malam bahwa gelang tersebut dicuri pada 9 September 2025. Pencurian diketahui ketika para pejabat di museum sedang mempersiapkan artefak untuk pameran di Italia. Ia menyalahkan kelalaian dalam penerapan prosedur di fasilitas tersebut dan mengatakan bahwa jaksa masih menyelidiki.

Gelang yang berisi manik-manik lapis lazuli itu milik Firaun Amenemope yang memerintah sekitar 3.000 tahun yang lalu. Pihak berwenang mengatakan gelang itu diambil dari laboratorium restorasi di museum, kemudian disalurkan melalui serangkaian pedagang sebelum dilebur. Menteri tersebut mengatakan laboratorium tersebut tidak memiliki kamera pengawas.

Empat tersangka telah ditangkap, termasuk seorang spesialis restorasi di museum yang mengaku memberikan gelang tersebut kepada seorang kenalan yang memiliki toko perak di distrik Sayyeda Zainab, Kairo. Gelang itu kemudian diduga dijual kepada pemilik bengkel emas dengan harga sekitar US$3.800 atau sekitar Rp63 juta (kurs Rp16.590). Gelang itu akhirnya dijual dengan harga sekitar US$4.000 atau sekitar Rp66 juta kepada seorang pekerja di bengkel emas lain, yang kemudian melebur gelang tersebut untuk membuat perhiasan emas lainnya.

“Para tersangka mengakui kejahatannya dan uangnya disita,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan yang dikutip Asosiated Press Senin 22 September 2025.

Kementerian juga merilis video kamera keamanan yang menunjukkan seorang pemilik toko menerima gelang, menimbangnya, dan kemudian membayar salah satu tersangka.

Media lokal melaporkan pada hari Minggu bahwa seorang hakim memerintahkan spesialis restorasi dan kenalannya untuk tetap ditahan selama 15 hari sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Ia memerintahkan pembebasan dua tersangka lainnya jika mereka membayar jaminan sebesar 10.000 pound Mesir  atau sekitar Rp3,4 juta (kurs Rp344).

Hilangnya harta karun yang telah bertahan selama tiga milenium sangat menyakitkan bagi banyak orang di Mesir, yang sangat menghargai warisan kuno bangsa tersebut. Beberapa orang mempertanyakan langkah-langkah keamanan di museum dan menyerukan agar langkah-langkah tersebut diperketat di sekitar harta karun negara.

Monica Hanna, seorang arkeolog Mesir terkemuka, menyerukan penangguhan pameran di luar negeri sampai kontrol yang lebih baik diterapkan untuk mengamankan artefak tersebut. Hanna adalah dekan di Akademi Arab untuk Sains, Teknologi & Transportasi Maritim, dan mengkampanyekan pengembalian artefak Mesir yang dipamerkan di museum-museum di luar negeri.

Malek Adly, seorang pengacara hak asasi manusia asal Mesir, menyebut pencurian ini sebagai “peringatan” bagi pemerintah dan mengatakan keamanan yang lebih baik diperlukan untuk barang-barang antik di ruang pameran dan yang disimpan.

Amenemope memerintah Mesir dari Tanis di Delta Nil pada masa Dinasti ke-21 Mesir. Nekropolis kerajaan Tanis ditemukan oleh arkeolog Prancis Pierre Montet pada tahun 1940, menurut Museum Mesir.

Koleksi nekropolis ini memamerkan sekitar 2.500 artefak kuno, termasuk topeng pemakaman emas, peti mati perak, dan permata emas. Koleksi ini direstorasi pada tahun 2021 bekerja sama dengan Museum Louvre di Paris.

Pencurian ini mengingatkan beberapa orang pada kehilangan budaya di masa lalu, termasuk hilangnya lukisan "Poppy Flowers" karya Vincent van Gogh  dari museum Kairo lainnya pada tahun 2010. Saat itu lukisan bernilai US$50 juta atau sekitar Rp823 miliar. Lukisan itu pertama kali dicuri pada tahun 1977 tetapi kemudian ditemukan kembali. Namun, sejak pencuriannya pada tahun 2010, lukisan itu belum ditemukan.