Ekonomi Konservasi, Maybank-YKAN Jadikan Perempuan Pilar Lindungi Hutan Kalimantan
- Kolaborasi Maybank dan YKAN di Kampung Merasa menjadi model ekonomi berkelanjutan, berfokus pada pemberdayaan 100 perempuan petani kakao sebagai pilar utama untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi.

Maharani Dwi Puspita Sari
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Kolaborasi antara Maybank dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Kampung Merasa, Berau, Kalimantan Timur, menjadi model implementasi ekonomi berkelanjutan, yang berhasil menghubungkan peningkatan pendapatan masyarakat dengan perlindungan lingkungan.
Program ini bertujuan strategis untuk meningkatkan kemandirian kelompok perempuan petani kakao dan melindungi ekosistem hutan lindung Sungai Lesan. Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Maybank terhadap pembiayaan usaha berkelanjutan dan tanggung jawab perusahaan.
Hal ini sejalan dengan misi Maybank Group untuk mengedepankan Humanizing Financial Services. "Melalui Yayasan Maybank Indonesia terdapat tiga pilar dari sisi kegiatan ataupun aksi sosial. Salah satunya adalah Community Empowerment, di mana fokus kita saat ini adalah untuk keberdayaan perempuan,” ungkap Head Sustainability Maybank Indonesia, Maria Tifanny pada Rabu, 26 November 2025.
Perempuan Sebagai Pilar Utama Keberlanjutan Ekonomi
Maybank secara khusus menyasar kelompok perempuan petani kakao karena alasan strategis yang didukung oleh data. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko kredit macet pada UMKM yang dikelola oleh perempuan. Hasilnya, dengan menjadikan perempuan sebagai penerima manfaat langsung adalah keputusan yang paling tepat.
“Wanita itu memang punya sense of responsibility dan juga ketangguhan. Dan sebenarnya inilah yang membuat kita, wanita ini bisa dibilang perkasa. Dalam artian bahwa posisi kita itu juga menentukan pertumbuhan ekonomi, bukan cuma untuk keluarga, tapi juga untuk masyarakat dan juga untuk country kita. Jadi itulah kenapa satu kita menyasar ke perempuan, karena kita merasa banyak hal yang bisa kita tingkatkan secara potensinya untuk perempuan-perempuan ini,” ungkap Maria.
Dukungan Maybank mencakup pendampingan end to end minimal satu tahun, meliputi penguatan literasi keuangan, pelatihan praktik pertanian berkelanjutan, hingga pelatihan digital marketing dan promosi. Program ini menargetkan 100 perempuan sebagai penerima manfaat langsung dan 500 masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan hijau.
Sinergi Konservasi dan Ekonomi Sirkular
Kolaborasi dengan YKAN dipilih karena mampu mengaitkan pemberdayaan ekonomi dengan konservasi alam. Community Development Manager YKAN Dina Rizka, menjelaskan bahwa hutan dan kebun kakao di Merasa saling terkait, di mana kakao memerlukan "Hutan yang dikelilingi oleh biasanya ada pohon bandi sebagai tempat bersarangnya,” ungkapnya.
YKAN berupaya menciptakan jembatan antara hutan lestari dengan keberlanjutan ekonomi masyarakat. "Kalau misalnya selama pohon kakao ini ada dan ada petani yang mengundidayakannya, hutannya pun juga pasti harus ada," tegas Dina. Kerja sama ini juga diharapkan dapat melindungi setidaknya 100 hektare hutan di wilayah tersebut.
Dukungan YKAN telah mengubah nasib Kakao Merasa, terutama melalui kemampuan petani dalam melakukan fermentasi. Proses khusus yang dibuat selama lima hari ini, menjadikan cita rasa dan aroma biji kakao memiliki kualitas serta ciri khas berbeda, sehingga dihargai sebagai biji kakao premium.
Perwakilan Kelompok Wanita Petani Kakao Irmaya Banaweng, menceritakan masa lalu dari komunitas tersebut. "Dulu ini sedikit cerita orang tua. Orang tua kami di kampung melarang kami untuk makan buah kakao, karena katanya itu mengandung meracun," ungkapnya.
Kini, hasil pengolahan tersebut luar biasa dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Keberhasilan ini mulai diakui dan membawa Kakao Merasa masuk 8 besar di Cocoa of Excellence Award 2021 serta telah mengekspor 200 kg ke Jerman.
Tantangan Pasokan dan Jaminan Pasar Premium
Meskipun sukses di pasar, petani Merasa menghadapi tantangan salah satunya adalah ancaman alih fungsi lahan dan intensitas banjir yang tidak teratur. Selain itu, kelompok perempuan juga memiliki hambatan untuk mendapatkan pendanaan dan pelatihan.
Head of Sales Pipiltin Cocoa Riza Amalia yang bertugas sebagai off-taker premium untuk ekspor ke Jepang, Rusia, dan Singapura, turut merasakan tantangan yang sama. "The demand is good, the growth is good, but the supply is not good," ujarnya. Pipiltin berkomitmen pada transparansi dan menjaga trust dengan petani, meskipun harus menghadapi kendala seperti banjir.
Menanggapi hal ini, Irmaya berharap adanya dukungan modal dari Maybank untuk pengelolaan kakao tersebut. "Harapannya agar kapasitas produksi kami bisa meningkat dengan dukungan ini, Kampung Merasa juga bahkan tetangga anak-anak mudanya bisa melihat bahwa bertani kakao memiliki masa depan tanpa harus merusak hutan," ujar Irmaya.

Chrisna Chanis Cara
Editor
