Tren Ekbis

Efek Positif Guyuran Rp200 T Purbaya ke Industri Perbankan hingga Rokok

  • Pemerintah alihkan Rp200 triliun dari SAL ke perbankan untuk dorong kredit sektor riil. Kebijakan ini berpotensi menguntungkan perbankan, industri rokok, hingga sektor konsumen.
1000650992.jpg
Serah terima jabatan Sri Mulyani Indrawati ke Menteri Keuangan Purbaya Yudhi pada Selasa, 9 September 2025 (Trenasia/Debrinata )

JAKARTA, TRENASIA.ID – Pemerintah berencana mengalihkan dana Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) APBN dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) yang saat ini ditempatkan di rekening Bank Indonesia ke sistem perbankan komersial. Kebijakan ini diproyeksikan menjadi salah satu katalis pemulihan ekonomi nasional.

Sucor Sekuritas menilai langkah tersebut berpotensi meningkatkan likuiditas (money supply) dan mendorong perbankan menyalurkan kredit lebih luas. “Apabila distribusi kredit diarahkan ke sektor-sektor produktif, seperti agrikultur dan infrastruktur, maka bisa memberi dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, risiko inflasi tetap ada apabila kredit lebih banyak mengalir ke sektor konsumtif, seperti properti,” tulis tim Analis Sucor dalam risetnya, Jumat, 12 September 2025.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menegaskan, dana Rp200 triliun tersebut tidak boleh ditempatkan kembali di Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), melainkan harus masuk ke sektor riil. “Dana ini kami minta benar-benar disalurkan lewat kredit ke sektor-sektor produktif agar efeknya langsung terasa di ekonomi rakyat,” ujar Purbaya, Kamis, 11 September 2025.

Sucor menambahkan, pengalaman masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2014) bisa menjadi rujukan. Kala itu, inflasi rata-rata Indonesia mencapai 7,23%, jauh di atas level saat ini, namun tetap dapat dikelola. Dengan keberadaan tim pengendali inflasi nasional, risiko lonjakan harga diharapkan bisa diantisipasi lebih cepat.

Grafik: Rata-rata Inflasi RI 10 Tahun

Illustration

Grafik: Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi RI

Illustration

Sumber: riset Sucor Asset Management

Beberapa sektor diperkirakan akan mendapat manfaat dari dinamika kebijakan ekonomi terbaru. Sektor perbankan, misalnya, berpotensi menikmati tambahan likuiditas yang dapat digunakan untuk memperluas penyaluran kredit ke berbagai lini usaha. Di sisi lain, industri rokok diprediksi memperoleh angin segar setelah sebelumnya tertekan oleh kebijakan cukai yang ketat di era Menteri Keuangan Sri Mulyani. Tak kalah penting, sektor konsumen, mulai dari ritel, barang kebutuhan pokok, hingga produk discretionary juga berpeluang terdorong oleh peningkatan daya beli masyarakat.

Sementara itu, hingga saat ini belum ada sektor yang dinilai langsung dirugikan oleh kebijakan tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang ditopang peningkatan konsumsi diharapkan menciptakan trickle-down effect bagi perusahaan berfundamental kuat. 

Sucor menilai ada empat faktor utama yang akan menentukan keberhasilan kebijakan ini, pertama eksekusi stimulus yang konsisten, koordinasi efektif dengan Bank Indonesia, peningkatan realisasi belanja APBN, dan stabilitas politik dan konsistensi kebijakan

“Kunci utama keberhasilan terletak pada eksekusi dan konsistensi implementasi kebijakan untuk memulihkan kepercayaan investor secara menyeluruh,” tegas tim analis Sucor.