Asing Buang Saham Bank, Rotasi ke ANTM dan TOBA: Prospeknya?
- BBCA dan BMRI dilepas asing, ANTM dan TOBA jadi incaran. Bagaimana prospek sektor energi dan tambang ke depan?

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Pasar saham Indonesia menyajikan sebuah paradoks yang sangat tajam pada perdagangan kemarin, Kamis, 18 September 2025. Di satu sisi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat pesta pora dan mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masanya di level 8.068.
Namun di sisi lain, investor asing justru tercatat melakukan aksi buang barang atau jual bersih (net sell) senilai Rp358,31 miliar. Aksi jual ini terutama menghantam saham-saham perbankan raksasa, yang ironisnya menjadi pilar utama di bursa.
Fenomena IHSG yang mencetak rekor namun di saat yang sama ditinggal pergi oleh asing tentu memicu pertanyaan besar. Lantas, ada apa sebenarnya di balik anomali ini dan bagaimana prospeknya ke depan? Mari kita bedah tuntas.
1. Paradoks di Lantai Bursa: Rekor Baru di Tengah Aksi Jual
Meskipun ditutup melemah tipis -0,21% ke level 8.008, IHSG pada perdagangan intraday kemarin sempat menyentuh level tertinggi barunya di 8.068. Euforia ini terjadi setelah bank sentral AS, The Fed, akhirnya memangkas suku bunga acuannya.
Namun, euforia ini dimanfaatkan oleh sebagian investor untuk melakukan aksi ambil untung. Analis Phintraco Sekuritas menilai, pelemahan IHSG di akhir sesi adalah imbas dari aksi sell on news yang sudah diantisipasi oleh pasar sebelumnya.
Sinyal profit taking ini menjadi semakin jelas karena indeks telah mencapai level tertinggi baru. Aksi ambil untung ini membuat pasar berbalik arah, meskipun sentimen dari pemangkasan suku bunga The Fed sebenarnya sangat positif untuk pasar.
2. Korban Utama: Saham Perbankan Ramai-ramai Dibuang Asing
Korban utama dari aksi jual asing kemarin adalah saham-saham perbankan big caps. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak dilepas dengan nilai net sell fantastis mencapai Rp839,03 miliar, menjadi pemberat utama IHSG.
Tidak hanya BBCA, dua bank BUMN besar lainnya juga ikut dibuang. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan net sell sebesar Rp248,67 miliar, sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga dilepas senilai Rp118,92 miliar.
Aksi jual serempak di sektor perbankan ini menjadi penyebab utama mengapa sektor keuangan anjlok -0,84%. Saham-saham lain yang juga dilepas asing antara lain adalah BREN (Rp117,05 miliar) dan AMRT (Rp86,09 miliar).
3. Anak Emas Baru: Asing Justru Serok Saham Tambang dan Energi
Di saat saham perbankan sedang berdarah-darah, pesta pora justru terjadi di saham-saham berbasis komoditas dan energi. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) secara mengejutkan justru menjadi saham yang paling banyak diborong asing, dengan net buy Rp812,22 miliar.
Di belakangnya, ada PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang juga diserok asing senilai Rp248,83 miliar dan PT Petrosea Tbk (PTRO) sebesar Rp165,35 miliar. Aksi ini menunjukkan adanya rotasi sektor yang sangat jelas dari perbankan ke energi.
Saham tambang ANTM dan energi TOBA juga ikut masuk dalam daftar buruan utama investor asing. Ini adalah sinyal bahwa di tengah ketidakpastian, investor global melihat sektor komoditas sebagai 'pelabuhan aman' yang lebih prospektif.
4. Pandangan Analis Teknikal: Potensi Koreksi Jangka Pendek
Meskipun ada sinyal bullish dari indikator MACD yang membentuk golden cross, Phintraco Sekuritas melihat adanya potensi koreksi jangka pendek. Hal ini ditunjukkan oleh indikator Stochastic RSI yang masih berada di area pivot dan adanya sinyal distribusi.
Indikator teknikal lain juga memberikan sinyal waspada bagi para investor. "IHSG berada di upper band Bollinger bands, yang mengindikasikan ada potensi koreksi jangka pendek atau konsolidasi karena mendekati area overbought," tulis riset Phintraco.
Untuk perdagangan hari ini, Jumat, 19 September 2025, Phintraco memperkirakan IHSG akan cenderung bergerak sideways. "IHSG diperkirakan cenderung bergerak sideways pada kisaran 7.970-8.070 pada perdagangan hari ini," tulis Phintraco dalam risetnya.
5. Rekomendasi Saham Pilihan Hari Ini
Di tengah pasar yang sedang volatil dan rawan tekanan jual, Phintraco Sekuritas memberikan 'contekan' sejumlah saham yang dinilai menarik untuk dicermati. Saham-saham pilihan tersebut antara lain adalah PT Rukun Raharja Tbk (RAJA)dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Selain itu, ada juga saham PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) dari sektor energi yang dinilai masih prospektif. Ketiga saham ini dipilih karena momentum teknikalnya yang masih menunjukkan potensi penguatan lanjutan dalam jangka pendek.
Melengkapi daftar ini, ada juga duo emiten teknologi yang dinilai menarik untuk diperhatikan oleh para investor. Keduanya adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).

Alvin Bagaskara
Editor
