Tren Global

Gustavo Petro, Presiden Sayap Kiri Pendukung Transisi Energi

  • Sejak resmi menjabat pada 7 Agustus 2022, Petro menjadi presiden pertama dari kalangan sayap kiri dalam sejarah Kolombia. Sosoknya yang lahir dari jalan berliku, dan kini dikenal sebagai pendukung garis keras Palestina
download (31).jpg

JAKARTA, TRENASIA - Di tengah dinamika politik Amerika Latin, nama Gustavo Francisco Petro Urrego muncul sebagai figur yang tidak hanya menandai babak baru bagi Kolombia, tetapi juga mengguncang panggung politik internasional. 

Sejak resmi menjabat pada 7 Agustus 2022, Petro menjadi presiden pertama dari kalangan sayap kiri dalam sejarah Kolombia. Sosoknya yang lahir dari jalan berliku perjuangan kini dikenal sebagai pemimpin yang vokal, progresif, sekaligus kontroversial.

Dilansir laman Ensiklopedia Britanica, Senin, 29 September 2025, perjalanan hidup Petro jauh dari kata biasa. Di usia 17 tahun, ia bergabung dengan kelompok gerilya M-19, sebuah organisasi bersenjata yang kemudian bertransformasi menjadi partai politik setelah melalui proses perdamaian nasional. 

Keputusannya itu membuat Petro sempat ditahan dan mengalami penyiksaan. Namun, pengalaman pahit itu justru membentuk keberanian politik yang melekat hingga kini.

Setelah menempuh pendidikan di bidang Ekonomi di Universitas Externado de Colombia, Petro terjun ke dunia politik formal. Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR, senator, dan Wali Kota Bogotá. 

Sebagai senator, namanya mencuat karena mengungkap skandal “parapolitics” yang menyeret sejumlah politisi Kolombia dalam hubungan dengan kelompok paramiliter. Perjuangan panjangnya di jalur politik akhirnya mengantarkannya ke kursi presiden.

Baca juga : Selain Dividen Rp2 Triliun, Harta Karun Apa Lagi yang Disiapkan UNTR?

Agenda Transformasi Kolombia

Sebagai presiden, Petro mengusung agenda besar yang kerap disebut sebagai proyek transformasi nasional. Dalam bidang ekonomi, ia mendorong reformasi perpajakan yang lebih membebani masyarakat berpenghasilan tinggi. 

Di sisi lain, ia menekankan pentingnya transisi energi, meninggalkan ketergantungan pada bahan bakar fosil menuju energi terbarukan. Di bidang keamanan, Petro memperkenalkan program “Total Peace”, sebuah kebijakan ambisius untuk membuka dialog dengan semua kelompok bersenjata ilegal. 

Pemerintahannya bahkan memulai kembali perundingan dengan kelompok ELN (National Liberation Army) dan mencoba merangkul kelompok-kelompok dissiden FARC.

Sementara itu, dalam kebijakan narkotika, Petro mengambil jalur berbeda dari pendekatan keras pemerintah sebelumnya. Ia memilih fokus pada pengembangan pedesaan, memberikan alternatif ekonomi bagi petani koka alih-alih menekankan eradikasi paksa.

Gaza dan Pencabutan Visa AS

Nama Petro semakin ramai diperbincangkan dunia internasional setelah ia mengambil sikap keras terhadap Israel dan Amerika Serikat terkait konflik di Gaza. Pada tahun 2024, ia memutus hubungan diplomatik dengan Israel dan melarang ekspor batu bara ke negara tersebut sebagai bentuk protes.

Ketegangan semakin meningkat pada September 2025, ketika Petro menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York. Dalam pidatonya, ia menuduh AS terlibat dalam genosida di Gaza dan menyerukan agar tentara Amerika tidak mematuhi perintah Presiden Donald Trump. Petro bahkan hadir dalam aksi unjuk rasa pro-Palestina, memperkuat pesannya kepada dunia.

"Itulah sebabnya dari sini, dari New York, saya meminta seluruh prajurit Angkatan Darat Amerika Serikat untuk tidak mengarahkan senjata mereka kepada orang lain. Melawan perintah Trump. Patuhi perintah kemanusiaan," ujar Petro dalam bahasa Spanyol, dikutip Reuters.

Respons AS datang cepat. Departemen Luar Negeri AS mencabut visa Petro, dengan alasan tindakannya dianggap provokatif. Petro menanggapinya dengan tenang, menyebut bahwa AS tidak lagi menghormati hukum internasional dan menegaskan bahwa pencabutan visa tidak berarti apa-apa baginya.

"Kami akan mencabut visa Petro karena tindakannya yang gegabah dan menghasut," tulis Departemen Luar Negeri Amerika Serikat di laman X resmi mereka.

Baca Juga : Cukai Rokok Tahun 2026 Tidak Naik, Saatnya Mulai Koleksi Saham HMSP?

Tantangan Domestik dan Panggung Global

Meski membawa gagasan segar dan progresif, Petro tidak lepas dari tantangan di dalam negeri. Parlemen Kolombia yang terfragmentasi membuat banyak kebijakan besarnya berjalan tersendat. Kritik dari oposisi pun kerap menuding langkahnya terlalu ambisius dan berisiko.

Namun, di mata pendukungnya, Petro adalah simbol keberanian. Sosok yang berani menantang status quo, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional. Ketika banyak pemimpin memilih diam atau bersikap moderat, Petro tampil berbeda dengan suara lantang yang menggema hingga luar benua.

Gustavo Petro adalah sosok yang membelah opini publik. Bagi sebagian, ia adalah presiden visioner yang membawa Kolombia menuju perubahan besar. Bagi yang lain, ia adalah pemimpin kontroversial yang kerap menciptakan ketegangan. 

Namun satu hal yang tak terbantahkan, Petro telah menempatkan Kolombia di pusat perhatian dunia, bukan hanya karena kebijakan domestiknya, tetapi juga karena sikap tegasnya terhadap isu-isu global.