Tren Global

The Fed Mau Turunin Suku Bunga, Terus Apa Dampaknya Buat Kita di Indonesia?

  • Bukan cuma buat investor, keputusan The Fed soal suku bunga bisa berpengaruh ke ekonomi, nilai tukar, bahkan masa depan keuangan anak muda. Simak penjelahannya di sini!
<p>Wisma BNI 46 menjadi simbol gedung-gedung pencakar langit di Jakarta / Shutterstock</p>

Wisma BNI 46 menjadi simbol gedung-gedung pencakar langit di Jakarta / Shutterstock

(Istimewa)

JAKARTA - Wacana penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), kembali menjadi sorotan pasar keuangan global. Meski peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat masih kecil, para pelaku pasar di Indonesia mulai bersiap menghadapi potensi pelonggaran kebijakan moneter AS pada paruh kedua tahun 2025.

Salah satu dampak paling nyata dari penurunan suku bunga The Fed adalah potensi meningkatnya arus modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan menurunnya imbal hasil aset keuangan di AS, investor global akan mencari alternatif dengan hasil lebih tinggi di pasar negara berkembang.

“Dalam konteks global, penurunan suku bunga AS cenderung meningkatkan likuiditas dan mendorong pergeseran portofolio investor. Ini bisa membuka ruang penguatan rupiah dan menciptakan peluang baru bagi pelaku pasar di Indonesia,” jelas Analis Keuangan Finex, Brahmantya dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 13 Juni 2025.

Pengaruh terhadap Rupiah dan Instrumen Investasi Domestik

Kebijakan moneter yang lebih longgar di AS juga berpotensi memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Menurut Brahmantya, hal ini terjadi karena aliran modal masuk akan meningkatkan permintaan terhadap rupiah. Di sisi lain, daya tarik obligasi dan instrumen investasi domestik pun ikut menguat, memberikan peluang positif bagi pasar modal Indonesia.

Meski peluang penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) tanggal 18 Juni 2025 dinilai masih kecil, pasar sudah mulai mengantisipasi adanya pelonggaran kebijakan pada semester kedua tahun ini.

Di tengah tekanan politik dari tokoh seperti Donald Trump yang mendesak penurunan suku bunga besar-besaran, Ketua The Fed Jerome Powell tetap berhati-hati. Powell menegaskan bahwa setiap keputusan akan bergantung pada data ekonomi, khususnya inflasi dan ketenagakerjaan.

Penurunan suku bunga tidak hanya berdampak pada mata uang, tetapi juga pada berbagai instrumen keuangan lainnya. Indeks saham global seperti NASDAQ dan S&P 500, harga komoditas, serta nilai tukar pasangan mata uang utama seperti EUR/USD, AUD/USD, dan GBP/USD, biasanya mengalami volatilitas tinggi dalam merespons perubahan kebijakan The Fed.

Mengapa Suku Bunga The Fed Sangat Berpengaruh ke Indonesia?

Pengaruh besar The Fed terhadap Indonesia tak lepas dari posisi dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia. Sebagian besar perdagangan internasional, utang luar negeri, dan investasi global menggunakan dolar sebagai acuan. 

Oleh karena itu, perubahan suku bunga acuan The Fed secara langsung memengaruhi likuiditas global dan sentimen pasar terhadap negara-negara berkembang.

Indonesia, sebagai negara dengan ketergantungan tinggi terhadap investasi asing dan pembiayaan luar negeri, sangat sensitif terhadap perubahan ini. 

Pengetatan kebijakan moneter di AS cenderung menyebabkan capital outflow dan pelemahan rupiah. Sebaliknya, pelonggaran kebijakan memberi ruang bagi stabilitas ekonomi domestik dan potensi pertumbuhan pasar modal.

“Memahami keseluruhan konteks makroekonomi sangat penting agar investor dan trader dapat mengambil keputusan rasional, bukan sekadar bereaksi emosional terhadap gejolak sesaat di pasar global,” tambah Brahmantya.

Data Ekonomi sebagai Panduan Investor

Brahmantya juga mengingatkan pentingnya mencermati berbagai indikator ekonomi global, seperti indeks harga konsumen (CPI), indeks harga produsen (PPI), data ketenagakerjaan (non-farm payroll/NFP), tingkat pengangguran, penjualan ritel, indeks manufaktur, hingga pertumbuhan PDB. 

Data-data ini menjadi landasan The Fed dalam menentukan arah suku bunga dan menjadi acuan penting bagi investor dalam mengambil keputusan.

Di tengah dinamika global seperti ini, edukasi ekonomi menjadi sangat krusial. Menurut Brahmantya, pelaku pasar harus memahami dampak luas dari kebijakan suku bunga, agar tidak bereaksi secara emosional terhadap gejolak pasar.

Penurunan suku bunga The Fed bukan hanya isu moneter global, tapi juga memiliki implikasi langsung terhadap ekonomi nasional, investasi, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam dunia yang saling terhubung, keputusan yang diambil di Washington bisa berdampak signifikan hingga ke Jakarta.