RI Tak Masuk Agenda Kunjungan Xi Jinping di Asia Tenggara
- Presiden China, Xi Jinping, melewatkan Indonesia dalam lawatannya ke Asia Tenggara pekan depan. Xi Jinping berencana mengunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja untuk memperkuat hubungan, di tengah memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Chrisna Chanis Cara
Author


JAKARTA—Presiden China, Xi Jinping, melewatkan Indonesia dalam lawatannya ke Asia Tenggara pekan depan. Xi Jinping berencana mengunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja untuk memperkuat hubungan, di tengah memanasnya perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Xinhua, Jumat, 11 April 2025, Xi akan melawat ke Vietnam pada Senin-Selasa, 14-15 April 2025, kemudian dilanjutkan ke Kamboja dan Malaysia, pada Selasa-Jumat, 15-18 April 2025. Kunjungan ini cukup langka mengingat Xi tak pernah mengunjung Malaysia 12 tahun terakhir.
Ini juga kunjungan pertama Xi di Kamboja dalam Sembilan tahun. Sementara baru tahun dua tahun lalu Presiden China menyambangi Vietnam, tepatnya Desember 2023. Indonesia sendiri tak masuk dalam agenda kunjungan Xi Jinping ke Asia Tenggara. Padahal, China adalah negara pertama yang dikunjungi Prabowo Subianto usai dilantik menjadi Presiden RI, November 2024.
Kali terakir Xi berkunjung ke Indonesia pada forum KTT G20 di Bali, November 2022. Lawatan tersebut diyakini menjadi upaya strategis Negeri Tirai Bambu dalam merespons perang dagang. Diketahui, AS baru saja menjatuhkan tarif impor sebesar 145% pada barang China.
Teken 40 Perjanjian
Negara-negara Asia Tenggara yang menjadi tujuan kunjungan Xi seperti Kamboja, Malaysia, dan Vietnam, diketahui telah mendorong negosiasi dan mendapatkan penangguhan tarif. Hanya China yang tidak mendapatkan penangguhan. Sebagai informasi, Kamboja dijatuhi bea masuk sebesar 49%, Vietnam 46% dan Malaysia 24%.
Pejabat Vietnam membeberkan negaranya dan China diproyeksi menandatangani sekitar 40 perjanjian baru pada Senin, salah satunya soal pembangunan jalur kereta api. Vietnam diketahui mendekati China untuk meraih pendanaan dan teknologi demi pengembangan jalur keretanya.
Kementerian Pertahanan dan polisi Vietnam juga disebut bakal menjalin kerja sama dengan China. Namun belum jelas bentuk kerja sama tersebut. Vietnam sendiri tampak bermanuver licin untuk menekan dampak tarif impor yang dijatuhkan Presiden AS, Donald Trump.
Vietnam bahkan tak segan menghapus total tarif impor dari Amerika. “Baru saja melakukan panggilan telepon yang sangat produktif dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam yang memberi tahu saya bahwa Vietnam ingin memangkas tarif mereka hingga nol jika mereka mampu membuat kesepakatan dengan AS,” kata Trump akhir pekan lalu.
Baca Juga: Duel Raksasa Dunia, Perbandingan Ekonomi China vs Amerika
Dikutip dari Vietnam News Agency, Trump dan Lam juga membahas upaya memperkuat hubungan bilateral dan meningkatkan perdagangan. Lam mengatakan Vietnam akan terus mengimpor lebih banyak barang yang dibutuhkan dari Amerika.
Mereka juga siap mendorong kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan Amerika untuk memperluas investasi di Negara Naga Biru, julukan Vietnam. Sementara itu, Presiden Xi Jinping, menegaskan tidak aka nada pemenang dalam perang dagang. “Melawan dunia hanya akan menyebabkan isolasi diri,” ujar Xi di Beijing, Jumat.
Xi menyebut pembangunan China selama ini bergantung pada kemandirian dan kerja keras. Selama lebih dari 70 tahun, Xi menegaskan China tidak pernah bergantung pada pemberian orang lain dan tidak takut akan penindasan. “Terlepas dari bagaimana lingkungan eksternal berubah, China akan tetap percaya diri, fokus, dan berkonsentrasi pada pengelolaan urusannya sendiri dengan baik.”

Chrisna Chanis Cara
Editor
