Tren Pasar

Saham WIFI dan DSSA Bergerak Berlawanan Arah Pasca Lelang Frekuensi 1,4 GHz

  • WIFI dan DSSA resmi memenangkan lelang frekuensi 1,4 GHz untuk pengembangan layanan FWA. Namun pasar bereaksi kontras. Inilah rincian hasil dan dampaknya bagi investor.
Gemini_Generated_Image_hlhg07hlhg07hlh.jpeg
Ilustrasi rigths issue WIFI dan TOWR (Dok/ Gemini AI Generated)

JAKARTA, TRENASIA.ID  – Pergerakan harga saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menunjukkan arah yang berbeda pasca pengumuman pemenang lelang spektrum frekuensi 1,4 GHz. Saham WIFI tercatat melemah, sementara saham DSSA justru menguat.

Sebagai informasi, WIFI dan DSSA, bersama dengan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), merupakan tiga peserta yang lolos seleksi administrasi untuk lelang tersebut. Lelang ini dinilai strategis karena akan menjadi penentu pengembangan layanan internet nirkabel (Fixed Wireless Access/FWA) di Indonesia.

Fenomena pergerakan harga yang kontras ini menyoroti bagaimana pasar merespons hasil lelang dan prospek masing-masing emiten ke depan. Berikut adalah rincian hasil lelang dan analisisnya.

Hasil Lelang Spektrum 1,4 GHz

Berdasarkan pengumuman resmi, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) melalui anak usahanya, PT Telemedia Komunikasi Pratama, berhasil memenangkan lelang untuk Region 1 (mencakup Pulau Jawa, Papua, dan Maluku) dengan nilai penawaran Rp403,76 miliar.

Sementara itu, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melalui anak usahanya, PT Eka Mas Republik, memenangkan lelang untuk dua region sekaligus. Kemenangan tersebut meliputi Region 2 (Pulau Sumatra dan Kepulauan Nusa Tenggara) dengan harga penawaran Rp300,88 miliar dan Region 3 (Pulau Sulawesi dan Kalimantan) senilai Rp100,88 miliar.

Reaksi Pasar Saham

Meskipun memenangkan region yang dinilai paling strategis, saham WIFI justru ditutup melemah 1,82% ke level Rp3.240 per saham. Pelemahan ini kemungkinan disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking), mengingat harga saham WIFI telah menguat signifikan sebesar 690,24% sejak awal tahun.

Sebaliknya, saham DSSA merespons positif hasil lelang dengan kenaikan harga 3,6% ke level Rp115.000 per saham. Penguatan ini melanjutkan tren positif di mana saham DSSA telah naik 210,81% sejak awal tahun.

Analisis Prospek WIFI

Analis Sucor Sekuritas, Niko Pandowo, sebelumnya menilai WIFI sebagai kandidat kuat karena kesiapan teknologi FWA yang eksklusif, hasil kerja sama dengan mitra global seperti Qualcomm, Huawei, dan Nokia. Kemenangan ini dipandang sebagai katalis penting bagi potensi pertumbuhan perusahaan.

“Kedua katalis tersebut [akuisisi LINK dan lelang spektrum] dapat menempatkan WIFI sebagai disruptor kuat, serupa dengan Jio Financial Services di India,” tutur Niko dalam risetnya.

Kemenangan di Region 1 akan memungkinkan WIFI untuk meluncurkan layanan FWA di wilayah padat penduduk, mengatasi keterbatasan infrastruktur, dan mempercepat ekspansi berskala besar sesuai dengan target bisnis perusahaan.

Analisis Prospek DSSA

Di sisi lain, penguatan saham DSSA didukung oleh posisinya yang sudah mapan di industri. Analis Samuel Sekuritas, Juan Harahap dan Jonathan Guyadi, menuturkan bahwa melalui ekspansi agresif, DSSA telah menjadi penyedia layanan broadband nomor dua di Indonesia.

Masuknya DSSA ke dalam indeks MSCI juga dinilai memberikan peningkatan likuiditas dan menarik minat investor asing. Samuel Sekuritas menetapkan rekomendasi speculative buy untuk DSSA dengan target harga Rp150.000 per saham.

“Kombinasi antara portofolio telco-tech yang berkembang pesat dan eksposur terhadap energi terbarukan menjadi landasan bagi pertumbuhan jangka panjang perusahaan,” tulis riset Samuel Sekuritas.

Implikasi bagi Investor

Bagi investor, perbedaan reaksi pasar ini menunjukkan dua narasi investasi yang berbeda. Koreksi pada saham WIFIdapat dilihat sebagai fenomena sell on news setelah ekspektasi tinggi yang terbangun sebelumnya, di mana kini fokus beralih ke fase eksekusi.

Sementara itu, penguatan pada saham DSSA mencerminkan validasi pasar terhadap strategi ekspansi konglomerat yang terus memperkuat posisinya di berbagai sektor. Hasil lelang ini akan menjadi penentu arah kompetisi di industri telekomunikasi Indonesia ke depan.