Peringkat Naik ke AAA, Saham BBTN Makin Menyala
- Rekomendasi saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tetap dipertahankan pada level buy dengan target harga Rp1.500 per saham. Dengan harga penutupan pada Selasa 22 Oktober 2025 sebesar Rp1.225, saham BBTN masih memiliki potensi kenaikan sekitar 22%.

Ananda Astri Dianka
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Rekomendasi saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tetap dipertahankan pada level buy dengan target harga Rp1.500 per saham. Dengan harga penutupan pada Selasa 22 Oktober 2025 sebesar Rp1.225, saham BBTN masih memiliki potensi kenaikan sekitar 22%.
Menurut riset Ciptadana Sekuritas Asia dikutip Kamis 23 Oktober 2025, pandangan positif ini sejalan dengan pengumuman Fitch Ratings Indonesia yang menaikkan peringkat BBTN. Kenaikan peringkat tersebut mencerminkan meningkatnya dukungan pemerintah dan peran strategis BBTN dalam program perumahan nasional.
Kebijakan ini didukung oleh sejumlah faktor, termasuk kepemilikan mayoritas pemerintah yang memperkuat kemungkinan dukungan jika diperlukan, serta posisi BBTN sebagai kontributor utama program perumahan terjangkau nasional. Selain itu, bank ini juga aktif dalam program perumahan non-FLPP, seperti penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor perumahan. Pembentukan Badan Perumahan Nasional (BSN) turut memperkuat posisi strategis dan nilai franchise BBTN di sektor tersebut.
Fitch Ratings secara resmi menaikkan peringkat nasional jangka panjang BBTN dari AA+(idn) menjadi AAA(idn), serta peringkat utang senior tanpa jaminan dari AA+(idn) menjadi AAA(idn). Peningkatan ini menegaskan stabilitas fundamental dan ekspektasi kuat terhadap dukungan pemerintah di masa mendatang.
BBTN dikenal sebagai salah satu bank dengan porsi pendanaan grosir—seperti obligasi dan subordinated bonds yang cukup besar dibandingkan bank lain. Karena itu, kenaikan peringkat ini diperkirakan akan membantu menurunkan biaya dana (cost of fund/CoF), mengingat perbedaan tingkat bunga antara peringkat AA dan AAA umumnya berada di kisaran 10–20 basis poin (bps).
Sejak awal tahun, saham ini sudah reli yang ditopang oleh kinerja solid dan sentimen super positif dari pemerintah. Pemicu utama pesta pora ini adalah dana baru dari Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang siap menyuntikkan dana jumbo ke perbankan. Lantas, seperti apa detailnya dan seberapa besar lagi potensi cuan di saham BBTN? Mari kita bedah tuntas.
1. Dana Pendorong: Suntikan Dana Rp200 Triliun
Katalis paling kuat yang membakar semangat investor adalah pernyataan dari Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Pemerintah berencana mengucurkan dana sebesar Rp200 triliun yang berasal dari kas negara menganggur ke dalam sistem perbankan.
Ini bukan pinjaman, melainkan simpanan yang bertujuan untuk memperkuat likuiditas bank dan mendorong penyaluran kredit. “Tujuannya supaya bank punya duit banyak cash tiba-tiba dan dia tidak bisa taruh di tempat lain selain dikreditkan. Jadi kita memaksa market mekanisme berjalan,” jelas Purbaya.
Langkah ini dipastikan tidak akan memicu hiperinflasi. Menurut Purbaya, dengan pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih di bawah potensi, suntikan stimulus ini justru akan mengakselerasi roda perekonomian. “Jadi kalau saya injek stimulus ke perekonomian, harusnya kalau ekonominya masih di 5%, masih jauh dari inflasi,” ungkapnya.
2. Analis Balik Arah 180 Derajat
Sentimen super positif ini membuat para analis ramai-ramai balik arah. Samuel Sekuritas, misalnya, secara dramatis merevisi rekomendasinya untuk saham BBTN dari sebelumnya sell menjadi buy dengan target harga baru yang jauh lebih tinggi, yaitu di Rp1.600.
Target baru ini menyiratkan adanya potensi keuntungan atau upside hingga 25% dari harga penutupan kemarin di Rp1.280. Revisi ini menunjukkan betapa besarnya dampak dari kombinasi antara stimulus pemerintah dan perbaikan fundamental internal perusahaan.
3. Amunisi Baru: KUR Perumahan dan Kenaikan Target
Selain dana dari pemerintah, BBTN juga memiliki amunisi internal. Analis Samuel Sekuritas, Brandon Boedhiman dan Prasetya Gunadi, menyoroti kenaikan target pertumbuhan kredit perusahaan untuk tahun ini menjadi 7–9%, didukung oleh program FLPP dan KUR Perumahan.
Program KUR Perumahan menjadi game changer baru yang akan melengkapi skema FLPP. Dengan program ini, BBTN diproyeksikan bisa membiayai 50 ribu hingga 100 ribu unit rumah baru pada tahun 2026, memperkuat posisinya sebagai raja KPR di Indonesia.
Katalis utama saham BBTN datang dari pemangkasan suku bunga acuan BI yang akan menurunkan biaya dana. "NIM diperkirakan tetap meningkat hingga akhir tahun," tulis riset Samuel Sekuritas.
4. Fondasi Kuat dari Kinerja Semester I
Optimisme analis ini juga didasari oleh fondasi kinerja keuangan yang sangat solid. Pada semester I-2025, BBTN berhasil membukukan laba bersih Rp1,7 triliun, tumbuh 13,6% secara tahunan, menunjukkan mesin bisnisnya berjalan sangat efisien.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh lonjakan Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang meroket 55,1%. "Kenaikan NIM ditopang yield aset yang naik 104 bps YoY, serta pertumbuhan kredit 6,8% YoY," tulis riset Samuel Sekuritas.

Ananda Astri Dianka
Editor
