Sinyal Pemulihan BBRI: Laba Bulanan Pulih, Dividen Interim Menanti?
- Saham BBRI kembali anjlok di tengah investor asing terus melakukan jual bersih. Namun, janji dividen interim Desember 2025 dan sinyal pemulihan laba bulanan memberi harapan. Apakah ini peluang emas bagi investor kontrarian?

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tengah tertekan. Pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu, 1 Oktober 2025, harganya kembali anjlok 1,54% ke level Rp3.840. Pelemahan ini melanjutkan tren negatif di mana saham bank BUMN ini telah merosot 7,91% dalam sepekan terakhir.
Tekanan jual ini didominasi oleh investor asing yang tercatat melakukan jual bersih (net sell) hingga Rp360 miliarselama sepekan. Namun, di tengah sentimen pesimistis ini, para analis justru melihat adanya cahaya di ujung terowongan yang sangat terang: dividen interim.
Janji pembagian keuntungan di akhir tahun ini menjadi obat kuat yang dinilai akan menjadi katalis pemulihan. Lantas, seberapa besar peran dividen ini dan bagaimana investor harus menyikapinya? Mari kita bedah tuntas.
1. Obat Kuat Jangka Pendek: Kisi-kisi Dividen Interim
Obat kuat atau katalis utama yang kini menjadi pegangan para analis adalah agenda pembayaran dividen interim yang akan dibayarkan pada Desember 2025. Mandiri Sekuritas dalam risetnya secara spesifik menyoroti hal ini sebagai katalis jangka pendek yang paling signifikan bagi saham BBRI.
Bagi investor yang masuk di harga rendah saat ini, janji dividen interim ini menjadi bantalan atau jaring pengaman. Ini memberikan kepastian adanya imbal hasil tunai yang akan diterima di akhir tahun, terlepas dari volatilitas harga saham jangka pendek.
2. Sinyal Pemulihan di Kinerja Bulanan
Meskipun kinerja tahunannya masih tertekan, ada sinyal pemulihan dari sisi operasional. Laba bersih BRI pada bulan Agustus 2025 saja tercatat sebesar Rp4 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan 6% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-on-month).
Pertumbuhan bulanan ini adalah sinyal awal yang sangat krusial. Ini mengindikasikan bahwa mesin laba BRI sebenarnya sudah mulai pulih, memberikan fondasi yang lebih kuat bagi rencana pembagian dividen interim di akhir tahun.
3. Pandangan Para Analis: Kompak Rekomendasi Beli
Melihat adanya katalis dividen dan sinyal pemulihan, para analis pun kompak mempertahankan pandangan bullish mereka. Mandiri Sekuritas secara tegas mempertahankan rekomendasi "Beli" untuk saham BRI dengan target harga di Rp4.400.
Pandangan super optimistis bahkan datang dari CLSA Sekuritas. Mereka juga mempertahankan rekomendasi "Outperform" (setara Beli) dengan target harga yang lebih tinggi lagi, yaitu di level Rp4.750.
4. Apa Artinya Ini Bagi Investor?
Bagi investor, fenomena BBRI saat ini adalah sebuah peluang investasi kontrarian yang sangat menarik. Pasar sedang menghukum saham ini karena melihat data kinerja masa lalu (tahunan). Namun, para analis justru melihat ke depan.
Sinyal pemulihan laba bulanan, ditambah dengan katalis dividen interim dan rekomendasi beli dari para analis, menjadi resep yang sangat menarik. Ini bisa menjadi momentum emas bagi para investor jangka panjang untuk melakukan aksi beli saat harga turun.
5. Catatan Risiko yang Perlu Diwaspadai
Meskipun begitu, investor tetap perlu waspada. Stockbit Sekuritas dalam ulasannya menjelaskan, penurunan laba secara tahunan disebabkan oleh lemahnya pendapatan non-bunga dan kenaikan beban provisi. Selain itu, pertumbuhan kredit juga masih berada di bawah target.
Faktor-faktor inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi manajemen BRI. Keberhasilan mereka dalam mengatasi tantangan ini di sisa tahun 2025 akan menjadi penentu apakah sentimen positif dari dividen interim dapat berlanjut menjadi tren pemulihan jangka panjang.

Alvin Bagaskara
Editor
