Fintech

5 Aset Kripto Ini Diprediksi Bearish pada Pekan Pertama Maret 2022

  • Pemulihan aset-aset kripto setelah beberapa hari berada di zona merah akibat ketegangan Rusia-Ukraina tidak menjamin tren bullish akan terus berlanjut.
man-551258_1920

Ilustrasi pasar kripto bearish / Pixabay

(Pixabay.com)

JAKARTA – Pemulihan aset-aset kripto setelah beberapa hari berada di zona merah akibat ketegangan Rusia-Ukraina tidak menjamin tren bullish akan terus berlanjut.   

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, kondisi pasar kripto saat ini tampaknya membuat para investor menyadari kemampuan adopsi aset kripto yang lebih luas. Bahkan, beberapa pelaku pasar meyakini bahwa Rusia akan mempercepat pengesahan aturan regulasi aset kripto. 

Meski demikian, Afid mengingatkan agar investor tetap waspada akan potensi bull trap karena ketegangan Rusia Ukraina masih memicu kondisi pasar yang tidak pasti. 

“Kemudian, masih ada sentimen lainnya dari isu kebijakan moneter The Fed soal suku bunga yang masih intense. Sebaiknya, investor tetap tenang dan tidak panik atau wait & see,” ujar Afid sebagaimana dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 2 Maret 2022.

Afid pun memaparkan lima aset kripto yang memberikan sinyal tren bearish di pekan pertama bulan Maret 2022 di tengah kondisi pasar yang sudah mulai memulih. 

1. UMA (UMA)

Universal Market Access (UMA) adalah protokol untuk pembuatan aset synthetic yang berbasis blockchain Ethereum. UMA memungkinkan para penggunanya untuk merancang serta membuat kontrak keuangan yang dijalankan dan ditegakkan sendiri di jaringan tersebut. 

Berdasarkan analisis teknikal, Afid memprediksi UMA akan menurun di bawah level support. Penurunan UMA diperkirakan bisa mencapai 13%. 

“UMA sudah dalam kondisi hampir 100% overbought sehingga investor disarankan untuk waspada karena harga sewaktu-waktu bisa menukik ke bawah alias turun,” tutur Afid.

Berdasarkan pantauan Coin Market Cap pada Rabu, 2 Maret 2022 pukul 18.00 WIB, saat ini UMA berada di peringkat ke-97 dengan kapitalisasi pasar US$552,2 juta atau setara dengan Rp7,9 triliun dalam asumsi kurs Rp14.350 perdollar AS dan berada di level harga US$8,44 (Rp121.114).

2. Bitcoin Standard Hashrate Token (BTCST)

BTCST adalah aset yang memperoleh nilainya dari sebagian hasil penambangan (mining) Bitcoin (BTC). Setiap BTCST saat ini mewakili 0,1 TH/detik daya penambangan Bitcoin. 

Afid mengatakan, pola BTCST saat ini memiliki kesamaan dengan UMA yang sudah mengalami overbought, yakni kondisi ketika harga kripto sudah mengalami kenaikan yang signifikan dan mencapai titik jenuh karena volume pembelian yang cukup besar. 

“Pada titik ini, arus beli semakin tipis dan harga BTCST sulit mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Kondisi overbought bukan berarti harganya akan anjlok drastis, tetapi akan ada sedikit koreksi, namun akan kembali turun sekitar 20%,” papar Afid.

Saat ini, BTCST menempati peringkat ke-197 dengan kapitalisasi pasar US$214,2 juta (Rp3,07 miliar) dan berada di level US$18,77 (Rp269.349).

3. Bitcoin UP (BTCUP)

Afid menjelaskan, sementara BTC masih belum sepenuhnya rebound dan masih berpotensi mengalami penurunan, BTCUP berpotensi untuk bearish berdasarkan pola pergerakan harga yang ditinjau melalui analisis teknikal.

“Pergerakan BTC sendiri belum sepenuhnya rebound dan masih berpotensi alami penurunan. Sejalan dengan itu, BTCUP juga punya peluang yang sama, apalagi sudah menunjukan pola reverse cup and handle. Grafiknya menunjukkan sinyal bearish yang mengindikasikan tren penurunan harga,” ujar Afid.

BTCUP saat ini berada di peringkat ke-2909 dan berada di level US$48,44 (Rp695.114). Sementara itu, data kapitalisasi pasar BTCUP tidak tercatat di Coin Market Cap. 

4. Waves (WAVES)

Waves adalah platform blockchain yang mendukung berbagai fitur, termasuk decentralized application (DApp) dan juga smart contract. Selain itu, WAVES juga dirancang untuk memudahkan pengguna dalam membuat dan meluncurkan token kripto sesuai yang diinginkan.

Tidak ada pemberitaan dan fitur terbaru yang dirilis Waves menjadi penyebab aset ini berpotensi untuk mengalami bearish. Ditinjau berdasarkan analisis teknikal, WAVES pun diprediksi dapat mengalami penurunan sekitar 13-16%. 

“WAVES juga sudah alami overbought. Investor sudah mulai jenuh dan pola reverse cup and handle sudah terbentuk sehingga tinggal menunggu koreksi sedikit, nilai WAVES kemungkinan akan terus turun,” terang Afid. 

Saat ini, WAVES berada di peringkat ke-52 dengan kapitalisasi pasar US$2,02 miliar (Rp29 triliun) dan berada di level US$18,88 (Rp270.928).

5. API3 (API3)

Afid mengatakan, API3 belum bisa keluar dari level support dan mengalami overbought sehingga mengindikasikan harganya akan sulit untuk bergerak naik lebih tinggi dalam jangka pendek. 

“API3 sudah overbought dengan kenaikan nilai yang tinggi sebelumnya, sehingga memungkinkan masuk fase bearish. Penurunan bisa sampai kisaran 15-17%,” kata Afid.

Peringkat API3 saat ini di posisi ke-165 dengan kapitalisasi pasar US$284,8 juta (Rp4,08 triliun) dan berada di level US$7,72 (Rp110.782).