Syarat Memilih Hewan Kurban agar Sah Sesuai Syariat Islam
- Untuk memastikan ibadah ini sah dan bernilai pahala, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi dalam memilih hewan kurban. Tidak sekadar besar dan mahal, hewan kurban harus memenuhi ketentuan syariat Islam secara detail.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA - Menjelang Hari Raya Iduladha, umat Islam di seluruh dunia bersiap melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah SWT.
Namun, untuk memastikan ibadah ini sah dan bernilai pahala, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi dalam memilih hewan kurban. Tidak sekadar besar dan mahal, hewan kurban harus memenuhi ketentuan syariat Islam secara detail. Berikut panduan naratif tentang lima hal penting yang perlu diperhatikan.
1. Pastikan Hewan Termasuk Hewan Ternak
Langkah pertama dalam memilih hewan kurban adalah memastikan jenis hewan yang dipilih tergolong hewan ternak yang halal menurut ajaran Islam. Tidak semua hewan layak dijadikan kurban. Hanya hewan seperti unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba yang sah untuk disembelih sebagai hewan kurban.
Hewan-hewan ini telah disebutkan secara eksplisit dalam syariat dan telah menjadi praktik para sahabat Rasulullah SAW sejak dahulu. Sementara itu, hewan lain seperti ayam, kelinci, atau hewan liar, meskipun halal dikonsumsi, tidak memenuhi syarat sebagai hewan kurban. Oleh karena itu, memastikan jenis hewan ini adalah langkah awal yang tak boleh dilewatkan.
2. Cek Umur Hewan Kurban
Usia hewan kurban merupakan syarat penting yang menentukan sah tidaknya penyembelihan menurut ketentuan fiqih. Setiap jenis hewan memiliki batas usia minimal agar layak dijadikan kurban, yaitu kambing dan domba harus berusia minimal satu tahun, sapi dan kerbau minimal dua tahun, serta unta minimal lima tahun.
Usia ini menunjukkan kematangan fisik hewan dan menjadi standar yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Cara mengecek usia bisa dilakukan dengan melihat catatan kelahiran dari peternak atau lebih praktisnya, melalui pemeriksaan gigi.
Hewan yang telah “poel”, atau berganti gigi susu ke gigi tetap, biasanya menandakan bahwa usia minimal telah tercapai. Bila ragu, jangan segan bertanya kepada penjual atau petugas pemeriksa hewan kurban.
- Picu Polemik dan Ancam Banyak Sektor, Ternyata PP 28/2024 Minim Koordinasi Antarkementerian
- AI Percepat Digitalisasi, Papua Tunjukkan Lompatan Besar dalam Daya Saing Digital
- Suzuki Fronx Mulai Diproduksi Massal di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya
3. Hewan Tidak Cacat dan Sehat
Kesehatan hewan kurban adalah syarat mutlak. Rasulullah SAW menegaskan bahwa hewan yang buta, pincang, sakit parah, atau sangat kurus tidak sah untuk dijadikan kurban. Karena itu, penting untuk memperhatikan kondisi fisik hewan secara menyeluruh.
Ciri-ciri hewan yang sehat antara lain aktif bergerak, nafsu makan baik, bulu tampak mengilap, serta cuping hidungnya basah (bukan karena flu). Tak kalah penting, mintalah Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang biasanya dikeluarkan oleh Dinas Peternakan atau dokter hewan. Surat ini menjadi bukti formal bahwa hewan dalam kondisi sehat dan layak dikurbankan.
4. Pilih Hewan yang Tidak Kurus
Kriteria berikutnya adalah memastikan hewan tidak dalam kondisi kurus. Hewan yang sangat kurus menunjukkan kondisi kurang gizi atau pemulihan dari sakit, dan hal ini bisa menjadi indikasi tidak layak sebagai hewan kurban. Sebaliknya, hewan yang gemuk, bertenaga, dan memiliki otot yang baik menunjukkan bahwa ia dirawat dengan baik serta sehat secara fisik.
Memilih hewan yang sehat dan gemuk tidak hanya menjamin sahnya kurban, tetapi juga memberikan manfaat lebih banyak bagi penerima daging kurban nantinya. Maka, penting untuk memilih hewan yang tampak lincah, kokoh, dan tidak lesu.
- Picu Polemik dan Ancam Banyak Sektor, Ternyata PP 28/2024 Minim Koordinasi Antarkementerian
- AI Percepat Digitalisasi, Papua Tunjukkan Lompatan Besar dalam Daya Saing Digital
- Suzuki Fronx Mulai Diproduksi Massal di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Harganya
5. Perhatikan Lokasi Pembelian
Terakhir, jangan abaikan tempat di mana Anda membeli hewan kurban. Lokasi penjualan atau peternakan sangat memengaruhi kualitas hewan. Hindarilah membeli hewan dari tempat-tempat yang berdekatan dengan sumber pencemaran, seperti tempat pembuangan sampah, saluran air kotor, atau lokasi dengan sanitasi buruk.
Pilihlah penjual yang menjaga kebersihan kandang dan memiliki reputasi baik dalam memelihara hewan. Selain menjamin kesehatan hewan, lokasi yang bersih juga cerminan dari profesionalisme peternak dalam menjalankan usahanya.
Dengan memahami dan menerapkan lima syarat di atas, umat Islam dapat memastikan bahwa hewan yang dikurbankan benar-benar memenuhi ketentuan syariat.
Ibadah kurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, melainkan tentang keikhlasan dan ketaatan terhadap perintah Allah SWT. Memilih hewan kurban dengan cermat adalah bagian dari menjaga kesucian ibadah itu sendiri.

Ananda Astridianka
Editor
