Profil Bos HMNS yang Sumbang Dana Hampir Rp500 Juta untuk Korban Banjir Sumatra
- Baru-baru ini owner HMNS Rizky Arief memberikan bantuan Rp500 juta untuk korban banjir Aceh-Sumatra. Nama Rizky viral karena menjadi donatur terbanyak dalam gerakan donasi bagi korban banjir di Sumatra, yang digagas oleh pendiri Malaka Project Ferry Irwandi.

Distika Safara Setianda
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Bagi pecinta parfum pasti tak asing lagi dengan HMNS (dibaca humans). Apakah kamu salah satu pengguna brand tersebut? Baru-baru ini owner HMNS Rizky Arief memberikan bantuan Rp500 juta untuk korban banjir di Pulau Sumatra.
Nama Rizky viral karena menjadi donatur terbanyak dalam gerakan donasi bagi korban banjir di Sumatra, yang digagas oleh pendiri Malaka Project Ferry Irwandi.
“Dia ngasih Rp500 juta, ternyata temen gue sendiri, Rizky Alwi, CEO pemilik HMNS, anggota Malaka,” kata Ferry saat live penggalangan donasi.
Karena penasaran, Ferry menelpon Rizky secara langsung di hadapan penonton live streaming. Rasa ingin tahunya makin besar saat menyadari jumlah donasi tersebut bukan angka yang kecil untuk dikeluarkan dalam waktu singkat.
Rizky menjelaskan dana yang diberikan berasal dari alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang selama ini rutin disiapkan. Kali ini, jumlahnya jauh lebih besar dibanding pengeluaran rutin sebelumnya karena bencana yang terjadi dinilai berskala nasional.
“Tiap bulan tuh emang kita nyisihin dana CSR. Enggak segede ini emang. Cuman ini kita ngerasakan ini adalah bencana nasional ya,” jawabnya.
Selain faktor bencana berskala besar, langkah tersebut juga dilatarbelakangi oleh visi pribadi yang telah Rizky tanamkan sejak awal mendirikan HMNS. Misi itu mendorongnya untuk menciptakan dampak yang lebih luas, bukan hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia.
Lantas, siapa sebenarnya sosok CEO HMNS ini?
Lahir di Jakarta, 2 Oktober 1994, Rizky Arief Dwi Prakoso adalah pendiri sekaligus CEO dari brand parfum populer HMNS. Ia lulusan S1 Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2016 dengan IPK 3,54.
Meski menempuh pendidikan di bidang teknik, ia memilih jalan karier di dunia bisnis dan pemasaran. Keputusan tersebut diambil setelah ia melihat banyak senior di kampusnya mengalami pemutusan hubungan kerja di sektor tambang.
Sebelumnya, ia menampaki berkarier di bidang marketing sejak lulus S1. Ia pernah magang di sebuah brand sepatu lokal dan kemudian mengikuti program management trainee.
Alih-alih menekuni karier yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya, Rizky memilih untuk magang sebagai copywriter di brand sepatu lokal Brodo (PT Brodo Ganesha Indonesia). Ia menjalani masa magang selama dua bulan sebelum kemudian diangkat menjadi Creative Copywriter.
Pada Januari 2017, Rizky mengikuti program Management Trainee (MT) dan Content Marketing dari Brodo. Keputusan untuk menapaki jalur karier tersebut tidak mudah, karena pada saat yang sama ia juga menerima tawaran kerja sebagai geolog di PT Freeport Indonesia.
Saat itu, Rizky sempat meminta pendapat keluarga dan teman-teman terdekat. Dari semua yang ia ajak berdiskusi, hanya dua orang yang menyarankan agar ia memilih program MT di Brodo, yakni Amron Naibaho dan Karina Innandindya. Kini, keduanya masing-masing menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) dan Chief of Product HMNS.
Delapan bulan kemudian, ia diangkat menjadi CEO NAH Project pada 2017, sistem company Brodo. Dia menjabat sebagai CEO NAH Project dari September 2017 hingga Oktober 2018, sekitar 1 tahun 2 bulan, dan mulai mewujudkan mimpinya mendirikan usaha sendiri.
Rizky yang sudah lama berkecimpung di industri fesyen, memutuskan untuk merintis usaha sendiri di bidang parfum. Ide tersebut muncul ketika ia banyak menghabiskan waktu berkeliling Jakarta untuk mencari aroma yang sesuai dengan gayanya. Namun, setelah menemukan parfum yang dirasa paling pas, ia mendapati harganya sangat tinggi, mencapai Rp4,5 juta per botol.
Tahun 2019, HMNS (PT Hadir Mengharumkan Nusantara) hadir untuk menjawab kebutuhan pasar yang menawarkan parfum berkualitas premium dengan harga lebih terjangkau. Rizky dan timnya berani menjadi trailblazer.
Ia meyakinkan fragrance house internasional dan perusahaan besar untuk bekerja sama meski HMNS belum memiliki banyak rekam jejak. Keberanian tersebut memberinya first mover advantage. Awalnya, Rizky mempelajari dunia parfum selama enam bulan. Ia memulai HMNS sebagai usaha rumahan sebelum akhirnya mampu menyewa kantor empat lantai di Gedung Trio, Kebon Sirih, Jakarta.
Pandemi COVID-19 sempat membuat penjualan HMNS turun 50%. Naamun, Rizky tidak menyerah. HMNS memanfaatkan momen ketika perhatian publik banyak tertuju pada media sosial dan tetap aktif berinteraksi dengan konsumen. Ternyata, saat pandemi, konsumen tetap ingin tampil wangi meski hanya bertemu pasangan atau keluarga di rumah.
Pengalaman Rizky sebagai content writer membuatnya menyadari bahwa storytelling bisa menjadi senjata kuat. Peluncuran “Orgasm Series” menjadi salah satu momen penting karena berhasil menjadi seri produk HMNS terlaris. HMNS juga bekerja sama dengan sineas lokal untuk varian Sore, yang banyak diminati oleh konsumen.
Sebelum HMNS, konsumen di Indonesia umumnya membeli parfum dengan harga sekitar Rp50-70 ribu. HMNS berhasil menaikkan willingness to pay konsumen menjadi dua kali lipat. Selain membangun merek, HMNS juga berperan dalam memperluas pangsa pasar industri parfum lokal.
Melihat parfum sebagai gateway product, Rizky memiliki impian membawa HMNS untuk memperkenalkan kekayaan alam dan kisah Indonesia ke kancah internasional. Ia juga mulai menyiapkan langkah bagi HMNS untuk melakukan ekspansi ke pasar Asia Tenggara.

Distika Safara Setianda
Editor
