Stimulus Ganda Siap Angkat Saham BBRI, BBCA, BMRI, BBNI
- Badai stimulus ganda Rp200T dan pemangkasan BI Rate dorong reli saham bank BBRI, BMRI, BBNI, BBTN, hingga BBCA. Prospeknya masih bullish.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Hujan sentimen positif sempurna tengah menerpa saham-saham perbankan blue chip di Bursa Efek Indonesia. Kombinasi antara guyuran dana jumbo Rp200 triliun dari pemerintah dan vitamin pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia sontak membuat para analis ramai-ramai merekomendasikan "Beli".
Reli harga saham bank-bank BUMN atau Himbara dalam sepekan terakhir menjadi bukti nyata dari antusiasme pasar. Saham BBRI melesat 8,76%, BBNI terbang 8,54%, dan BBTN melonjak 9,02%, menunjukkan betapa kuatnya dampak dari badai stimulus ganda ini.
Di tengah euforia ini, para analis melihat adanya peluang cuan yang masih sangat besar. Lantas, seberapa besar potensi kenaikan yang diramal dan apa saja yang perlu diwaspadai? Mari kita bedah tuntas.
1. Badai Stimulus Ganda
Katalis paling kuat yang membakar semangat investor datang dari dua arah sekaligus. Pertama, pemerintah secara resmi mulai menyalurkan dana Rp200 triliun ke dalam sistem perbankan Himbara untuk memperkuat likuiditas dan mendorong penyaluran kredit ke sektor riil.
Kedua, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 4,75%. Kebijakan ini secara langsung akan menurunkan biaya dana (cost of fund) perbankan dan berpotensi mengerek naik margin keuntungan mereka.
Kombinasi antara stimulus fiskal dan pelonggaran moneter ini menciptakan sebuah badai sempurna. Sinergi kebijakan ini memberikan fondasi yang sangat kuat bagi prospek sektor perbankan di sisa tahun ini, yang disambut positif oleh pasar.
2. Dapur Analis: Kenapa Begitu Optimistis?
Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas, Harry Su, menilai suntikan dana pemerintah akan sangat signifikan. Menurutnya, ini berpotensi meningkatkan likuiditas dan menurunkan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) bank dari 93,5% menjadi 89,6%.
Senada, analis Maybank Sekuritas, Faid Asad, menambahkan bahwa bank Himbara akan menjadi yang pertama merasakan dampak positif ini. “Jika mereka tidak bisa sepenuhnya menyalurkan dana tersebut, mereka bisa menggunakannya untuk mengganti simpanan mahal, yang pada akhirnya akan memperbaiki margin,” jelasnya dikutip Kamis, 18 September 2025.
Keduanya sepakat bahwa prospek saham bank kini sangat menjanjikan. Likuiditas yang meningkat dan suku bunga acuan BI yang berada di fase menurun adalah kombinasi ideal yang akan menopang kinerja emiten-emiten perbankan ke depan.
3. Contekan Saham Pilihan Para Analis
Dengan prospek yang sangat cerah ini, Harry Su dari Samuel Sekuritas memberikan rekomendasi "Beli" untuk empat saham bank raksasa. Ia mematok target harga untuk BBCA di level Rp10.000, BMRI di Rp5.200, BBRI di Rp4.000, serta BBNI di Rp4.500 per saham.
Sementara itu, Faid Asad dari Maybank Sekuritas secara spesifik menjagokan BBRI. Ia merekomendasikan "Beli"saham ini dengan target harga yang lebih tinggi, yaitu di level Rp4.900 per saham, menunjukkan keyakinan pada potensi pertumbuhan bank ini.
Perbedaan target harga ini menunjukkan adanya sedikit variasi dalam metodologi valuasi para analis. Namun, kesamaan rekomendasi "Beli" dari berbagai sekuritas menjadi sinyal bullish yang sangat kuat bagi para pelaku pasar.
4. Sisi Lain Cerita: Risiko yang Tetap Mengintai
Namun, di balik optimisme ini, para analis tetap mengingatkan adanya risiko yang perlu diwaspadai. Harry Sumengingatkan, jika kredit disalurkan ke sektor yang berisiko, rasio kredit bermasalah (NPL) justru bisa meningkat dan menekan kualitas aset.
Faid Asad juga menambahkan, meskipun kebijakan ini sangat positif, ada satu faktor yang bisa menjadi bumerang. Ia mengingatkan bahwa sentimen investor asing masih sangat sensitif terhadap pergerakan nilai tukar Rupiah.
“Kalau ada pelemahan rupiah, asing cenderung melakukan aksi jual,” tukasnya. Ini adalah risiko jangka pendek yang tidak bisa diabaikan oleh para investor, terutama di tengah kondisi pasar global yang masih penuh dengan ketidakpastian.
5. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, badai stimulus ganda ini jelas merupakan sentimen super bullish yang sangat jarang terjadi. Ini adalah momen yang sangat tepat untuk kembali mengakumulasi saham-saham perbankan, terutama yang memiliki fundamental kuat dan teruji.
Meskipun ada risiko jangka pendek, prospek perbaikan kinerja di sisa tahun ini dinilai jauh lebih kuat. Harry Su bahkan lebih memilih BBCA sebagai jagoan utamanya, berkat kualitas aset yang superior dan tingkat profitabilitas (ROE) yang tertinggi.
Pada akhirnya, investor kini memiliki banyak pilihan saham bank berkualitas yang didukung oleh sentimen makro yang sangat positif. Kunci utamanya adalah menimbang antara potensi keuntungan yang besar dengan risiko-risiko yang tetap ada.

Alvin Bagaskara
Editor
