Korporasi

PGN Raih Laba Rp870 Miliar pada Kuartal I-2021

  • PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN sebagai subholding gas PT Pertamina (Persero) mencatat peningkatan kinerja penjualan sepanjang kuartal I-2021.

<p>PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN sebagai subholding gas PT Pertamina Persero) mencatat peningkatan kinerja penjualan sepanjang kuartal I-2021.<br />
Pada periode ini, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar US$733,15 juta atau setara Rp10,3 triliun (asumsi kurs Rp14.147 per dolar Amerika Serikat). / Perseroan</p>

PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN sebagai subholding gas PT Pertamina Persero) mencatat peningkatan kinerja penjualan sepanjang kuartal I-2021.
Pada periode ini, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar US$733,15 juta atau setara Rp10,3 triliun (asumsi kurs Rp14.147 per dolar Amerika Serikat). / Perseroan

(Istimewa)

JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN sebagai subholding gas PT Pertamina (Persero) mencatat peningkatan kinerja penjualan sepanjang kuartal I-2021.

Pada periode ini, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar US$733,15 juta atau setara Rp10,3 triliun (asumsi kurs Rp14.147 per dolar Amerika Serikat). Dari pendapatan tersebut, laba operasi tercatat sebesar US$95,9 juta, serta EBITDA sebesar US$ 191,24 juta.

Adapun laba yang diatribusikan ke entitas induk sebesar US$61,5 juta atau Rp870 miliar. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama 2020 sebesar US$47,7 juta.

Diketahui, pencapaian rata-rata penjualan gas bumi PGN Group hingga Maret 2021 tercatat sebanyak 916 BBTUD, dengan 81 BBTUD di antaranya dijual ke PT Pertagas.

Dari sisi aset, PGN berhasil membukukan sebesar US$7,52 miliar pada kuartal I-2021. Kemudian total liabilitas US$4,50 miliar dan total ekuitas US$3,02 miliar.

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengungkapkan, peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan konsumsi gas bumi yang didongkrak oleh pembangkit listrik dan industri retail.

“Saat ini, PGN telah melayani lebih dari 495.000 pelanggan di sektor rumah tangga, UMKM, industri, dan pembangkit listik,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin, 3 Mei 2021.

Target Ekspansi Bisnis
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN / Dok. PGN

Arie pun mengaku, saat ini PGN masih menghadapi ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi COVID-19.

Namun, ia optimistis melihat prospek permintaan gas bumi yang menjanjikan. Prediksinya, pada 2030 akan ada permintaan hingga 550 juta ton per tahun. Oleh karena itu, PGN berupaya untuk meningkatkan ekspansi bisnis LNG, termasuk LNG retail.

Di samping itu, perusahaan bersandi PGAS ini juga akan membangun infrastruktur dan aset yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis tersebut.

Di pasar domestik, bisnis LNG dinilai bakal memberikan kontribusi besar melalui proyek konversi BBM ke LNG. Ini terutama untuk pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dan wilayah yang belum terjangkau pipa gas di timur Indonesia.

Sementara untuk pasar luar negeri, perusahaan juga tengah bernegosiasi dengan pemain LNG di Filipina, Myanmar, Vietnam dan Thailand.

Pada tahun ini, PGN berkomitmen untuk merampungkan proyek Pipa Minyak Rokan sepanjang ±367 kilometer (km) dengan diameter 4-24 inchi di koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai.

Arie bilang, proyek ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber pendapatan jangka panjang yang berpotensi menyalurkan minyak 200.000 – 265.000 BPOD.

Strategi PGN

Selain potensi bisnis LNG, PGN juga berperan aktif membangun fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap yang diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up hingga 111 MMSCFD.

Selanjutnya untuk jangka menengah, infrastruktur Pipa Gas Senipah-Balikpapan tengah dibangun sebagai pemenuhan kebutuhan Kilang Balikpapan.

Proyek ini diestimasikan dapat mendukung penyaluran gas dengan volume ramp up hingga 194 MMSCFD. Kedua infrastruktur gas untuk kilang tersebut ditargetkan selesai pada 2023.

Untuk mencapai target ini, Arie mengaku akan melakukan efisiensi beban operasional di berbagai lini bisnis.

“Kebijakan realisasi capital expenditure (CAPEX) akan dilakukan secara selektif,” ujarnya. (RCS)