Nataru Jadi Penyelamat: ACES hingga ERAA Bertaruh pada Lonjakan Belanja Akhir Tahun
- Laba bersih ACES, AMRT, dan ERAA turun di kuartal III-2025 akibat daya beli lemah. Perusahaan ritel kini bertaruh pada momentum Nataru dan stimulus pemerintah untuk membalikkan tren negatif.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Kinerja emiten peritel di pasar saham menunjukkan tekanan yang berkelanjutan. Laba bersih ACES susut 16,21% YoY (Rp481,09 miliar), sementara AMRT turun 3,49% YoY (Rp2,31 triliun) hingga kuartal III-2025.
Namun, manajemen tetap optimistis. Sektor ritel diperkirakan mendapat manfaat besar dari lonjakan belanja konsumen saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan stimulus fiskal yang digelontorkan oleh pemerintah.
Kenaikan retail sales index mencerminkan potensi penguatan daya beli. Strategi promosi dan penawaran khusus pun disiapkan oleh peritel untuk memaksimalkan momentum belanja akhir tahun ini dan membalikkan tren kinerja yang negatif.
1. Rapor Merah Laba dan Valuasi Tertekan
Secara umum laba bersih top laggards peritel menunjukkan tekanan merata. Laba LPPF turun 3,39% menjadi Rp601,14 miliar dan ERAA turun tipis 0,7% menjadi Rp785,57 miliar hingga kuartal III-2025. Penurunan ini mencerminkan lemahnya daya beli di paruh pertama 2025.
Pelemahan ini juga tercermin di lantai bursa Harga saham ACES anjlok 46,33% YTD ke Rp424 per lembar. AMRT turun 35,79% YTD ke Rp1.830, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 8,16% YTD ke Rp1.295.
2. Harapan dari Stimulus Pemerintah
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menaruh harapan pada katalis eksternal. Optimisme utama adalah program Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah.
Akselerasi belanja pemerintah dan potensi penurunan suku bunga BI akan memperkuat daya beli masyarakat di kuartal IV. "Kinerja emiten peritel semestinya bisa mengalami penguatan karena retail sales index mengalami pertumbuhan," jelas Nafan Aji Gusta.
3. Strategi MDIY dan ACES (Pivot Spesialisasi)
Dalam kondisi yang penuh tekanan tersebut, peritel mulai beralih ke strategi mikro untuk memaksimalkan momentum Nataru. Direktur Utama MR DIY, Edwin Cheah, menyebut momen akhir tahun ini "pastinya selalu dirayakan masyarakat secara umum."
Edwin Cheah menambahkan, strategi mereka meliputi diskon hingga 51% dan penawaran Tebus Hemat, serta penyediaan produk berlisensi dan dekorasi Natal. "Strategi ini merupakan bagian dari komitmen MR DIY untuk terus meningkatkan kenyamanan dan variasi produk," katanya.
ACES (Aspirasi Hidup) fokus pada kebutuhan musiman melalui program Year-End Sale. Head of Corporate Communications Melinda Pudjo optimistis terhadap Nataru karena selalu berkontribusi besar pada penjualan.
Melinda Pudjo menekankan, "Kami berharap dapat mendorong pertumbuhan kinerja penjualan yang positif pada kuartal IV tahun ini," melalui Year-End Sale yang menyoroti peralatan BBQ, perlengkapan outdoor living, dan kitchen appliances.
4. Jurus ERAA (Integrasi dan Layanan Total)
Sementara itu, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) tetap memandang positif prospek bisnis hingga akhir tahun. Keyakinan ini didukung strategi ekspansi yang berkelanjutan dan penguatan portofolio merek.
Head of Legal Counsel & Corporate Affairs, Amelia Allen, menjelaskan fokus utama ERAA. "Kami memastikan rantai pasok berjalan lancar agar pelanggan dapat dengan mudah memperoleh produk yang diinginkan," ujar Amelia.
Selain itu, ERAA memperkuat integrasi antar vertikal bisnis (omni-channel) guna memberikan pengalaman belanja yang lebih menyeluruh dan beragam. Keyakinan ini didorong oleh kemampuan perseroan dalam memahami kebutuhan dan preferensi konsumen.
5. Sinyal Pemulihan Daya Beli
Asa membaiknya kinerja emiten konsumer didukung data makro terbaru. Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober 2025 naik ke 121,2, mengakhiri tren penyusutan yang terjadi dalam dua bulan beruntun.
IKK yang berada di zona optimistis (di atas 100) menjadi sinyal perbaikan daya beli. Analis menilai lonjakan belanja konsumen dan perjalanan liburan pada akhir tahun ini akan mendorong sektor manufaktur dan distribusi secara keseluruhan.

Alvin Bagaskara
Editor
