Infrastruktur

Kementerian PUPR Percepat Pembangunan Infrastruktur Kawasan Industri Terpadu Batang

  • Mnurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pembangunan kawasan industri ini menjadi pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas yang telah disediakan pemerintah.
<p>Kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur/ Jiipe.com</p>

Kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur/ Jiipe.com

(Istimewa)

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dilaporkan sedang mempercepat pembangunan infrastruktur untuk dukung Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah.

Melansir Antara, menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pembangunan kawasan industri ini menjadi pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas yang telah disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi, dan perumahan. Hal ini memudahkan para investor karena nantinya mereka hanya perlu membangun pabrik dan dapat langsung beroperasi.

Basuki menambahkan, pihak Kementerian PUPR telah secara terpadu membangun infrastruktur untuk mendukung percepatan PSN pengembangan KIT Batang. Dukungan infrastruktur tersebut bertujuan untuk mempermudah akses ke kawasan, mengelola Sumber Daya Air (SDA), menyediakan hunian untuk pekerja, serta mengolah sampah.

"Dalam proses pembangunan infrastruktur KIT Batang, Kementerian PUPR terus mengupayakan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal dan produk dalam negeri," ujar Basuki.

Untuk mendukung konektivitas, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga pada tahun 2020-2022 telah menyelesaikan pembangunan jalan kawasan dan akses menuju KIT Batang sepanjang 50,2 km dan 10 jembatan sepanjang 667 meter dengan total anggaran Rp1,82 triliun.

Selanjutnya, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah membangun drainase utama di KIT Batang untuk mengendalikan banjir di kawasan seluas 450 hektare. Proyek ini dimulai pada tahun 2021 dan dibiayai sekitar Rp46 miliar dari APBN. Selain itu, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) turut membangun penyediaan air baku dengan kapasitas tampung sekitar 1 juta m3 yang bersumber dari Sungai Urang.

Kementerian PUPR juga terlibat dalam upaya penyediaan air minum di KIT Batang dengan membangun Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah, Ditjen Cipta Karya. Proyek ini meliputi pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 285 liter/detik, reservoir sebesar 4.500 m3, jaringan perpipaan air minum, dan bangunan pendukung. Proyek SPAM dimulai pada 2021 dan diharapkan selesai pada 2023 dengan kontraktor PT Duta Rama-PT Gala Karya (KSO) dan dibiayai sekitar Rp166 miliar dari APBN. Progres pekerjaan pada Juni 2023 telah mencapai 86,7 persen.

Selain itu, dalam rangka mendukung pengolahan limbah domestik di KIT Batang, BPPW Jawa Tengah juga sedang membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 18.000 m3/hari. Proyek IPAL ini terintegrasi dengan limbah domestik dari tenant dan telah dilakukan pretreatment dengan teknologi pengolahan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Pembangunan IPAL dimulai pada Desember 2021 dan saat ini mencapai progres 80 persen, dengan dana sekitar Rp344 miliar dari APBN.

Dalam upaya pengelolaan sampah, BPPW Jawa Tengah juga membangun Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 140 ton/hari. Pembangunan hanggar dengan kapasitas pengolahan 35 ton/hari telah diselesaikan sebagai bagian dari kawasan Fase I seluas 450 hektar untuk mengolah sampah domestik dari tenant, rumah susun, dan lainnya. 

Kepala BPPW Jawa Tengah, Kuswara, menyatakan bahwa TPST akan mengolah sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik untuk didaur ulang.

“Pembangunan TPST ini sudah selesai, namun belum beroperasi karena belum ada aktivitas tenant di KIT Batang,” ujar Kuswara.