Tren Ekbis

Prospek Green Jobs Mulai Dilirik, antara Gaya Hidup Sehat dan Ekonomi Berkelanjutan

  • Kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan mendorong munculnya gelombang green jobs di sektor pangan.
Green Newspaper.
Green Newspaper. (oneearth)

JAKARTA, TRENASIA.ID - Kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan ramah lingkungan mendorong munculnya gelombang green jobs di sektor pangan.

Tampaknya profesi ini bukan sekadar membuka lapangan kerja, tapi juga menjawab tantangan krisis iklim, ketahanan pangan, hingga ekonomi berkelanjutan.

Gen Z dan milenial tidak lagi menjadikan gaji dan jabatan sebagai satu-satunya tujuan hidup. Mereka juga memilih pekerjaan berdasarkan kejelasan nilai dan dampak sosial-lingkungannya.

Survei global Deloitte pada 2024 menunjukkan, 86% Gen Z dan 89% milenial menilai penting memiliki sense of purpose dalam pekerjaan. Bahkan, 50% Gen Z dan 43% milenial mengaku pernah menolak proyek karena tidak sejalan dengan nilai etika pribadi, termasuk terkait isu lingkungan dan inklusi.

Green Jobs Mulai Diperhitungkan

Istilah green jobs merujuk pada pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan, seperti sektor energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah, desain ramah lingkungan, hingga teknologi bersih.

Sayangnya, di Indonesia, green jobs masih kerap dimaknai sempit, bahkan disalahartikan sebagai bentuk aktivisme semata. Padahal, peluangnya terus berkembang seiring kebutuhan beralih ke energi bersih.

Teknisi dan insinyur panel surya kini sangat dibutuhkan, dari tingkat desa hingga kawasan industri. Di sektor teknologi, lahir profesi baru seperti analis emisi karbon dan pengembang aplikasi berbasis lingkungan.

Dari Pangan hingga Fesyen

Di sektor teknologi juga muncul profesi baru seperti analis emisi karbon dan pengembang aplikasi berbasis lingkungan. Data Coaction Indonesia menyebutkan bahwa investasi di energi terbarukan bisa menciptakan 70% lebih banyak lapangan kerja dibandingkan dengan sektor energi fosil.

Tak hanya lapangan kerja formal, green jobs juga bisa mencakup berbagai wirausaha ramah lingkungan. Contohnya adalah usaha bank sampah, yang sudah menjadi model kewirausahaan sosial di berbagai daerah.

Di sektor pangan, pertanian organik dan urban farming muncul sebagai bentuk usaha yang makin relevan. Contohnya adalah perusahaan Javara Indonesia, yang memberdayakan petani lokal untuk memproduksi bahan pangan organik tanpa bahan kimia berbahaya.

Produk-produk ini kemudian dipasarkan secara luas sampai ke mancanegara, membuktikan bahwa ramah lingkungan bisa sekaligus menguntungkan secara ekonomi.

Di industri kreatif, bisnis fesyen ramah lingkungan seperti Sejauh Mata Memandang membuktikan bahwa kesadaran terhadap limbah tekstil bisa melahirkan peluang usaha baru dengan penerimaan publik yang tinggi.

Dengan menggunakan bahan daur ulang dan pewarna alami, usaha ini menunjukkan bahwa nilai estetika dan keberlanjutan bisa berjalan beriringan serta menghasilkan cuan tentunya.

Sementara itu, di sektor pariwisata, desa wisata berbasis ekowisata seperti Nglanggeran Yogyakarta menjadi contoh sukses green job berbasis komunitas. Melalui pelestarian alam, budaya lokal, dan pelibatan warga, desa ini mampu menarik wisatawan tanpa merusak lingkungan sekitarnya.