Hingga Juli 2021, Belanja Infrastruktur Kementerian PUPR Capai Rp53,16 Triliun
Hingga 4 Juli 2021, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru merealisasikan Rp53,16 triliun atau 38,01% dari total pagu anggaran Rp139,86 triliun. Hingga akhir 2021, PUPR menargetkan realisasi dapat mencapai Rp137,23 triliun (98,12%).

Reza Pahlevi
Author


Pembangunan infrastruktur jalan di Kalimantan Utara / Dok. Kementerian PUPR
(Istimewa)JAKARTA – Hingga 4 Juli 2021, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru merealisasikan Rp53,16 triliun atau 38,01% dari total pagu anggaran Rp139,86 triliun. Hingga akhir 2021, PUPR menargetkan realisasi dapat mencapai Rp137,23 triliun (98,12%).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengingatkan agar terus meningkatkan kualitas belanja APBN dengan memperhatikan tiga prinsip reformasi anggaran belanja, yakni ekonomis (spending less), efektif (spending well) tepat sasaran, dan efisien (spending wisely).
“Saya pastikan kegiatan kegiatan strategis di Kementerian PUPR tetap berjalan dalam rangka meningkatkan daya saing sekaligus menjadi stimulus bagi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dampak Pandemi COVID-19,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa, 6 Juli 2021.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Kementerian PUPR juga melakukan penajaman rencana penyerapan anggaran sebesar Rp11,14 triliun untuk kebutuhan penanganan bencana sebesar Rp2,19 triliun dan kebutuhan mendesak lainnya sebesar Rp8,95 triliun.
Untuk program padat karya tunai (PKT), Kementerian PUPR sudah merealisasikan Rp11,48 triliun atau 49,41% dari pagu Rp23,24 triliun. PKT sudah menyerap 746.342 orang atau 60,5% dari target 1,23 juta tenaga kerja.
“Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi,” jelas Basuki.
Program-program PKT yang sudah dikerjakan hingga pertengahan 2021 ini adalah pembangunan irigasi kecil, sanitasi, jalan produksi, dan rumah swadaya.
Basuki mengatakan program ini bertujuan untuk mendistribusikan dana hingga ke desa, menjaga daya beli masyarakat serta menyerap tenaga kerja. Ada 20 kegiatan yang diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Selain PKT, terdapat empat program lainnya seperti dukungan pengembangan pariwisata sebesar Rp3,67 triliun dengan progres 34,69%, ketahanan pangan Rp25,84 triliun dengan progres 48,18%, dukungan pengembangan KIT Batang Rp2,75 triliun dengan progres 13,71%, dan ICT sebesar Rp161 miliar dengan progres 27,76%.
