Tren Ekbis

Mengenal SWIFT, Sistem Keuangan Global, Jadi Tulang Punggung Ekonomi Dunia

  • Mengapa dunia bergantung pada SWIFT? Jaringan ini jangkauannya luas, aman, standar, dan mendukung dominasi dolar dalam perdagangan global.
Uang Kertas Satu Dolar AS Terlihat di Depan Grafik Stok
Uang Kertas Satu Dolar AS Terlihat di Depan Grafik Stok (Reuters/Dado Ruvic) (Reuters/Dado Ruvic )

JAKARTA, TRENASIA.ID - Dalam dunia perdagangan internasional, hampir setiap transaksi lintas negara bergantung pada satu jaringan utama bernama SWIFT. Sistem ini menjadi tulang punggung keuangan global karena menghubungkan ribuan bank dan lembaga keuangan di berbagai belahan dunia. 

Namun, di balik ketergantungannya, SWIFT juga menimbulkan perdebatan mengenai dominasi dan risiko geopolitik yang menyertai sistem pembayaran global ini.

Apa Itu SWIFT?

Dikutip dari lama ensiklopedia Britanica, Selasa, 19 Agustus 2025, SWIFT merupakan singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication, sebuah jaringan komunikasi keuangan yang didirikan pada tahun 1973 dan berbasis di Belgia. 

Sistem ini bukan bank, bukan pula lembaga kliring uang, melainkan jaringan pengiriman pesan yang memungkinkan bank di seluruh dunia bertukar informasi secara aman, terutama terkait instruksi pembayaran, transfer dana, hingga transaksi perdagangan internasional. 

Setiap bank yang terhubung ke SWIFT memiliki kode unik yang disebut SWIFT code atau BIC (Bank Identifier Code). Dengan kode ini, bank dapat mengidentifikasi lawan transaksi secara akurat, sehingga pembayaran lintas negara bisa berlangsung cepat, aman, dan terstandar.

Kenapa Dunia Bergantung pada SWIFT?

Ada beberapa alasan utama mengapa hampir seluruh perdagangan dunia menggunakan SWIFT. Pertama adalah jangkauan global, karena lebih dari 11.000 institusi keuangan di lebih dari 200 negara terhubung ke sistem ini.

Artinya, hampir semua bank besar di dunia menggunakan SWIFT, sehingga jaringannya sangat luas dan menjadi standar global. 

Kedua, SWIFT menawarkan keamanan dan kecepatan. Pesan yang dikirim melalui sistem ini terenkripsi, sehingga mengurangi risiko penyalahgunaan atau kesalahan pengiriman, sekaligus mempercepat penyelesaian transaksi. 

Ketiga adalah standarisasi, di mana kode BIC yang seragam memungkinkan transaksi lintas negara dilakukan tanpa kebingungan format atau bahasa, sehingga membuat pembayaran internasional jauh lebih efisien. 

Keempat adalah kepercayaan pasar, karena digunakan oleh mayoritas bank besar dunia, SWIFT menjadi benchmark bagi kepercayaan dalam transaksi internasional. 

Perdagangan minyak, gas, emas, hingga barang konsumsi hampir seluruhnya bergantung pada aliran pembayaran yang dikomunikasikan melalui jaringan ini. 

Kelima, ada faktor dominasi dolar, karena sebagian besar transaksi di SWIFT menggunakan mata uang Amerika Serikat tersebut. Inilah yang memperkuat posisi dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia, sekaligus membuat banyak negara semakin bergantung pada sistem ini.

Kelemahan dan Risiko Geopolitik

Meski efisien dan dominan, ketergantungan pada SWIFT juga menimbulkan sejumlah risiko. Karena berbasis di Belgia dan berada dalam pengaruh Barat, SWIFT kerap digunakan sebagai alat tekanan politik. 

Negara yang dianggap bermasalah bisa dikeluarkan atau dibatasi aksesnya, yang langsung melumpuhkan arus perdagangan dan pembiayaan. 

Contoh nyata adalah Iran dan Rusia yang pernah menghadapi sanksi berupa pemutusan dari jaringan SWIFT. Dampaknya sangat besar, karena kedua negara tersebut seketika kesulitan melakukan transaksi internasional, baik dalam perdagangan energi maupun sektor lain yang vital. 

Situasi ini menunjukkan bahwa SWIFT, meskipun secara teknis adalah jaringan komunikasi keuangan, memiliki implikasi geopolitik yang sangat kuat.

SWIFT adalah sistem komunikasi keuangan yang memungkinkan perdagangan global modern berjalan dengan lancar. Hampir semua negara bergantung padanya karena jaringannya luas, cepat, aman, dan terpercaya. 

Namun, di balik keunggulannya, sistem ini menciptakan kerentanan geopolitik yang signifikan, terutama karena dominasi dolar dan pengaruh politik negara-negara Barat. 

Inilah sebabnya mengapa sejumlah negara, terutama di blok BRICS, mulai berusaha membangun infrastruktur pembayaran alternatif seperti sistem CIPS di China atau rencana jaringan digital BRICS. 

Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan pada SWIFT dan membuka jalan bagi sistem keuangan global yang lebih multipolar.

Mau saya tambahkan juga bagian contoh alternatif SWIFT seperti CIPS (China) dan SPFS (Rusia) biar artikelnya lebih komprehensif?