Trump Tunda Tarif Impor Kanada dan Meksiko, Pasar Saham Asia Menguat
- Pengumuman penundaan tarif ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham di kawasan Asia-Pasifik. Indeks utama mencatatkan penguatan sebagai respons terhadap stabilitas hubungan perdagangan internasional.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda penerapan tarif impor dari Kanada dan Meksiko selama 30 hari setelah kedua negara tersebut berkomitmen untuk menangani perdagangan fentanyl. Keputusan ini memberikan dampak positif terhadap pasar saham Asia-Pasifik yang langsung mengalami penguatan signifikan
Trump mengonfirmasi kesepakatan ini melalui platform Truth Social, menekankan penghentian perdagangan fentanyl adalah prioritas utama demi keamanan nasional AS. Sebelumnya, Trump berencana memberlakukan tarif 25% terhadap barang dari Meksiko dan Kanada, serta tarif 10% untuk impor dari China dan sumber daya energi dari Kanada.
Namun, setelah diskusi dengan para pemimpin Kanada dan Meksiko, ia mengumumkan penangguhan tarif selama 30 hari untuk mengevaluasi efektivitas langkah-langkah yang telah disepakati.
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, berjanji akan mengirimkan 10.000 tentara ke perbatasan utara guna menghentikan penyelundupan fentanyl, yang sebagian besar berasal dari negaranya.
- OJK Perketat Aturan Asuransi: Agen, Klaim, dan Digitalisasi Jadi Sorotan
- RUU BUMN Usulkan Modal Awal Danantara Rp1.000 Triliun, Ini 11 Perubahan Lainnya
- OJK Perketat Pengawasan Fintech: Investree dalam Sorotan, Dua Tersangka Diburu
"Percakapan yang baik dengan Presiden Trump, (dilakukan) dengan penuh rasa hormat terhadap hubungan dan kedaulatan kita," jelas Claudia dalam keterangan resminya di Mexico City, dikutip Selasa, 4 Februari 2024.
Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengambil langkah-langkah konkret dengan mengalokasikan dana sebesar US$1,3 miliar untuk memperkuat perbatasan menggunakan helikopter, teknologi canggih, dan personel tambahan.
"Saya baru saja melakukan panggilan telepon yang baik dengan Presiden Trump, tarif yang diusulkan akan dihentikan sementara setidaknya selama 30 hari sementara kita bekerja sama," terang Trudeau di akun resmi X miliknya.
Selain itu, Kanada berencana mengklasifikasikan kartel narkoba sebagai organisasi teroris dan memperketat aturan terkait pencucian uang.
- OJK Perketat Aturan Asuransi: Agen, Klaim, dan Digitalisasi Jadi Sorotan
- RUU BUMN Usulkan Modal Awal Danantara Rp1.000 Triliun, Ini 11 Perubahan Lainnya
- OJK Perketat Pengawasan Fintech: Investree dalam Sorotan, Dua Tersangka Diburu
Respons Pasar Saham Asia-Pasifik
Pengumuman penundaan tarif ini memberikan sentimen positif bagi pasar saham di kawasan Asia-Pasifik. Indeks utama mencatatkan penguatan sebagai respons terhadap stabilitas hubungan perdagangan internasional.
Beberapa bursa saham asia tercatat mengalami penguatan signifikan, diantaranya sebagai berikut,
Jepang: Indeks Nikkei 225 melonjak 1,64%, sementara Topix naik 1,37%.
Korea Selatan: Indeks Kospi menguat 1,26% dan Kosdaq mencatat kenaikan lebih tinggi sebesar 1,86%.
Australia: Indeks S&P/ASX 200 naik sebesar 0,65%.
Hong Kong: Indeks Hang Seng futures berada di level 20.495, lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di 20.217,26.
China: Bursa negara Tirai Bambu masih libur dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek.
Keputusan Trump untuk menunda tarif dipandang sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas perdagangan global dan hubungan diplomatik dengan negara-negara mitra utama.
Meski demikian, Trump menyatakan bahwa tarif hanya ditangguhkan sementara dan akan dievaluasi kembali setelah 30 hari, bergantung pada efektivitas kebijakan yang diimplementasikan oleh Kanada dan Meksiko.
Investor dan pelaku pasar kini menantikan perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan AS, khususnya terhadap China dan negara-negara lainnya. Jika ketegangan perdagangan dapat diredakan, maka tren positif di pasar saham global kemungkinan akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan.

Ananda Astridianka
Editor
