Tren Pasar

Siap Akuisisi Blok Migas, Potensi Cuan Saham RAJA Tembus Rp7.000

  • Samuel Sekuritas menaikkan target harga saham RAJA sebesar 218% menjadi Rp7.000. Kenaikan fantastis ini didorong oleh rencana akuisisi blok migas bernilai tinggi dan sinergi strategis dengan Grup Prajogo Pangestu.
IMG_6164.jpeg
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) (Dok)

JAKARTA, TRENASIA.ID – PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) tengah dalam pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi saham di salah satu blok migas bernilai tinggi. Langkah ekspansif emiten milik Happy Hapsoro ini memicu revisi target harga saham yang signifikan oleh analis.

Samuel Sekuritas Indonesia menaikkan target harga saham RAJA menjadi Rp7.000 per saham. Kenaikan ini mencerminkan potensi keuntungan modal yang besar, didukung oleh strategi pertumbuhan anorganik dan sinergi bisnis yang kuat dengan grup konglomerasi lain.

Analis Samuel Sekuritas, Juan Harahap dan Fadhlan Banny, menilai langkah akuisisi dan ekspansi di segmen midstreamakan menjadi katalis utama pertumbuhan laba. Berikut adalah bedah tuntas strategi dan prospek saham RAJA ke depan.

1. Rencana Akuisisi Blok Migas 'High Value'

Manajemen RAJA mengungkapkan bahwa perusahaan kini dalam tahap pembicaraan lanjutan untuk mengakuisisi saham minoritas di salah satu blok migas bernilai tinggi. Transaksi strategis ini ditargetkan dapat rampung pada tahun 2025 mendatang.

Ekspansi hulu (upstream) migas itu sejalan dengan strategi jangka pendek hingga menengah RAJA. Perusahaan berencana mengambil porsi partisipasi di blok-blok PSC besar tanpa menjadi operator, sambil tetap mengelola langsung blok PSC berskala kecil.

"Dengan asumsi karakteristik serupa dengan Blok Jabung, kami memperkirakan tambahan laba bersih sekitar US$ 6 juta dari akuisisi potensial ini, yang akan memperkuat pertumbuhan RAJA pada 2026," jelas Juan dalam risetnya pada Rabu, 19 November 2025.

2. Sinergi Hapsoro dan Prajogo Pangestu

Selain hulu, RAJA juga memperkuat segmen midstream melalui akuisisi 49% saham di dua entitas Hafar Group pada Agustus 2025. Sisanya, sebesar 51% saham, dikuasai oleh PT Petrosea Tbk (PTRO) milik Prajogo Pangestu.

Langkah ini mempererat sinergi antara Hapsoro Group dan Grup Prajogo. Akuisisi ini diproyeksikan menambah potensi kenaikan laba bersih RAJA pada 2025 sebesar 12% dan pada 2026 sebesar 22% (sekitar US$12 juta).

3. Ekspansi Masif di Infrastruktur Gas

RAJA terus memperluas rantai nilai gas melalui berbagai proyek. Rencana ini meliputi akuisisi perusahaan perdagangan gas di Banten, penambahan aset pengiriman LNG, serta studi kelayakan untuk terminal LNG di Banten dan Kalimantan.

Selain itu, RAJA juga memiliki proyek pembangunan pipa BBM di Kalimantan Timur yang targetnya rampung kuartal IV-2027. Fasilitas kompresor di Sengkang juga dijadwalkan selesai pada kuartal IV-2025, yang akan memperkuat pendapatan berulang.

Inisiatif midstream tersebut diperkirakan menghasilkan tambahan pendapatan sekitar US$10-11 juta pada 2026. Hal ini akan memperkuat basis keuntungan jangka panjang dan mengukuhkan posisi RAJA sebagai perusahaan energi terintegrasi yang solid.

4. Proyeksi Pertumbuhan Laba yang Kuat

Dengan kontribusi dari akuisisi dan proyek-proyek baru tersebut, prospek keuangan RAJA dinilai sangat positif. Perusahaan berpotensi mencatatkan pertumbuhan laba periode 2025-2027 dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) yang kuat sebesar 23,3%.

Pertumbuhan ini didukung oleh diversifikasi pendapatan dari sektor hulu dan hilir migas. Model bisnis yang terintegrasi ini dinilai mampu memberikan stabilitas arus kas sekaligus peluang pertumbuhan yang agresif bagi para pemegang saham.

5. Valuasi Premium dan Target Harga

Melihat potensi tersebut, Samuel Sekuritas menaikkan target harga saham RAJA secara drastis menjadi Rp7.000, dari sebelumnya Rp2.200. Revisi ini mencerminkan kenaikan target harga sebesar 218% dari target sebelumnya.

Rekomendasi Buy dipertahankan dengan potensi kenaikan (upside) dari harga pasar saat ini mencapai 47,6%. Target harga baru ini mengimplikasikan valuasi EV/EBITDA 2026 sebesar 22,9 kali, yang mencerminkan valuasi premium dibanding rata-rata industri.