Nasional & Dunia

Pertama di Sulawesi Tenggara, Bendungan Ladongi Siap Impounding Juli 2021

  • Progres pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Tenggara, Bendungan Ladongi, kini sudah mencapai 90,28%. Bendungan yang tepatnya berada di Kabupaten Kolaka Timur ini sudah dapat dilakukan pengisian awal (impounding) pada Juli 2021.

<p>Penampakan Bendungan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. (Foto: Kementerian PUPR)</p>

Penampakan Bendungan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. (Foto: Kementerian PUPR)

(Istimewa)

JAKARTA – Progres pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Tenggara, Bendungan Ladongi, kini sudah mencapai 90,28%.

Bendungan yang berada tepatnya di Kabupaten Kolaka Timur ini sudah dapat dilakukan pengisian awal (impounding) pada Juli 2021.

“Pembangunan bendungan yang diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam siaran pers, Jumat, 25 Juli 2021.

Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) IV Kendari Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air telah memulai pembangunan Bendungan Ladongi sejak 2016 dengan masa pelaksanaan hingga akhir 2021.

Bendungan Ladongi merupakan bendungan tipe urugan batu dengan tanah lempung yang dibangun lewat kerja sama operasi (KSO) PT Hutama Karya (Persero) dan PT Bumi Karsa.

Biaya pembangunan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun jamak 2016-2021 senilai total Rp1,14 triliun.

Bendungan Ladongi akan menahan aliran Sungai Ladongi dengan kapasitas tampung 45,95 juta m3 dan luas genangan serta area sabuk hijau sebesar 246,13 hektare (ha).

Nantinya air yang tertampung akan dimanfaatkan untuk mengairi areal sawah dengan layanan irigasi seluas 3.604 ha.

Bendungan ini juga berfungsi menyalurkan air saat musim kemarau guna mencegah terjadinya kekeringan pada areal persawahan sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di daerah tersebut.

Selain dinikmati petani, Bendungan Ladongi juga memiliki manfaat  sebagai sumber air baku sebesar 0,12 m3/detik serta potensi sumber pembangkit energi listrik sebesar 1,3 MW dan pariwisata yang dapat menumbuhkan ekonomi lokal.

Bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir di wilayah hilir Sungai Ladongi dengan menahan air yang berlimpah saat musim hujan sebesar 132,25 m³/detik.

Selain Bendungan Ladongi, masih akan ada dua bendungan baru lagi di Sulawesi Tenggara. Pertama, Bendungan Ameroro progresnya sedang berjalan dan kedua Bendungan Pelosika akan segera dimulai pembangunannya. (RCS)