Tren Global

Ulang Tahun ke-90, Siapa Sebenarnya Dalai Lama ke-14 dan Siapa Calon Penggantinya?

  • Saat berusia dua tahun, sekelompok petinggi Buddha mengenalinya sebagai reinkarnasi dari 13 Dalai Lama sebelumnya dan ia dinobatkan sebelum berusia empat tahun.
dalai lama.jpg

JAKARTA- Dalai Lama ke-14 menyampaikan pengumuman yang telah lama ditunggu-tunggu pada minggu ulang tahunnya yang ke-90.  Pemimpin spiritual Tibet yang diasingkan, Dalai Lama, telah mengonfirmasi bahwa ia akan memiliki pengganti. Pernyataan ini  menepis spekulasi mengenai apakah institusi yang telah berusia 600 tahun itu akan berakhir setelah ia meninggal.

Dalam pesan video yang ditunggu-tunggu oleh para pengikutnya, dia mengatakan hanya lembaga kepercayaan yang didirikannya yang dapat menunjuk penggantinya. “Tidak ada pihak lain yang berwenang mencampuri masalah ini". Menurut tradisi Tibet, Dalai Lama "bereinkarnasi" setelah meninggal.  

China mencaplok Tibet pada tahun 1950 dan Dalai Lama saat ini tinggal di pengasingan di India, sehingga suksesi menjadi isu yang sangat kontroversial. Beijing menolak pernyataan itu, dengan mengatakan penggantinya akan berasal dari dalam China dan harus disetujui oleh pemerintah. "Saya menegaskan bahwa institusi Dalai Lama akan terus berlanjut," kata pernyataan Dalai Lama .

Dharamshala menyelenggarakan perayaan ulang tahun Dalai Lama ke-90 yang dimulai pada hari Senin 30 Juni 2025. Hari ulang tahunnya menurut kalender lunar Tibet  dan akan berakhir pada tanggal 6 Juli, hari ulang tahun resminya. Perayaan tersebut akan dihadiri oleh lebih dari 7.000 tamu, termasuk sejumlah menteri India. Aktor Hollywood Richard Gere, yang telah lama menjadi pengikutnya, juga turut ambil bagian.

Di masa lalu, pemimpin spiritual Buddha Tibet peraih Nobel Perdamaian itu sempat bimbang antara meneruskan jabatan Dalai Lama atau tidak. Beberapa tahun lalu, ia mengatakan penggantinya mungkin seorang gadis, atau mungkin tidak akan ada pengganti sama sekali. Namun dalam beberapa tahun terakhir, ia juga mengatakan bahwa jika ada dukungan luas di kalangan warga Tibet di pengasingan untuk jabatan tersebut  maka dukungan tersebut akan terus berlanjut dan kantornya akan memilih penggantinya. Ia selalu bersikeras bahwa penggantinya harus lahir di luar China dan penegasan hal yang sama pada hari Rabu tidak diterima dengan baik oleh Beijing.

Siapakah Dalai Lama?

Pada bulan Maret 1959, saat pasukan Tiongkok menghancurkan upaya pemberontakan di Tibet, Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14, melarikan diri ke India. Saat itu seorang pemuda berusia pertengahan 20-an, masa depannya pasti tampak suram.

Dengan sedikit negara yang siap menanggapi tindakan China, dia menghadapi tugas yang sulit untuk melindungi warga Tibet dan tradisi mereka.

Namun, meskipun telah puluhan tahun hidup dalam pengasingan, jangkauannya telah meluas jauh melampaui komunitasnya. Ia bukan hanya pemimpin spiritual Tibet dan simbol hidup harapan mereka untuk merebut kembali tanah air mereka, tetapi juga ikon perdamaian global dan salah satu tokoh agama terkemuka di dunia.

Dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1989 atas konsistensinya dalam menentang penggunaan kekerasan dalam upayanya mencapai pemerintahan sendiri di Tibet. Beijing terus memandangnya sebagai separatis berbahaya, meskipun ia mengatakan tujuannya adalah otonomi Tibet, bukan kemerdekaan.

Pemimpin sejak Anak-Anak

Dalai Lama saat anak-anak

Dalai Lama ke-14 lahir pada tanggal 6 Juli 1935, di sebuah desa kecil di luar batas wilayah Tibet saat ini. Orang tuanya, yang menamainya Lhamo Dhondub, adalah petani dengan beberapa anak lain.

Saat berusia dua tahun, sekelompok petinggi Buddha mengenalinya sebagai reinkarnasi dari 13 Dalai Lama sebelumnya dan ia dinobatkan sebelum berusia empat tahun. Dia diberi nama biara Tenzin Gyatso.

Ia menempuh pendidikan di sebuah biara dan kemudian meraih Gelar Geshe Lharampa, gelar doktor filsafat Buddha. Namun pada tahun 1950, saat ia berusia 15 tahun, pasukan pemerintah Komunis Tiongkok yang baru berkuasa memasuki Tibet. Saat tentara berdatangan, Dalai Lama mengambil alih kekuasaan penuh sebagai kepala negara.

Pada bulan Mei 1951, Beijing menyusun perjanjian 17 poin yang melegitimasi penggabungan Tibet ke China.

Kemudian, pada tanggal 10 Maret 1959, seorang jenderal China mengundang Dalai Lama untuk menghadiri pertunjukan oleh kelompok tari. Namun, warga Tibet khawatir itu adalah jebakan yang ditujukan untuk menculik Dalai Lama, dan banyak yang mulai berkumpul di istananya untuk melindunginya.

