Tetap Kokoh, 13.000 Rumah Tapak Terjual di Jabodetabek Selama 2020
JAKARTA – Menurut data Jones Lang LaSalle (JLL) IP, Inc., ada sekitar 13.000 unit baru yang terjual dan 16.000 unit baru diluncurkan di Jabodetabek selama 2020. Fakta ini membuktikan sektor rumah tapak menjadi salah satu sektor properti yang tetap kuat di tengah pandemi COVID-19. “Para pengembang, khususnya yang memiliki lahan besar, mengubah fokus mereka ke […]

Reza Pahlevi
Author


Ilustrasi: Proyek properti rumah tapak Vasaka Bali milik PT Waskita Realty. / Waskitarealty.co.id
(Istimewa)JAKARTA – Menurut data Jones Lang LaSalle (JLL) IP, Inc., ada sekitar 13.000 unit baru yang terjual dan 16.000 unit baru diluncurkan di Jabodetabek selama 2020. Fakta ini membuktikan sektor rumah tapak menjadi salah satu sektor properti yang tetap kuat di tengah pandemi COVID-19.
“Para pengembang, khususnya yang memiliki lahan besar, mengubah fokus mereka ke sektor perumahan tapak,” ujar Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto, dikutip Kamis, 11 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Vivin menjelaskan respons yang tetap aktif positif dari pasar membuat pengembang lebih aktif meluncurkan produk perumahan tapak di 2020. Tercatat, tingkat penjualan rumah tapak di Jabodetabek mencapai 72%.
Bogor dan Bekasi menjadi daerah yang banyak memiliki tingkat penjualan cukup baik. Keduanya memiliki tingkat penjualan sebesar masing-masing 80% dan 56%.
Adapun, properti rumah tapak yang paling laris adalah dengan 2 kamar tidur. Selama pertengahan kedua 2020, 56% dari seluruh unit terjual adalah jenis rumah tapak dengan 2 kamar tidur.
Rumah tapak dengan 3 kamar tidur menjadi favorit kedua. 22% dari seluruh unit terjual di pertengahan 2020 berjenis rumah tapak dengan 3 kamar tidur. Rumah tapak dengan 1 kamar tidur dan 4 kamar tidur menjadi favorit ketiga dengan besar penjualan keduanya sebesar 10%.
Dari sisi harga, rumah tapak dengan harga Rp600 juta-Rp1,3 triliun mendominasi penjualan unit dengan besar 49%. Di urutan kedua, rumah tapak dengan harga di bawah Rp600 juta terjual sebanyak 31% dari total penjualan unit.
Selanjutnya, rumah tapak dengan harga Rp1,3-2 triliun memenuhi 11% total penjualan unit. Lalu, rumah tapak berharga Rp2-3 triliun berhasil memenuhi 6% total penjualan unit dan rumah tapak berharga di atas Rp3 triliun memenuhi 3% total penjualan unit.
JLL memprediksi akan ada 174 klaster perumahan yang akan dibangun lagi ke depannya. Dari situ, diperkirakan akan ada sekitar 35.000 unit rumah tapak baru di Jabodetabek.
