Tren Ekbis

Maybank Luncurkan Privilege Banking dan Konsep Quiet Investing Jangka Panjang

  • Maybank menghadikan segmen privilege banking untuk memberikan kesempatan dan dukungan penuh terhadap para nasabah yang tertarik dalam dunia investasi. Dukungan ini hadir dengan konsep quiet investing yang mempermudah para nasabah ataupun investor dalam mengembangkan dunia investasi digital.
motion_photo_2298661836862940348.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID - Maybank menghadikan segmen privilege banking untuk memberikan kesempatan dan dukungan penuh terhadap para nasabah yang tertarik dalam dunia investasi. Dukungan ini hadir dengan konsep quiet investing yang mempermudah para nasabah ataupun investor dalam mengembangkan dunia investasi digital. 

Direktur Community Financial Service Maybank Indonesia Bianto Surodjo menegaskan bahwa “Segmen privilege banking ini sebetulnya banyak kalau di market. Mungkin orang biasa dengan segmen yang handle emerging influence customers atau dengan bahasa yang lebih umum biasanya kelas menengah atau middle class,” ungkapnya pada Rabu, 19 November 2025.

Ia menegaskan Indonesia adalah salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia dan situasi ekonominya sedang berprogres dalam jangka panjang, terutama bagi kalangan menengah yang masuk di dalam usia produktif. Program ini dilakukan untuk memberikan perhatian yang sangat besar kepada segmen privilege dengan menggandeng kaum menengah bersama segmen-segmen lainnya.

“Jadi kita mulai melihat bahwa kelompok ini adalah kelompok yang memiliki interest terhadap managing financials pribadinya itu cukup tinggi. Kita melihat ini adalah kelompok yang jika dibandingkan dengan yang masuk middle class 30 tahun lalu berbeda sekali. Mereka sangat terexposed dengan investasi misalnya, dapet dari internet, dapat dari IG, TikTok, Facebook, dan lain sebagainya,” ungkap Bianto.

Apa itu Quiet Investing?

Menurut Head of Wealth Management Maybank Indonesia Aliang Sumitro, quiet investing merupakan satu perencanaan investasi yang penuh dengan ketenangan, kedamaian maupun rasional. Ia juga menegaskan bahwa investasi ini bersifat jangka panjang. 

Dalam paparannya, Aliang menyatakan banyak investor yang melakukan investasi di antara fear and greed. "Jadi fear and greed itu maksudnya, tiba-tiba ketakutannya itu luar biasa ketika market sedang drop, atau mereka itu sangat berambisi ketika market sedang naik,” ujarnya. Sistem yang dibuat dari quiet investing ini adalah pengenalan segmen privilege agar para nasabah dapat melakukan investasi dengan penuh ketenangan.

Dalam quiet investing ini, Maybank memiliki pilar yang mampu memberikan keuntungan bagi para nasabah, yaitu:

1. Empowerment (Pemberdayaan)

Empowerment yang dimaksud dalam hal ini adalah penyediaan guidance oleh tim yang ada di personal financial advisor untuk kemudahan investasi melalui digital, baik dalam bentuk simpanan, pinjaman, investasi, dan asuransi.

2. Convenience (Kenyamanan)

Kenyamanan yang diberikan kepada nasabah akan menjadi privilege besar, terutama dalam melakukan transaksi secara digital. Nasabah akan mendapatkan banyak bantuan, masukan, dan referensi terkait transaksi maupun investasi secara mendalam.

3. Rewarding (Penghargaan)

Rewarding yang diberikan kepada nasabah, dilakukan melalui program dalam bentuk cashback, 3 point, maupun benefit-benefit lainnya untuk menjadi customer privilege di media Indonesia.

Untuk menyukseskan segmen privilege banking yang diiringi konsep quite banking tersebut, pihak Maybank memiliki tiga strategi, yakni:

  1. Pemberian customer experience secara nyaman dan memberikan solusi finansial yang humanizing.
  2. Membangun produk strategi yang available all mobile products. Produk strategi ini memudahkan para nasabah dalam melakukan segala jenis transaksi yang disediakan langsung oleh pihak Maybank.
  3. Digitalisasi yang memumpuni, salah satunya adalah mobile banking milik Maybank (M2U) premium, sehingga mudah diakses oleh para nasabah untuk melakukan transaksi ataupun berinvestasi.

Hadirnya segmen privilege banking yang dihadirkan oleh Maybank menjadi salah satu bukti bahwa perbankan di Indonesia terus mendukung perkembangan masyarakat, terutama dalam berinvestasi secara digital. Namun, penerapan dari program ini membutuhkan disiplin yang luar biasa untuk memberikan pemahaman kepada nasabah agar tidak perlu berinvestasi secara FOMO, serta fokus pada proses investasi jangka panjang.