Sinyal Positif dari Negosiasi Perdamaian dengan Rusia, Ukraina Tetap Waspada
- Pembicaraan antara dua negara yang sedang bersitegang, Ukraina dan Rusia, di Istanbul pada hari Selasa, 29 Maret dilaporkan menunjukkan pertanda baik.

Fadel Surur
Author


ISTANBUL - Pembicaraan antara dua negara yang sedang bersitegang, Ukraina dan Rusia, di Istanbul pada hari Selasa, 29 Maret dilaporkan menunjukkan pertanda baik.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa ia menemui beberapa sinyal positif dalam kelanjutan konflik antara Ukraina dan Rusia yang telah berlangsung hampir satu bulan, seperti dikutip dari Business Standard pada 30 Maret 2022.
“Sinyal yang kami dapat dari negosiasi perdamaian dapat disebut positif,” lapor Presiden Zelenskyy dalam video yang diunggah ke kanal resminya di Telegram.
Negosiasi perdamaian antara delegasi Ukraina dan Rusia ini adalah yang kelima sejak dimulainya invasi.
- Pertalite Resmi Jadi BBM Penugasan Gantikan Premium, Ini Keuntungannya
- Harga Emas Antam Turun Lagi, Cek Daftarnya di Sini
- Kurs Dolar Hari Ini: Efek Perundingan Rusia dan Ukraina, Rupiah Dibuka Menguat
“Warga Ukraina telah mempelajari bahwa selama sekitar 34 hari sejak invasi, dan delapan tahun sejak perang di Donbass, yang bisa dipercaya hanyalah hasil yang konkret,” tambah Presiden Zelenskiyy.
Dalam negosiasi terbaru itu, Rusia berjanji akan mengurangi intensitas operasi militernya di kota-kota di Ukraina.
“Demi meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk negosiasi selanjutnya dan mencapai tujuan utama untuk menyetujui dan menandatangani kesepakatan, sebuah kesepakatan telah dibuat secara radikal, untuk mengurangi aktivitas militer di wilayah Kyiv dan Chernihiv,” ujar Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin kepada wartawan seperti dikutip dari Reuters.
Pentagon mengatakan bahwa Rusia memang telah memindahkan sebagian pasukannya dari Kyiv. Tetapi langkah itu dianggap sebagai reposisi dan bukan penarikan dari wilayah konflik.
Beberapa analis mengatakan bahwa janji yang dibuat Rusia itu hanya berlaku bagi wilayah di mana pasukannya telah kalah. Sementara itu, staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan janji Rusia hanyalah untuk mengelabui.
David Arakhamia, anggota delegasi Ukraina, mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan penandatanganan perjanjian internasional baru. Perjanjian itu akan menjamin keamanan untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
Negara Israel dan anggota NATO seperti Kanada, Polandia, dan Turki termasuk dalam negara yang akan memberikan jaminan keamanan.
Proposal yang diajukan Ukraina juga berisi kewajiban Rusia untuk tidak menentang bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa, kata pimpinan negosiator Rusia, Vladimir Medinsky.
Sebelumnya, Rusia berulang kali menentang rencana keanggotaan Ukraina dengan Uni Eropa, terutama NATO.

Rizky C. Septania
Editor
