Jadi Juara Satu Penyebab Kematian, Kenali Proses Terjadinya Stroke
- Data terbaru milik Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa stroke menempati posisi teratas sebagai penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dengan total 300.000 kematian setiap tahun.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA - Kementerian Kesehatan menyoroti lonjakan kasus stroke di Indonesia yang berdampak besar terhadap angka kematian dini. Obesitas kini bukan sekadar isu penampilan, tetapi telah menjadi pemicu utama berbagai penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes yang dapat berkembang menjadi komplikasi serius seperti stroke dan penyakit jantung.
"Ranking nomor satu itu stroke, itu pembunuh nomor satu 300.000 orang per tahun, nomor dua, jantung itu 250.000 orang, nomor tiga itu kanker, nomor empat itu ginjal," jelas Menkes, kala mengisi acara bertajuk "Double Check" di Jakarta Pusat, dikutip Senin, 30 Juni 2025.
Data terbaru milik Kementrian Kesehatan menunjukkan bahwa stroke menempati posisi teratas sebagai penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dengan total 300.000 kematian setiap tahun. Disusul oleh penyakit jantung dengan total 250.000 kematian, kanker, dan gagal ginjal. Kondisi ini memperlihatkan tren peningkatan penyakit kronis yang mematikan dan kerap tidak terdeteksi sejak awal.
Penyakit kronis biasanya berkembang perlahan dalam kurun waktu bertahun-tahun. Kerusakan organ tubuh sering kali terjadi tanpa disadari dan baru terdeteksi setelah muncul gejala berat. Akibat minimnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan rutin, banyak pasien baru mengetahui kondisi kesehatannya saat sudah memasuki stadium lanjut, seperti kanker stadium akhir atau penyumbatan jantung parah.
"Jadi kita bukan kena hari ini, besoknya meninggal, enggak. Rusaknya itu 4 atau 5 tahun, baru meninggal," tambah Menkes.
- Buyback Rp1 Triliun, Yuk Intip Prospek Saham Aguan CBDK
- Ekonomi Jepang Menyusut di Kuartal Pertama 2025, Tarif AS Picu Kekhawatiran Baru
- Pasir Vulkanik Jadi Pupuk? Begini Cara Warga Desa Cibuntu Mengubah Limbah Jadi Cuan
Bagaimana Stroke Sebabkan Kematian?
Stroke merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti, baik karena sumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Otak sangat bergantung pada suplai darah yang konstan untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi. Ketika suplai ini terputus bahkan hanya dalam beberapa menit, sel-sel otak mulai rusak dan mati. Kerusakan ini dapat terjadi sangat cepat, sehingga penanganan segera sangat krusial untuk mencegah dampak permanen atau kematian.
Kerusakan otak akibat stroke bisa mengganggu fungsi-fungsi vital tubuh. Misalnya, jika bagian otak yang mengatur pernapasan, detak jantung, atau tekanan darah terdampak, maka fungsi dasar tubuh bisa terganggu secara fatal.
Selain itu, stroke juga bisa menyebabkan kelumpuhan, kesulitan berbicara, gangguan menelan, atau kehilangan kesadaran. Dalam banyak kasus, komplikasi seperti pneumonia akibat tersedak, infeksi saluran napas, atau gumpalan darah akibat imobilisasi juga bisa memperburuk kondisi pasien dan berujung pada kematian.
Stroke iskemik, yang merupakan jenis paling umum, disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah akibat gumpalan darah atau penumpukan plak kolesterol. Sementara stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan.
Perdarahan ini meningkatkan tekanan di dalam tengkorak, yang bisa merusak jaringan otak secara luas dan cepat. Tanpa penanganan medis darurat seperti operasi atau pemberian obat penghancur bekuan darah, risiko kematian sangat tinggi dalam waktu singkat.
Kematian akibat stroke sering kali tidak hanya disebabkan oleh kerusakan awal, tetapi juga oleh lambatnya penanganan medis dan keterlambatan mengenali gejala. Gejala awal seperti wajah menurun, bicara pelo, dan kelemahan pada satu sisi tubuh sering kali diabaikan atau tidak disadari.
Oleh karena itu, edukasi publik tentang gejala stroke dan pentingnya pertolongan cepat sangat penting untuk menurunkan angka kematian. Pencegahan melalui kontrol tekanan darah, pola makan sehat, olahraga teratur, serta berhenti merokok dan mengelola stres menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko stroke fatal.

Amirudin Zuhri
Editor