Hal ini kemudian berubah menjadi protes terhadap kehadiran pasukan China di wilayah Tibet. Tentara Pembebasan Rakyat melancarkan tindakan keras yang brutal, dan ribuan orang dikabarkan tewas.

Beberapa hari kemudian, Dalai Lama meninggalkan istana. Sebuah keputusan yang menurutnya didasarkan pada perintah ilahi dari peramal pribadinya. Dia menyamar sebagai seorang prajurit dan menyelinap ke tengah kerumunan pada suatu malam.

Bersama rombongan, ia tiba di perbatasan India setelah perjalanan melelahkan selama 15 hari melintasi pegunungan Himalaya . Pemerintah India memberikan suaka, dan ia akhirnya menetap di Dharamshala di utara India, yang menjadi rumah bagi pemerintahan Tibet di pengasingan. Dalai Lama diikuti ke pengasingan oleh sekitar 80.000 orang Tibet, yang sebagian besar menetap di daerah yang sama.

Jalan Tengah

Di pengasingan, Dalai Lama memulai tugas untuk mencoba melestarikan budaya masyarakat Tibet dan mempublikasikan penderitaan mereka di panggung dunia. Ia memohon kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan membujuk Majelis Umum untuk mengadopsi resolusi pada tahun 1959, 1961, dan 1965 yang menyerukan perlindungan terhadap rakyat Tibet.

Dalai Lama telah menganjurkan "jalan tengah" untuk menyelesaikan status Tibet yakni  - pemerintahan sendiri yang sejati bagi Tibet di dalam wilayah China.

Pada tahun 1987, di tengah protes di Lhasa terhadap relokasi besar-besaran suku Han Tiongkok ke Tibet, Dalai Lama mengusulkan rencana lima poin, di mana ia menyerukan pembentukan Tibet sebagai zona damai.

Namun dia tidak beranjak dari pendiriannya tentang perlawanan damai dan pada tahun 1989 dia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Komite memuji kebijakan non-kekerasannya, yang disebutnya "semakin luar biasa jika dikaitkan dengan penderitaan yang dialami rakyat Tibet".

Selama beberapa dekade, ia telah bertemu dengan banyak pemimpin politik dan agama di seluruh dunia. Ia mengunjungi mendiang Paus Yohanes Paulus II pada beberapa kesempatan dan menulis buku bersama Uskup Agung Desmond Tutu. Selama perjalanannya, dia telah menarik dukungan dari para selebriti Hollywood seperti Richard Gere, Martin Scorsese, dan Lady Gaga.

Namun filosofi tanpa kekerasan yang membuat Dalai Lama mendapat pengakuan dari masyarakat internasional telah menjadi sumber frustrasi bagi sebagian warga Tibet yang meyakini dia terlalu lunak terhadap Beijing.

Pada tahun 2008 kelompok hak asasi manusia memperkirakan puluhan orang terbunuh ketika kerusuhan meletus di Lhasa akibat perlakuan pemerintah China terhadap warga Tibet.

Dalai Lama juga terkadang menjadi subjek kontroversi internasional, terutama pada tahun 2023 ketika sebuah video memperlihatkan dia menyuruh seorang anak untuk menghisap lidahnya. Kantornya mengatakan pemimpin spiritual itu sering menggoda orang dengan "cara yang menyenangkan", dan Dalai Lama meminta maaf atas insiden tersebut .

Kantornya juga meminta maaf pada tahun 2019 setelah ia mengatakan kepada BBC bahwa Dalai Lama perempuan di masa depan harus "menarik".

Pertanyaan tentang Suksesi

Secara historis, Dalai Lama bertindak sebagai pemimpin politik dan spiritual bagi warga Tibet. Namun pada bulan Maret 2011, Dalai Lama saat ini menyerahkan kewenangan politiknya kepada pemerintah yang dipilih secara demokratis di pengasingan.

Dalam beberapa tahun terakhir, seiring bertambahnya usia dan menghadapi masalah kesehatan ringan, muncul kekhawatiran mengenai masalah suksesi. Dan  sebagai perluasan akan menjadi  penyebab warga Tibet yang diasingkan ingin kembali merebut tanah air mereka.

Kekhawatiran ini tumbuh ketika Dalai Lama mengisyaratkan bahwa mungkin tidak akan ada penerus yang bereinkarnasi, dan bahwa keputusan ada di tangan rakyat Tibet.

Namun saat ia berusia 90 tahun, ia berhasil menjawab pertanyaan itu untuk selamanya. Dalam sebuah pernyataan, ia mengatakan bahwa setelah menerima banyak permintaan dan masukan, "lembaga Dalai Lama akan terus berlanjut".

Beberapa ahli menafsirkan kata-katanya sebagai sinyal kepada Beijing bahwa legitimasinya didasarkan pada persetujuan, berbeda dengan aneksasi China atas wilayah Tibet.

Ia juga mengatakan bahwa hanya kantornya yang memiliki kewenangan untuk mengakui reinkarnasi di masa mendatang dan bahwa "tidak ada pihak lain yang memiliki kewenangan seperti itu untuk ikut campur dalam masalah ini". Sebuah teguran yang jelas terhadap China yang bersikeras bahwa hanya merekalah yang memiliki hak bersuara dalam masalah suksesi. Namun siapa orang itu, masih belum diketahui.