Trump Mau Bangun Ballroom di Gedung Putih Senilai Rp3,2 Triliun
- Ballroom ini juga akan menjadi perubahan struktural pertama pada bangunan utama sejak penambahan Truman Balcony pada tahun 1948.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Gedung Putih akan segera memulai pembangunan ballroom baru senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,2 triliun (kurs Rp16.520), yang ditargetkan selesai sebelum masa jabatan Donald Trump berakhir pada awal 2029.
Pada Kamis, 31 Juli 2025, Gedung Putih mengumumkan bahwa proyek pembangunan akan dimulai pada bulan September. Proyek ini berpotensi menjadi renovasi terbesar sejak Harry Truman menyelesaikan pembaruan menyeluruh pada tahun 1952.
Dilansir dari The Guardian, Gedung Putih sendiri pertama kali selesai dibangun pada tahun 1800 dan sempat dibangun ulang sebagian setelah dibakar oleh pasukan Inggris dalam Perang tahun 1812.
Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengungkapkan, ballroom ini akan memiliki luas sekitar 8.300 meter persegi dan mampu menampung hingga 650 orang.
Proyek ini menjadi perubahan terbaru yang dilakukan terhadap Gedung Putih, yang dikenal sebagai “rumah rakyat” sejak Trump dari Partai Republik kembali menjabat pada Januari lalu. Ballroom ini juga akan menjadi perubahan struktural pertama pada bangunan utama sejak penambahan Truman Balcony pada tahun 1948.
Saat ini, Gedung Putih tidak memiliki ruang yang cukup untuk menggelar acara besar, karena Ruang Timur (East Room) hanya mampu menampung sekitar 200 tamu.
Dalam wawancara telepon dengan NBC News, Trump menyoroti keterbatasan tersebut dan menyebut untuk menggelar acara besar, para tamu harus dipindahkan ke tenda-tenda yang didirikan di halaman selatan Gedung Putih.
“Kalau hujan atau salju, itu jadi bencana,” kata Trump, seraya menambahkan bahwa tenda-tenda tersebut berdiri cukup jauh, “sekitar satu lapangan sepak bola dari Gedung Putih.” Menurut Trump, ballroom baru ini sudah lama dibutuhkan.
“Saya sedang melakukan banyak perbaikan,” kata Trump kepada NBC. “Saya akan membangun sebuah ballroom yang indah. Ballroom ini sudah diinginkan selama bertahun-tahun.”
Menurut situs resmi Gedung Putih, juru bicara Karoline Leavitt menyampaikan dana untuk pembangunan ini akan berasal dari Trump sendiri serta sejumlah “donatur patriotik.” Karena itu, Trump menyebut proyek ini sebagai “hadiahnya untuk negara.”
Perusahaan arsitektur McCrery Architects telah ditunjuk untuk merancang bangunan tersebut, dengan Clark Construction sebagai kontraktor utama, dan AECOM yang bertanggung jawab atas aspek rekayasa.
Ballroom ini nantinya akan dibangun secara terpisah dari bangunan utama Gedung Putih dan akan menggantikan sayap timur (East Wing) yang ada saat ini.
Proyek ini sangat sesuai dengan latar belakang Trump sebagai taipan properti, dan ia telah melangkah lebih jauh dari tradisi presiden sebelumnya yang biasanya hanya melakukan dekorasi ulang.
Jika perubahan-perubahan sebelumnya seperti mengaspal sebagian area Rose Garden atau menambahkan ornamen emas di Gedung Putih masih bisa dibatalkan dengan mudah, ballroom baru ini akan menjadi peninggalan permanen yang tetap ada jauh setelah Trump meninggalkan jabatannya.
Desain ballroom yang diperkenalkan oleh pemerintah AS menunjukkan bangunan tersebut akan didominasi warna putih, dilengkapi dengan kolom tiang dan fasad yang menyerupai arsitektur utama Gedung Putih. Ballroom ini direncanakan menggantikan East Wing, yang selama ini berfungsi sebagai kantor Ibu Negara Amerika Serikat.
Trump sendiri telah lama mengungkapkan keinginannya untuk membangun ballroom di kompleks Gedung Putih, dengan desain yang terinspirasi dari berbagai propertinya, khususnya Mar-a-Lago, resort mewah miliknya yang terletak di Florida.
“Saya ahli dalam membangun, dan kita akan membangunnya dengan cepat dan tepat waktu. Itu akan indah,” kata Trump, yang mantan pengembang real-estate ternama AS ini, saat berbicara kepada wartawan setempat.
Ia menegaskan ciri khas dan gaya arsitektur asli bangunan akan tetap dipertahankan.

Distika Safara Setianda
Editor
