Tren Inspirasi

Inovasi Bobibos: Riset Global Tunjukkan Jerami Potensial untuk Bioenergi

  • Kabupaten Subang melahirkan inovasi energi hijau bernama Bobibos, bahan bakar nabati dari jerami padi dengan angka oktan 98,1. Proyek ini berpotensi menggerakkan ekonomi desa, memperkuat ketahanan energi nasional, dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
bobi.jpg
Bobi Boss BBM Alternatif dari Jerami (media-cibubur.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Inovasi energi terbarukan di Indonesia hadir dari Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kali ini, jerami padi yang selama ini hanya dibakar atau dibiarkan menjadi limbah, kini diubah menjadi bahan bakar nabati bernama Bobibos, atau yang disingkat dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos.

Founder Bobibos M. Ikhlas Thamrin mengatakan pembuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) ini membutuhkan waktu riset yang panjang yaitu selama 10 tahun. “Kami ingin membuktikan bangsa ini mampu berdiri di atas kaki sendiri melalui ilmu pengetahuan. Setelah lebih dari 10 tahun riset mandiri, akhirnya kami menghadirkan bahan bakar yang murah, aman, dan beremisi rendah,” ujar Ikhlas di Bogor belum lama ini.

Melansir dari Bapenda Jabar, Kamis, 13 November 2025, Bobibos merupakan Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dihasilkan dari jerami. Konsep ini bertujuan agar petani memiliki keuntungan sebanyak dua kali saat hasil panen melimpah, dan saat limbahnya jerami dikonversi menjadi uang.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sudah mencoba dan berhasil mengolah jerami tersebut menggunakan mesin traktor diesel. Menurut laporan, mesin ini mampu menunjukkan tarikan lebih ringan, suara lebih halus, dan emisi yang lebih bersih. Pengujian laboratorium resmi dari Lemigas mengonfirmasi bahwa Bobibos memiliki angka oktan sekitar 98,1, dan menandakan kualitas yang sangat tinggi. 

Dari satu hektar sawah diperkirakan dapat menghasilkan hingga 3.000 liter Bobibos, dan jika diaplikasikan di lahan 1.000 hektar akan menghasilkan jutaan liter bahan bakar per musim panen. Hal ini yang menjadi daya tarik, sekaligus dijadikan sebagai peluang bisnis yang menguntungkan.

Bionergi Residu Pertanian

Di ranah global, konsep bahan bakar dari jerami sejalan dengan tren bioenergi residu pertanian yang semakin mendapat perhatian. Riset Organisasi seperti International Renewable Energy Agency (IRENA) menunjukkan residu pertanian seperti jerami gandum (oat) dapat digunakan sebagai bahan bakar padat atau dicampur dengan batubara untuk pemanasan komersial di Eropa. 

Melansir dari Frontiers, Kamis, 13 November 2025, para peneliti di China melakukan studi “Techno-economic and environmental evaluation of the production of biodiesel from rice-straw in China”. 

Mereka memanfaatkan jerami padi (rice straw) sebagai bahan baku biodiesel dan menunjukkan bahwa jerami tersebut adalah salah satu sumber biomassa terbesar yang limbahnya selama ini belum diolah. 

Di Australia, penelitian “Feasibility of biofuel production from crop stubble/straw in Australia: challenges and opportunities” menganalisis bagaimana limbah pertanian seperti jerami dan stubble (sisa tanaman pasca panen) dapat dijadikan bahan bakar atau bio­energi, serta mempertimbangkan faktor teknis, logistik dan investasi yang terkait.

Di Eropa (Uni Eropa), riset “EU’s bioethanol potential from wheat straw and maize stover and the environmental footprint of residue-based bioethanol” memperlihatkan potensi jerami gandum dan sisa jagung (maize stover) untuk bioetanol serta catatan jejak lingkungan dari pemanfaatan residu pertanian

Secara global, dalam publikasi “World crop residues production and implications of its use as a biofuel”, diperkirakan bahwa residu pertanian (termasuk jerami) yang tersedia di dunia sangat besar  dan jika dimanfaatkan secara optimal bisa menjadi alternatif bahan bakar yang signifikan.

Namun, tantangan besar tetaplah ada. Skala produksi komersial Bobibos harus dibangun dengan investasi yang signifikan. Selain itu, penggunaan teknologi pada mesin kendaraan darat dan industri harus dipastikan stabil, serta diperlukan regulasi insentif agar bahan bakar nabati limbah pertanian ini dapat bersaing di pasar. 

Jika prosesnya diolah secara sukses, Bobibos dapat menjadi katalis bagi ekonomi pertanian yang berbasis nilai tambah, menggerakkan ekonomi pedesaan, serta memperkuat ketahanan energi nasional dari bawah. Inovasi ini menunjukkan bahwa limbah yang selama ini dianggap tak bernilai, mampu menjadi komoditas energi masa depan.

Bobibos membuka peluang strategis untuk pengembangan industri pengolahan limbah pertanian, pembangunan fasilitas pemurnian bahan bakar nabati, hingga distribusi di tingkat desa. 

Kecilnya ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan meningkatnya nilai tambah dari jerami, menjadikan proyek ini sebagai bagian dari upaya diversifikasi energi nasional.