COP26: 190 Negara dan Organisasi Sepakat Tinggalkan Batu Bara
- COP26: 190 Negara dan Organisasi Setuju Tinggalkan Batu BaraGLASGOW – Batubara adalahkontributor utama terhadap perubahan iklim. Inggris mengklaim 190 neg

Fadel Surur
Author


GLASGOW – Batubara adalah kontributor utama terhadap perubahan iklim. Inggris mengklaim 190 negara dan organisasi telah sepakat dan bersumpah untuk menghentikan penggunaan batubara. Tetapi, beberapa negara terbesar di dunia yang bergantung pada batubara, seperti Australia, India, China, dan Amerika Serikat tidak ikut dalam perjanjian itu.
Negara yang menandatangani perjanjian tersebut berkomitmen untuk menghentikan investasi pembangkit listrik tenaga batu bara di dalam dan luar negeri. Mereka juga sepakat untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2030 untuk negara-negara ekonomi utama, dan pada 2040 untuk negara-negara miskin.
“Akhir dari batu bara sudah di depan mata. “Dunia sedang bergerak ke arah yang benar, bersiap-siap untuk menghentikan penggunaan batu bara secara menyeluruh dan menyambut manfaat lingkungan dan ekonomis dari membangun masa depan yang didukung oleh energi bersih,” ujar Kwasi Kwarteng, Badan Urusan Bisnis dan Energi Inggris.
- Ekspansi ke Kalimantan, Insurtech Fuse Buka Cabang di Balikpapan
- Ketahui Gejala dan Penyebab dari Gagal Jantung pada Anak Muda
- Waskita Karya Siap Divestasi Seluruh Ruas Tol Senilai Rp54 Triliun hingga 2025
Lebih dari 40 negara telah menandatangani pernyataan tersebut. Polandia, Vietnam, dan Chile adalah bagian dari 18 negara yang sepakat untuk menghentikan dan tidak membangun atau berinvestasi pada pembangkit listrik tenaga batu bara baru untuk kali pertama.
Tetapi, menurut sekretaris bisnis bayangan Inggris, Ed Miliband, ada “kesenjangan yang mencolok” antara negara seperti China dan penghasil emisi besar lainnya, yang belum memiliki rencana untuk berkomitmen menghentikan peningkatan batu baru dalam negeri. Ia juga mencatat tidak ada penghapusan minyak dan gas secara bertahap.
Miliband mengatakan pemerintahan Inggris “telah melepaskan yang lainnya”. Walaupun progres dalam mengurangi penggunaan batu bara secara global sudah dijalankan, namun masih saja menghasilkan sekitar 37% dari listrik dunia pada 2019. Negara-negara seperti Afrika Selatan, Polandia, dan India akan membutuhkan investasi besar-besaran untuk membuat sektor energi mereka lebih bersih.
Juan Pablo Osornio, kepala delegasi Greenpeace pada COP26, mengatakan, “Secara keseluruhan pernyataan ini masih jauh dari ambisi yang dibutuhkan untuk bahan bakar fosil dalam dekade yang kritis ini.”
“Sekilas tampaknya memberikan negara-negara kelonggaran besar untuk memilih kapan penghentian akan dilakukan, terlepas dari sorotan yang ada,” tambahnya.

Rizky C. Septania
Editor
