Membongkar Resep Sukses DSSA dan CUAN Tembus Indeks Elite MSCI
- DSSA dan CUAN resmi masuk MSCI Global Standard Index per hari Rabu, 27 Agustus 2025, membuka peluang derasnya dana asing. Transformasi agresif dan diversifikasi jadi resep sukses keduanya.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Peta saham elite di Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi berubah hari ini. Dua emiten konglomerat raksasa, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), secara efektif per hari ini, Rabu, 27 Agustus 2025, resmi menjadi anggota baru di indeks paling bergengsi, MSCI Global Standard Index.
Status naik kelas ini bukan sekadar soal gengsi. Ini adalah stempel persetujuan dari panggung global yang akan menempatkan kedua emiten ini dalam radar utama para manajer investasi internasional, membuka gerbang bagi potensi aliran dana asing yang sangat masif.
Lantas, apa sebenarnya resep rahasia di balik keberhasilan DSSA dan CUAN menembus seleksi ketat ini, dan bagaimana prospeknya menurut para analis? Mari kita bedah tuntas.
1. Resep Sukses DSSA: Transformasi Agresif ke Infrastruktur Digital
Keberhasilan DSSA masuk ke dalam indeks elite ini didorong oleh transformasi bisnisnya yang sangat agresif. Emiten Grup Sinar Mas ini kini tidak lagi hanya dipandang sebagai perusahaan batu bara, melainkan sebagai raksasa infrastruktur digital yang paling terintegrasi di Indonesia.
Analis Sucor Sekuritas, Cheryl Jennifer Wang dan Paulus Jimmy, melihat DSSA sebagai proksi untuk eksposur infrastruktur digital. "Kami memandang DSSA sebagai proksi untuk salah satu eksposur infrastruktur digital terbesar di Indonesia," tulis mereka dalam riset dikutip pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Kekuatan DSSA terletak pada kendalinya atas aset-aset vital, mulai dari jaringan fiber-to-the-home (FTTH) dengan 6,8 juta home pass, pusat data berkapasitas 40 MW, hingga kepemilikan di dompet elektronik DANA dan platform streamingVidio.
2. Resep Sukses CUAN: Diversifikasi Agresif di Sektor Tambang
Sementara itu, resep sukses CUAN datang dari strategi diversifikasi bisnis tambangnya yang sangat agresif. Emiten besutan Prajogo Pangestu ini tidak hanya bergantung pada batu bara, tetapi juga merambah ke mineral lain melalui anak usahanya.
Kunci utamanya adalah PT Petrosea Tbk (PTRO), yang juga berhasil masuk ke MSCI Small Cap Index. PTRO secara aktif menambah kontrak-kontrak baru bernilai jumbo, termasuk kontrak jasa tambang nikel dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai US$1 miliar.
Selain nikel, PTRO juga melakukan diversifikasi ke proyek emas di Papua Nugini. Strategi ekspansi ke berbagai mineral inilah yang menjadi narasi pertumbuhan utama yang membuat CUAN begitu menarik di mata para penyusun indeks global.
3. Efek MSCI: Potensi Banjir Dana Asing Pasif
Masuknya kedua saham ini ke dalam indeks MSCI secara langsung akan memicu Efek MSCI. Ini adalah fenomena di mana dana-dana pasif (passive fund) global, seperti ETF, yang menggunakan MSCI sebagai acuan, secara otomatis wajib membeli saham DSSA dan CUAN.
Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, menilai hal ini berpotensi signifikan dalam menarik dana asing. “Saham yang masuk ke MSCI Global Standard rata-rata mengalami kenaikan volume dan harga menjelang effective date, seiring dengan aksi front-running investor,” ujarnya.
4. Tantangan & Risiko yang Perlu Diwaspadai
Namun, di balik prospek yang cerah, kedua emiten ini tetap menghadapi tantangan. DSSA masih dibayangi oleh fluktuasi harga batu bara yang dapat menekan arus kas dari bisnis lamanya, serta adanya potensi keterlambatan dalam proyek-proyek ekspansi.
Sementara itu, CUAN juga menghadapi risiko pelemahan harga komoditas dan potensi kenaikan biaya operasional di tengah agenda ekspansi yang masif. Volatilitas di pasar komoditas akan tetap menjadi faktor risiko utama yang perlu dicermati oleh para investor.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, status baru DSSA dan CUAN sebagai anggota indeks MSCI membuka ruang bertumbuh yang lebih luas. Ini tidak hanya meningkatkan eksposur global, tetapi juga menambah likuiditas dan kepercayaan pasar terhadap kedua saham ini.
Meskipun begitu, investor perlu tetap bijak. Sentimen positif dari Efek MSCI seringkali bersifat jangka pendek. Pada akhirnya, pergerakan harga saham akan kembali ditentukan oleh realisasi dari fundamental dan kinerja bisnis masing-masing perusahaan.

Alvin Bagaskara
Editor
