KPK Sita Uang Senilai Rp52,3 Miliar dari Kasus Suap Benih Lobster
JAKARTA – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang senilai Rp52,3 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Cabang Gambir. Uang yang disita penyidik KPK diduga berkaitan dengan kasus suap dalam pemberian izin ekspor benih lobster. Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan uang diduga berasal dari para eksportir yang telah mendapatkan […]

Reky Arfal
Author


Petugas mempersiapkan barang bukti uang sitaan dalam konferensi pers Di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa, 7 Juli 2020. Tersangka korporasi kasus Jiwasraya, PT Sinarmas Asset Management mengembalikan kerugian negara senilai Rp 77 miliar ke Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam dua tahap, tahap pertama sekitar Rp 3 miliar dan hari ini senilai Rp 73 miliar sebagai bagian dari penyelesaian perkara terkait dengan penyidikan Jiwasraya. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita uang senilai Rp52,3 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Cabang Gambir.
Uang yang disita penyidik KPK diduga berkaitan dengan kasus suap dalam pemberian izin ekspor benih lobster.
Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan uang diduga berasal dari para eksportir yang telah mendapatkan izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Uang diduga berasal dari para eksportir yang telah mendapatkan izin dari KKP untuk melakukan ekspor benih bening lobster tahun 2020,” kata Fikri di Jakarta, Senin, 15 Maret 2021
Selain itu, Ali menjelaskan, terdapat dua mobil pengangkut uang yang telah dikemas di dalam kantong plastik bening dengan satu kantong plastik berisikan nominal Rp1 miliar. Totalnya, ada 52 plastik yang membungkus uang sebesar Rp52,3 miliar tersebut.
Menurut Ali, tersangka suap Edhy Prabowo saat menjabat Menteri KKP memerintahkan sekjen di KKP agar mengumpulkan uang tersebut untuk Bank Garansi.
Sebagai informasi, ada tujuh tersangka yang ditetapkan KPK, termasuk Edhy Prabowo. Enam orang lainnya adalah Safri dan Andreau Pribadi Misanta sebagai mantan staf khusus Edhy, dan Siswadi sebagai pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK).
Kemudian, Ainul Faqih sebagai staf istri Edhy Prabowo, Amiril Mukminin sebagai sekretaris pribadi Edhy Prabowo, serta seorang bernama Suharjito sebagai Direktur PT DPP.
Sementara itu, hanya Suharjito yang ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap, sedangkan sisanya disebut KPK sebagai penerima suap.
