Dunia

Alamak! Perusahaan Milik Crazy Rich Asia Disebut Menyimpang dan Banyak Utang

  • Dalam laporan tersebut, Hiddenburg menuduh Adani Group melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi.
Gautami Andani.jpg

BENGALURU - Saham Adani Group milik Crazy Rich  Asia, Gautam Adani terpantau merosot usai laporan Hindenburg Research. Dalam laporan tersebut, Hiddenburg menuduh Adani Group melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi.

Hindenburg Research merupakan perusahaan riset investasi asal Amerika Serikat yang fokus pada aktivis short-selling. Perusahaan ini kerap membuat laporan publik melalui situs webnya terkait penipuan dan penyimpangan sebuah perusahaan.

Lebih rinci, laporan tersebut menguliti bagaimana Grup Adani telah menggunakan entitas lepas pantai di suaka pajak lepas pantai seperti Mauritius dan Kepulauan Karibia.

Laporan tersebut menambahkan bahwa dana lepas pantai tertentu dan perusahaan cangkakng (shell company) yang terkait dengan Grup Adani memiliki saham di perusahaan yang terdaftar di Adani secara diam-diam.

Selain penyimpanga, Hidenburg juga mengatakan bahwa  perusahaan utama Adani yang terdaftar memiliki hutang besar yang telah menempatkan seluruh grup pada pijakan keuangan yang genting.

Laporan juga menegaskan bahwa saham di tujuh perusahaan yang terdaftar di Adani memiliki penurunan 85% secara fundamental karena apa yang disebutnya penilaian setinggi langit.

Mengutip Reuters, Kamis, 25 Januari 2023, tuduhan malpraktik perusahaan dirilis setelah Hidenburg melakukan penyelidikan selama dua tahun terhadap perusahaan taipan tersebut.

Pasca laporan milik Hidenburg dirilis, saham Adani Enterprises dan Adani Ports and Special Economic Zone turun masing-masing sebanyak 2,5% dan 5%.

Selain itu, saham produsen semen ACC dan Ambuja Cements yang diakuisisi oleh Adani baru-baru ini juga ikut anjlok.

Tuduhan tak berdasar

Menanggapi laporan yang beredar, Chief Financial Officer Adani Group, Jugeshinder Singh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan terkejut dengan laporan tersebut.

Singh bahkan menyebut laporan tersebut sebagai kombinasi berbahaya dari informasi yang salah selektif dan tuduhan yang tidak berdasar dan didiskreditkan.

"Grup selalu mematuhi semua undang-undang. Waktu publikasi laporan jelas mengkhianati niat kurang ajar, untuk merusak reputasi Grup Adani dengan tujuan utama merusak Penawaran Umum lanjutan yang akan datang dari Adani Enterprises," ujar Singh.

Sebagai informasi, laporan Hindenburg dirilis pada hari yang sama ketika penjualan saham utama dari Adani Enterprises, yang ditujukan untuk menarik jaringan investor dimulai.

Sebagaimana diketahui, aksi korporasi ini periode penting manuver bisnis Gautam Adani. Saat ini Adani tengah berusaha untuk meningkatkan profil internasionalnya dan secara agresif merambah bisnis baru, termasuk semen dan media di India, di mana dia terlihat menikmati hubungan dekat dengan Perdana Menteri Narendra Modi.

Rencana ekspansi kerajaan bisnis Adani disebut sangat selaras dengan pembangunan pemerintah dan tujuan ekonomi.

Sekilas mengenai Andani, berdasarkan Indeks Miliarder Bloomberg tahun lalu, kekayaan Adani meroket hingga melewati para konglomerat seperti Bill Gates dan Warren Buffett.

Saat ini, kekayaan Adani mencapai US$118,9 miliar versi Bloomberg dan menjadikannya orang terkaya keempat di dunia.