Tren Ekbis

Literasi Keuangan Jadi Kunci Pengelolaan Gaji Para Gen Z

  • Tren literasi keuangan di media sosial menjadi kunci bagi Gen Z untuk mengambil keputusan finansial yang bijak, mengelola gaji, dan terhindar dari bahaya investasi ilegal. Fenomena ini membantu anak muda mendapatkan panduan praktis tentang budgeting, investasi modal kecil, dan manajemen utang yang relevan dengan tekanan hidup modern.
literasi keuangan.jpg

JAKARTA, TRENSIA.ID - Literasi keuangan menjadi salah satu konten edukasi yang banyak beredar media sosial. Mulai dari Instagram, TikTok, hingga YouTube, berbagai kreator berlomba-lomba untuk menghadirkan edukasi finansial yang dikemas secara ringan, visual, dan mudah dipahami. Fenomena ini menandai pergeseran perilaku generasi muda yang semakin sadar pentingnya pengelolaan uang di tengah biaya hidup yang terus meningkat.

“Literasi keuangan dan pemahaman pasar modal menjadi kunci agar masyarakat terhindar dari investasi ilegal. Karena itu, edukasi seperti ini sangat penting untuk mendorong masyarakat berinvestasi secara aman, legal, dan sesuai profil risikonya," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, dikutip dari laman OJK pada Senin, 1 Desember 2025.

Inarno menegaskan bahwa pemahaman terhadap risiko, mekanisme, dan manfaat dari produk investasi dapat membantu masyarakat khususnya generasi muda, dalam mengambil keputusan keuangan secara bijak serta cerdas.

Apa Kata Masyarakat Terkait Tren Literasi Keuangan?

Berdasarkan wawancara yang dilakukan tim Trenasia kepada masyarakat khususnya Gen Z, tren literasi finansial ini banyak diterapkan untuk meningkatkan disiplin finansial antar individu. 

“Tren ini mampu menerapkan disiplin finansial. Dari tren tersebut kita tahu do’s and don'ts yang harus kita lakukan dalam save money,” Ujar Delia. Menurutnya, tren ini tidak berpengaruh secara instan, melainkan berpengaruh terhadap sikap seseorang untuk mengurangi gaya hidup yang konsumtif.

Sementara itu, masyarakat lainnya yaitu Nata menjelaskan bahwa dirinya mulai mengikuti tren literasi keuangan untuk keperluan budgeting target bulanan, mengelola keuangan sehari-hari, dan keperluan investasi pemula.

“Biasanya aku cari tentang investasi dasar seperti saham, reksa dana, dan emas. Budgeting dan tracking tentang cara buat anggaran bulanan, aplikasi pencatat keuangan. Terus juga cari tentang manajemen utang terutama utang produktif vs utang konsumtif dan bahaya pinjol,” ungkapnya.

Ia merasa adanya tren literasi keuangan tersebut membuat dirinya melek terhadap pengelolaan dana, agar terhindar dari perilaku konsumtif yang merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Selain itu, ia menegaskan hampir 70% tren tersebut berdampak baik bagi dirinya, terutama dalam memahami bahwa finansial itu harus diatur secara tepat.

“Sebagai anak pertama dan sandwich generation, konten tentang literasi keuangan berguna banget sih. Sering nonton 2-3 kali dalam seminggu buat nambah insight baru, terus juga nyari aplikasi pengatur keuangan gitu buat detail pengeluaran,” ungkap masyarakat lain, Yaffa.

Ia merasa sangat terbantu dengan adanya konten-konten terkait literasi keuangan yang beredar di media sosial. Menurutnya, meskipun belum terealisasi secara tepat, konten ini mampu menjadi guide terkait pemahaman dalam membagi jumlah gaji di setiap bulan. 

“Paling suka sama kreator yang bikin konten santai dan tidak menggurui. Selalu cari konten yang bisa bedah satu-satu dan ngasih gambaran pengelolaan keuangan secara jelas,” ujarnya. 

Konten bertema budgeting, investasi modal kecil, tips mengatur gaji, hingga cara keluar dari jeratan pay-later menjadi konten yang dianggap relate dengan kehidupan masyarakat. Hadirnya konten terkait tren tersebut, diklaim membantu anak muda dalam memahami konsep keuangan dasar yang tidak diperoleh dari pendidikan sebelumnya.

Tren tersebut muncul seiring meningkatnya tekanan finansial pada generasi muda, mulai dari kenaikan harga kebutuhan pokok, sulitnya membeli rumah, hingga rendahnya tabungan jangka panjang. Kondisi ini mendorong Gen Z untuk mencari alternatif pembelajaran praktis dan cepat melalui media sosial.

Maknanya, tren literasi keuangan di media sosial bukan hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga membentuk budaya baru bagi generasi muda yang lebih terbuka membicarakan uang dan memiliki keinginan untuk mencapai stabilitas finansial sejak dini.