Dari Nvidia ke Apple: Ini Daftar Perusahaan Bervaluasi Puluhan Ribu Triliun
- Valuasi Nvidia melonjak hingga Rp81.750 triliun dan menempatkannya di jajaran elit perusahaan teknologi dunia. Simak daftar rival yang berada di level valuasi yang sama.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Raksasa chip asal Amerika Serikat, Nvidia Corp, resmi mencatatkan sejarah sebagai perusahaan pertama di dunia yang mencapai kapitalisasi pasar US$5 triliun atau sekitar Rp81.750 triliun (kurs Rp16.350/US$).
Pencapaian luar biasa ini mempertegas posisi Nvidia sebagai tulang punggung revolusi kecerdasan buatan (AI) global dan menjadikan CEO-nya, Jensen Huang, sebagai ikon baru Silicon Valley.
Nilai pasar Nvidia melesat berkat reli saham spektakuler sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022. Dalam kurun waktu tiga tahun, saham perusahaan naik 12 kali lipat, mendorong indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Lonjakan ke level US$ 5 triliun terjadi hanya tiga bulan setelah menembus US$ 4 triliun (sekitar Rp 65.400 triliun), sebuah percepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah korporasi modern.
Sebagai perbandingan, kapitalisasi pasar Nvidia kini melampaui total nilai seluruh aset kripto global dan setara dengan setengah nilai indeks Stoxx 600 Eropa, yang mewakili lebih dari 600 perusahaan besar di benua tersebut.
Dominasi Nvidia dalam industri AI semakin kokoh berkat chip H100 dan arsitektur Blackwell yang menjadi otak di balik hampir semua model AI besar di dunia, mulai dari ChatGPT buatan OpenAI hingga xAI milik Elon Musk.
Analis Morningstar menyebut keunggulan teknologi Nvidia “hampir mustahil disaingi dalam lima tahun ke depan,” meski sejumlah pesaing seperti AMD dan Intel berupaya mengembangkan chip sejenis.
Perusahaan juga mengumumkan pesanan chip AI senilai US$500 miliar (Rp 8.175 triliun) dan rencana membangun tujuh superkomputer nasional untuk pemerintah AS. Langkah ini menegaskan posisi Nvidia sebagai pemain kunci dalam arsitektur komputasi masa depan.

Nvidia di Tengah Geopolitik
Pencapaian Nvidia tidak lepas dari dinamika geopolitik global. Presiden Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping dijadwalkan bertemu bulan depan untuk membahas chip Blackwell Nvidia, yang menjadi simbol dari perang teknologi AS–Tiongkok.
Washington selama ini berupaya membatasi ekspor chip canggih ke China, dan Nvidia berada tepat di pusat kebijakan tersebut. Meski demikian, CEO Jensen Huang menyatakan dukungannya terhadap prinsip “America First”, tetapi mengingatkan bahwa “memutus akses China bisa memperlambat kemajuan AI global,” mengingat hampir separuh pengembang AI dunia berbasis di sana.
Pencapaian luar biasa Nvidia turut mengangkat kekayaan pribadi Jensen Huang, yang kini mencapai US$177,3 miliar atau sekitar Rp 2.901 triliun, menjadikannya orang terkaya kedelapan di dunia menurut Forbes Real-Time Billionaires Index.
Lahir di Taiwan dan pindah ke Amerika Serikat pada usia 9 tahun, Huang mendirikan Nvidia pada 1993 bersama dua rekannya dengan visi menghadirkan “komputer grafis untuk semua orang”. Kini, visinya berkembang menjadi menciptakan infrastruktur komputasi untuk AI global.
Meski euforia tinggi, sejumlah analis memperingatkan bahwa valuasi Nvidia bisa terlalu mahal (overvalued). CEO Tuttle Capital Management, Matthew Tuttle, menyebut reli sektor AI saat ini “sangat bergantung pada segelintir pemain besar.”
Dominasi Nvidia yang begitu besar juga menarik perhatian regulator di AS, Eropa, dan Asia. Mereka khawatir Nvidia dapat menciptakan monopoli chip AI kelas atas, menghambat inovasi dari pemain kecil.
Lembaga riset TECHnalysis Research mencatat, Nvidia kini aktif membangun hubungan politik di Washington untuk memperoleh dukungan pemerintah AS dalam menghadapi potensi regulasi antimonopoli, sekaligus mempertahankan posisinya di tengah tensi geopolitik yang meningkat.
Dengan nilai pasar US$ 5 triliun (Rp 81.750 triliun), Nvidia kini berada di liga tersendiri melampaui Apple, Microsoft, dan Saudi Aramco dalam hal kecepatan pertumbuhan kapitalisasi.
Bagi pasar global, Nvidia bukan sekadar perusahaan teknologi, melainkan simbol perubahan arah ekonomi dunia menuju era komputasi berbasis kecerdasan buatan.
NVDIA vs Perusahaan Lain
Dilansir laman Majalah Forbes, Kamis, 30 Oktober 2025, berikut daftar perusahaan teknologi dengan nilai pasar (market cap) terbesar di dunia, setelah Nvidia mencetak sejarah sebagai perusahaan pertama yang menembus nilai US$5 triliun,
Nvidia
- Nilai Pasar: US$5,06 triliun (Rp83.000 triliun)
- Keterangan: Resmi menjadi perusahaan pertama di dunia yang menembus US$5 triliun pada 29 Oktober 2025.
- Faktor Pendorong: Permintaan chip AI global, proyek superkomputer pemerintah AS, serta investasi US$1 miliar dalam pengembangan teknologi 6G bersama Nokia.
Microsoft
- Nilai Pasar: Sekitar US$4 triliun (Rp66.176 triliun)
- Keterangan: Menguat berkat kerja sama strategis dengan OpenAI dan peningkatan bisnis cloud computing (Azure).
Apple
- Nilai Pasar: Sekitar US$3,9 triliun (Rp64.522 triliun)
- Keterangan: Sempat mencapai US$4 triliun, ditopang oleh penjualan iPhone 17 Ultra dan ekspansi ekosistem Vision Pro.
Alphabet (Google)
- Nilai Pasar: Sekitar US$3,2 triliun (Rp52.941 triliun)
- Keterangan: Terus tumbuh berkat inovasi Gemini AI dan dominasi iklan digital global.
Amazon
- Nilai Pasar: Sekitar US$2,4 triliun (Rp39.706 triliun)
- Keterangan: Didukung oleh pertumbuhan AWS (Amazon Web Services) dan ekspansi ke sektor logistik berbasis AI.
Meta (Facebook)
- Nilai Pasar: Sekitar US$1,8 triliun (Rp29.779 triliun)
- Keterangan: Fokus pada metaverse dan realitas campuran (mixed reality), meski masih menghadapi tekanan dari regulasi privasi.

Ananda Astri Dianka
Editor
