Tren Pasar

Melihat Penyebab IPO RLCO Melesat 68 Persen dalam Dua Hari

  • Saham RLCO Terbang 68% dalam dua hari pasca IPO, Kinerja industri Sarang Walet Jadi Sorotan Pasar
Mengenal-Jenis-jenis-Sarang-Burung-Walet-dan-Perbedaanya-768x533-1.jpg

JAKARTA, TRENASIA.ID - PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Desember 2025, menandai langkah penting perusahaan dalam memperluas akses pendanaan dan memperkuat ekspansi global. 

Pada hari pertama perdagangan, saham RLCO langsung mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 34,52% ke level Rp226 dari harga IPO Rp168, performa yang menunjukkan tingginya ekspektasi pasar terhadap prospek bisnis perseroan. 

Antusiasme itu tidak berhenti pada debut perdagangan, pada 9 Desember 2025 saham RLCO kembali melanjutkan reli penguatan dan ditutup di harga Rp282 dengan total kenaikan mencapai 68% hanya dalam dua hari. 

Lonjakan tersebut mempertegas sektor konsumer primer, khususnya bisnis sarang burung walet sebagai salah satu sektor yang tetap diminati investor meski kondisi pasar global berfluktuasi.

Tingginya Minat Investor

Minat investor terhadap IPO RLCO tergolong luar biasa dan tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah e-IPO Indonesia. Perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp105 miliar melalui penjualan 625 juta saham baru kepada publik. 

Dengan harga penawaran Rp168 per saham, kapitalisasi pasar awal perusahaan mencapai Rp525 miliar. Partisipasi investor mencapai 520.000 investor, angka yang mencerminkan penetrasi kuat perusahaan di segmen ritel. 

RLCO bahkan mengalami oversubscription hingga 143,19 kali, menandakan permintaan jauh melebihi jumlah saham yang tersedia. Lonjakan minat ini tidak terlepas dari solidnya industri sarang burung walet sebagai komoditas bernilai tinggi di pasar internasional serta prospek pertumbuhan yang menjanjikan dalam industri makanan kesehatan.

Dalam dua tahun terakhir, kinerja keuangan RLCO menunjukkan pertumbuhan yang kokoh dan konsisten. Pendapatan perusahaan meningkat signifikan dari Rp379,45 miliar pada 2022 menjadi Rp530,38 miliar pada 2024. 

Dari sisi profitabilitas, laba kotor dan operasional turut mengalami kenaikan besar dari Rp58,48 miliar menjadi Rp106,97 miliar pada periode yang sama.

Struktur pendapatan RLCO saat ini masih sangat bergantung pada sarang burung walet olahan yang menyumbang sekitar 88% penjualan. Dominasi ekspor juga menjadi kekuatan utama perusahaan, dengan 89% hasil produksi dikirim ke pasar luar negeri seperti Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. 

Sementara itu, pasar domestik baru berkontribusi sekitar 11%, menunjukkan ruang pertumbuhan yang masih luas di dalam negeri. Pencapaian ini menunjukkan efisiensi operasional yang semakin baik serta kemampuan perusahaan memanfaatkan permintaan global terhadap produk-produk kesehatan premium.

Melalui aksi IPO, RLCO ingin memperkuat transformasi bisnisnya agar tidak hanya dikenal sebagai pemasok sarang burung walet, tetapi juga sebagai pemilik merek yang mampu menawarkan produk bernilai tambah tinggi. 

Perusahaan menargetkan ekspansi global melalui strategi hilirisasi, inovasi produk, serta pembangunan merek yang kuat di segmen premium. Fokus pengembangan diarahkan pada peningkatan kualitas produksi, sertifikasi internasional, dan penguatan sistem traceability untuk memastikan produk yang masuk ke pasar ekspor memenuhi standar keamanan pangan yang ketat. 

RLCO juga berkomitmen memperkuat hubungan dengan petani walet melalui pola kemitraan berkelanjutan, termasuk pembinaan, akses pembiayaan, dan stabilisasi harga beli. 

Dalam beberapa tahun mendatang, perusahaan menargetkan peningkatan kontribusi produk jadi seperti minuman sarang burung walet, suplemen kesehatan, dan makanan nutrisi untuk memperbesar margin serta memperluas basis konsumen.

Makroekonomi Mendukung

Kinerja positif RLCO turut ditopang oleh kondisi makroekonomi Indonesia yang relatif stabil pada 2025. Pertumbuhan ekonomi triwulan III tercatat berada di kisaran 5%, mencerminkan ketahanan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global. 

Inflasi yang rendah di level 2,7% menjaga daya beli masyarakat dan memberikan ruang bagi konsumsi rumah tangga untuk tetap tumbuh. Di sisi lain, Indeks Keyakinan Konsumen yang mencapai 121,2 menunjukkan optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi. 

Stabilitas ini juga memberikan sentimen positif bagi pasar modal dan menjadi salah satu faktor yang mendorong keberhasilan sejumlah IPO, termasuk RLCO.

Sektor konsumsi primer di BEI menunjukkan performa solid sepanjang 2025 dengan kenaikan 12,68% year-to-date, meski sempat mengalami koreksi pada akhir November. 

Tekanan tersebut lebih banyak disebabkan oleh dampak pemutusan hubungan kerja di industri tekstil dan perlambatan permintaan global, sehingga penurunan dianggap wajar dan bersifat sementara. 

Namun, kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, dan produk kesehatan tetap menjadi segmen yang paling resilient. RLCO sebagai produsen produk nutrisi berbasis komoditas premium masih berada dalam kategori non-siklikal yang cenderung tidak mudah terpengaruh perlambatan ekonomi.

Menjelang akhir tahun, permintaan terhadap produk konsumen non-siklikal terus meningkat, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Selain faktor musiman, potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia pada Desember 2025 juga menjadi katalis yang dapat mendorong daya beli masyarakat dan memperkuat arus masuk modal ke pasar saham. 

Di sisi lain, peningkatan realisasi belanja pemerintah menjelang penutupan tahun anggaran turut memberikan efek pengganda terhadap ekonomi.

Produk kesehatan dan nutrisi premium seperti yang diproduksi RLCO berada pada segmen yang permintaannya meningkat seiring tren gaya hidup sehat di perkotaan.