Tren Pasar

Pasar Kripto Berdarah, Investor Melarikan Diri ke Saham Big Tech AS?

  • Pasar kripto tertekan dengan Bitcoin (BTC) anjlok 11,27% dalam sebulan terakhir. Sebaliknya, saham teknologi AS seperti Apple (AAPL) dan Google (GOOG) justru menguat solid di atas 10%.
<p>Ilustrasi perdagangan saham di bursa Wall Street Amerika Serikat / Reuters</p>

Ilustrasi perdagangan saham di bursa Wall Street Amerika Serikat / Reuters

(Istimewa)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Pasar aset digital kembali berada dalam tekanan selama beberapa bulan terakhir. Aset seperti Bitcoin dan Ethereum bergerak turun akibat sentimen global, mulai dari kebijakan suku bunga tinggi di AS hingga ketidakpastian ekonomi makro yang berkepanjangan.

Di tengah volatilitas pasar crypto, saham-saham Amerika Serikat (US Stocks) justru menawarkan peluang menarik. Data pasar menunjukkan adanya pergeseran, di mana investor kini mengalihkan sebagian aset ke saham unggulan di Wall Street untuk menjaga keseimbangan portofolio.

Kondisi ini menjadi pengingat penting bagi investor bahwa diversifikasi aset adalah kunci utama. Pergerakan kontras antara crypto dan saham teknologi AS menunjukkan perbedaan respons investor terhadap dua kelas aset digital dan teknologi.

1. Rapor Merah Pasar Crypto

Berdasarkan data platform investasi Pluang per 17 November 2025, kinerja crypto dalam satu bulan terakhir menunjukkan tekanan jual yang kuat. Harga Bitcoin (BTC) tercatat telah turun 11,27% dalam satu bulan terakhir.

Koreksi lebih dalam dialami oleh Ethereum (ETH). Aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua ini tercatat anjlok 17,86% dalam periode 30 hari terakhir, seiring investor yang beralih dari aset berisiko tinggi.

2. Ketahanan Saham 'Big Tech' AS

Sebaliknya, saham-saham teknologi besar (Big Tech) di AS masih menunjukkan daya tahan yang kuat. Saham Apple (AAPL) justru mengalami kenaikan sebesar 10% dalam satu bulan terakhir, menunjukkan sentimen positif di pasar ekuitas AS.

Penguatan juga terjadi pada saham Google (GOOG) yang menguat 13,22% pada periode yang sama. Sementara itu, saham Amazon (AMZN) juga mencatatkan pertumbuhan solid sebesar 6,64% dalam 30 hari terakhir.

3. Prospek Jangka Panjang Saham AI

Meskipun tidak semua saham teknologi naik, saham di sektor Artificial Intelligence (AI) menunjukkan stabilitas. Saham Nvidia (NVDA) dan Microsoft (MSFT) relatif stabil dengan pergerakan +1% dan -0,75% dalam sebulan terakhir.

Analis menilai pelemahan tipis ini bersifat jangka pendek. Kedua perusahaan dinilai masih memiliki prospek jangka panjang yang solid, didukung oleh dominasi mereka di sektor kecerdasan buatan (AI) dan cloud computing (Azure).

4. Pentingnya Diversifikasi Aset

Bagi investor, kondisi pasar yang menurun di crypto bisa menjadi momen untuk mengevaluasi strategi. Pergerakan yang kontras ini menyoroti pentingnya diversifikasi untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan portofolio.

Mengalihkan sebagian aset ke saham AS dapat membuka peluang eksposur ke perusahaan global yang inovatif. Investor dapat menikmati pertumbuhan ekonomi digital dunia tanpa harus bergantung sepenuhnya pada volatilitas tinggi di pasar crypto.

5. Akses Investasi Multi-Aset

Jika dulu investasi saham luar negeri terasa rumit, platform investasi digital di Indonesia kini mempermudah akses. Platform seperti Pluang memungkinkan pengguna memiliki berbagai saham AS (NVDA, AAPL, MSFT) dan aset cryptodalam satu aplikasi.

Kemudahan ini memungkinkan investor untuk mengatur strategi diversifikasi portofolio secara real-time. Investor dapat berpindah dari aset crypto ke saham AS dengan cepat, merespons data terbaru tanpa birokrasi yang rumit.

Tags: googleAS