Industri

Lebih Bersih Ketimbang Minyak Bumi dan Batu Bara, Potensi Gas Metan Hidrat di Indonesia Capai 850 Tcf

  • JAKARTA – Gas metan hidrat dianggap menjadi opsi energi yang lebih bersih dibandingkan dengan minyak bumi dan batu bara. Ekstraksi dan produksinya dapat menjadi salah satu sumber pendapatan negara dan berperan dalam bauran energi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pengembangan metan hidrat harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakter fisik gas hidrat. […]

nusron wahid
Ilustrasi minyak kelapa sawit (UGM )

JAKARTA – Gas metan hidrat dianggap menjadi opsi energi yang lebih bersih dibandingkan dengan minyak bumi dan batu bara. Ekstraksi dan produksinya dapat menjadi salah satu sumber pendapatan negara dan berperan dalam bauran energi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pengembangan metan hidrat harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakter fisik gas hidrat.

“Harus dipertimbangkan isu lingkungan hidup, teknologi, serta nilai keekonomian dan kemampuan industri hulu migas nasional,” ungkapnya dalam diskusi “Legal and Policy Framework for the Development of Offshore Methane Hydrate as the Indonesia’s Future Transitional Clean Energy” secara daring, Selasa, 8 Juni 2021.

Di Indonesia, potensi volume cadangan metan hidrat mencapai lebih dari 850 Trilliun Cubic Feet (Tcf). Terdapat dua lokasi utama, yaitu perairan selatan Sumatera sampai ke arah barat laut Jawa sebesar 625 Tcf dan di Selat Makassar sebanyak 233,2 Tcf.

Selain di lokasi tersebut, metan hidrat juga tersebar di daerah lepas pantai Simeuleu, Palung Mentawai, Selat Sunda, Busur Depan Jawa, Lombok Utara, Selat Makassar, laut Sulawesi, Aru, Misool, Kumawa, Wigeo, Wokam, dan Salawati.

Menurut Arifin, jumlah tersebut setara dengan delapan kali lipat cadangan gas alam saat ini. Maka, diharapkan sumber energi alternatif baru ini akan mendukung ketahanan energi nasional.

Pemanfaatan gas metan hidrat diakui penting sehingga perlu diperkuat kerja sama multisektoral dalam mendorong proses transisi energi.

“Untuk itu, kami sangat mengharapkan dukungan stakeholder, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai tujuan transisi energi, termasuk potensi pemanfaatan gas metan hidrat,” ungkapnya. (RCS)