Nasional

Profil Rekosistem, Perusahaan Daur Ulang Sampah Peroleh Investasi Rp115 Miliar

  • Rekosistem menyediakan dua layanan utama. Pertama, Repickup Service, yaitu layanan penjemputan sampah langsung dari berbagai lokasi seperti rumah tangga, perkantoran, sekolah, hingga area komersial.
rekosistem.jpg

JAKARTA - Startup teknologi pengelolaan sampah, Rekosistem, baru saja mengamankan pendanaan Seri A senilai US$7 juta atau sekitar Rp115 miliar.

Pendanaan ini dipimpin oleh Saratoga Investama Sedaya dan K3 Ventures, serta didukung sejumlah investor lainnya seperti AppWorks, Skystar Capital, Bali Investment Club (BIC), Orvel Ventures, dan Michael Sampoerna Office.

Pendanaan tersebut akan digunakan untuk memperluas cakupan layanan, mengembangkan teknologi berbasis machine learning dan otomatisasi, serta memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah seperti Reko Waste Station, Reko Hub, dan jaringan Reko Mitra.  Selain itu, Rekosistem menargetkan pengolahan lebih dari 70% jenis sampah serta ekspansi layanan ke luar Pulau Jawa.

Startup ini juga akan mengembangkan teknologi waste-to-materials, serta memperluas penerapan program Extended Producer Responsibility (EPR) bagi perusahaan dan brand besar, demi mendorong tanggung jawab terhadap sampah pasca-konsumsi.

Menurut CEO dan Co-founder Ernest Layman, pendanaan tersebut menjadi tonggak penting untuk mempercepat transisi menuju ekosistem nol limbah (zero waste ecosystem) di Indonesia. 

Dari UMKM Tumbuh Jadi Climate-Tech

Rekosistem resmi berdiri pada 2019, namun embrionya telah muncul sejak 2017 dalam bentuk UMKM Kahiji (Khazanah Hijau Indonesia) yang bergerak di bidang pengelolaan sampah. 

Dibangun oleh Ernest Layman dan Joshua Valentino, Rekosistem hadir dengan visi menjadikan sampah sebagai bagian dari solusi, bukan sekadar masalah.

Nama "Rekosistem" merupakan gabungan dari kata "Re" (reduce, reuse, recycle, replace, dsb) dan "ekosistem", mencerminkan semangat membangun lingkungan berkelanjutan melalui ekonomi sirkular.

Layanan Inklusif dan Digital

Rekosistem menyediakan dua layanan utama yang ditujukan untuk memudahkan masyarakat dalam mengelola sampah. Pertama, Repickup Service, yaitu layanan penjemputan sampah langsung dari berbagai lokasi seperti rumah tangga, perkantoran, sekolah, hingga area komersial. 

Kedua, Redrop Service, yakni layanan setor sampah secara mandiri ke Waste Station, stasiun daur ulang milik Rekosistem yang telah disediakan di sejumlah titik. 

Kedua layanan ini dirancang untuk mendorong kebiasaan memilah dan mendaur ulang sampah secara praktis dan bertanggung jawab.

Setiap pengguna layanan akan mendapatkan poin penghargaan berdasarkan jumlah dan jenis sampah yang disetorkan. Semua proses ini didukung oleh aplikasi digital berbasis web dan mobile, sehingga pengguna bisa memantau jejak sampah mereka secara transparan.

Dalam operasionalnya, Rekosistem telah bekerja sama dengan lebih dari 20 mitra angkut dan 100 pengepul individu, serta mendorong pemilahan sampah sederhana di tingkat rumah tangga (organik dan anorganik). 

Sampah yang dikumpulkan akan dipilah di fasilitas Reko Hub ke dalam lebih dari 50 kategori, kemudian dikirim ke mitra daur ulang sesuai jenisnya.

Dampak dan Capaian

Sejak resmi beroperasi, Rekosistem telah mengelola lebih dari 1.000 ton sampah untuk didaur ulang dan saat ini melayani lebih dari 90.000 rumah tangga serta 200 klien bisnis, termasuk perusahaan besar seperti Danone, Nestlé, P&G, L’Oréal, Toyota Astra Motor, Ciputra Development, dan Astra International.

Setiap bulan, Rekosistem memproses sekitar 4.500 ton sampah, dengan 3.500 ton di antaranya dikelola melalui jaringan 15 Reko Hub, 40 Waste Station, dan 600+ mitra daur ulang. 

Rekosistem juga mencatatkan pengurangan emisi karbon sebesar 75.000 metrik ton CO₂, berkontribusi signifikan terhadap upaya mitigasi perubahan iklim.

Hingga akhir 2024, perusahaan mencatat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 442%, dan menargetkan ekspansi ke lima kota besar lain di Indonesia setelah memperkuat operasional di Jakarta dan Surabaya.

Investor utama, Saratoga, menyebut Rekosistem sejalan dengan pilar investasi mereka di sektor ekonomi hijau dan energi terbarukan. 

Sementara K3 Ventures menilai startup ini unggul dalam mengelola rantai pasok sampah sekaligus menciptakan dampak lingkungan dan sosial (ESG) yang nyata.

Dengan pendekatan kolaboratif, teknologi inklusif, dan komitmen terhadap keberlanjutan, Rekosistem memperkuat perannya sebagai pionir pengelolaan sampah modern di Indonesia. 

Melalui inovasi dan ekspansi berkelanjutan, Rekosistem ingin menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari masyarakat Indonesia.