Tren Leisure

Rekomendasi Ruang Terbuka Hijau yang Jadi Tren Piknik Anak Muda di Jakarta

  • Tren piknik hijau kian diminati masyarakat perkotaan, khususnya generasi muda Jakarta. Ruang terbuka hijau tak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga mendorong gaya hidup ramah lingkungan dan rendah emisi.
images (25).jpeg
Ruang Terbuka Hijau (Wikipedia)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Tren piknik hijau atau eco-friendly traveling kian diminati masyarakat perkotaan, khususnya generasi muda. Di tengah kepadatan kota dan meningkatnya kesadaran lingkungan, konsep jalan-jalan ramah lingkungan menjadi alternatif rekreasi yang menyenangkan.

Piknik hijau merujuk pada aktivitas wisata sederhana yang menekankan prinsip keberlanjutan, mulai dari pemilihan lokasi, penggunaan perlengkapan, hingga cara berinteraksi dengan alam. 

Di Jakarta dan sekitarnya, sejumlah ruang terbuka hijau menjadi salah satu spot yang banyak didatangi oleh anak-anak muda untuk melakukan piknik ataupun melepas penat.

Kesadaran dan attitude warga terhadap lingkungan memengaruhi perilaku ramah lingkungan. Berdasarkan studi tentang “Perilaku Rumah Tangga Perkotaan di Indonesia: Faktor Pendorong Partisipasi dalam Gerakan Nol Sampah” yang dipublikasikan melalui arxiv.org, menunjukkan bahwa banyak warga kota memiliki perilaku ramah lingkungan yang dipengaruhi oleh pengetahuan, norma sosial, dan kontrol diri terhadap pengelolaan sampah. 

Studi ini merupakan salah satu indikator yang menunjukkan bahwa warga kota bersedia mengubah perilaku mereka dalam konteks gaya hidup hijau, termasuk pilihan destinasi dan aktivitas wisata.

Melansir dari Jakarta Property Institute, Jumat, 19 Desember 2025, ruang terbuka hijau (RTH) memiliki fungsi krusial sebagai penyedia oksigen kota. Selain itu, RTH juga memiliki fungsi tambahan yang penting bagi kesehatan masyarakat kota, yaitu sebagai sarana rekreasi, media belajar, dan peredam kebisingan kota.

Berikut Rekomendasi Ruang Terbuka Hijau di Jakarta:

1. Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK City Park)

Source: Traveloka

Hutan Kota GBK menjadi salah satu ruang hijau strategis di pusat Jakarta yang menerapkan fungsi ekologis dan sosial. Area ini dipenuhi pepohonan besar yang membantu menyerap polusi udara dari kawasan bisnis di sekitarnya.

Anak-anak muda kerap memanfaatkannya sebagai tempat piknik, membaca buku, atau makan bersama dengan konsep bring your own food tanpa kemasan sekali pakai. Lokasinya yang mudah diakses dengan transportasi umum, menjadi contoh ruang terbuka hijau yang mendukung gaya hidup rendah emisi di tengah kota.

2. Tebet Eco Park

Source: jakarta-tourism.go.id

Tebet Eco Park dirancang sebagai taman kota berbasis ekologi dengan konsep pengelolaan air, vegetasi, dan ruang publik yang terintegrasi. Taman ini memiliki area rumput terbuka, jalur pejalan kaki, serta zona edukasi lingkungan yang sering dimanfaatkan warga untuk piknik, maupun bersantai bersama keluarga.

Pengelola juga menerapkan aturan pembatasan sampah dan aktivitas, agar fungsi ekologis taman tetap terjaga. Keberadaan Tebet Eco Park mencerminkan upaya Jakarta menambah kualitas RTH, bukan sekadar luasan semata.

3. Urban Forest Cipete

Source: Traveloka

Urban Forest Cipete menawarkan pengalaman hutan kota skala kecil di tengah permukiman padat di Jakarta Selatan. Area ini menghadirkan suasana rindang dengan kanopi pepohonan alami yang membuat suhu sekitar lebih sejuk.

Masyarakat sekitar dan anak-anak muda memanfaatkan tempat tersebut untuk piknik sederhana, bekerja, hingga aktivitas komunitas berbasis lingkungan. Urban Forest Cipete menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau tidak harus memiliki lahan yang luas, tetapi dapat efektif mendukung kualitas hidup masyarakat.

Mengacu pada kajian Jakarta Smart City, luas ruang terbuka hijau di Jakarta saat ini masih berada di bawah target ideal 30% dari total wilayah kota. Oleh karena itu, optimalisasi taman kota dan hutan urban seperti Hutan Kota GBK, Tebet Eco Park, dan Urban Forest Cipete menjadi penting. Selain berfungsi sebagai paru-paru kota, ruang-ruang ini juga mendorong perubahan gaya hidup warga ke arah rekreasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Konsep piknik hijau menjadi salah satu aksi yang mendukung penggunaan transportasi rendah emisi. Bersepeda, berjalan kaki, atau memanfaatkan transportasi umum menjadi bagian dari pengalaman wisata berbasis ramah lingkungan dan menyehatkan jiwa raga. Selain lebih ramah lingkungan, cara ini membantu mengurangi kemacetan dan polusi udara, terutama di akhir pekan.

Piknik hijau menunjukkan bahwa rekreasi tidak selalu identik dengan perjalanan jauh dan konsumsi berlebih. Dengan perencanaan sederhana dan kesadaran kolektif, jalan-jalan akhir pekan dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.