Co Firing

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai program Co-firing ini dilakukan untuk menekan emisi karbon dalam mendukung transisi energi untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE). Co-firing tidak hanya mampu mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberdayakan masyarakat dalam pengolahan bahan biomasa sehingga dapat mengembangkan ekonomi kerakyatan.
1723553017_13036e488d7a04621a30.jpg
Kawasan tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
IMG_20240118_101834.jpg

Program Cofiring di 43 PLTU, Kurangi Emisi Karbon 1,1 Juta Ton

Cofiring adalah proses pembakaran campuran bahan bakar fosil dengan bahan bakar EBT, seperti biomassa, biogas, atau hidrogen.
<p>Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) / Dok. Kementerian ESDM</p>

Transisi Energi Hijau, PLN Terapkan Co-firing 6 Persen di PLTU Paiton

PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menerapkan penggunaan biomassa sebesar 6% untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
RMK Energy.jpg

Transisi Energi Fosil Ke EBT Tanpa Andalkan APBN, DEN: Harus Siasati

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menilai bahwa transisi energi fosil ke EBT tanpa mengandalkan APBN bukan hal yang mudah.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...