Kinerja Emiten BUMN Kuartal III-2025: Big Four Rontok, ANTM dan BBTN Jadi Penopang
- Laba bersih emiten BUMN anjlok pada kuartal III-2025. Bank Himbara, TLKM, dan BUMN energi-komoditas kompak alami penurunan, hanya ANTM dan BBTN yang tumbuh positif.

Alvin Bagaskara
Author


Tampak logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 6 Juli 2020. Logo baru yang diluncurkan pada Rabu, 1 Juli 2020 menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
(Istimewa)JAKARTA, TRENASIA.ID – Rapor merah mewarnai kinerja keuangan emiten BUMN pada kuartal III-2025. Sederet emiten pelat merah melaporkan penurunan laba bersih yang signifikan (YoY) hingga akhir September 2025, dengan hasil yang mayoritas berada di bawah estimasi investor.
Penurunan laba ini terjadi merata di sektor-sektor utama. Raksasa perbankan seperti BMRI, BBRI, BBNI, serta pilar telekomunikasi (TLKM) dan komoditas (PTBA, TINS) kompak mencatatkan kinerja yang tergerus dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pelemahan kinerja yang terjadi serempak ini memberikan gambaran yang menantang bagi BUMN. Berikut adalah bedah tuntas rapor keuangan sejumlah emiten pelat merah per kuartal III-2025.
1. Rapor Merah Raksasa Perbankan
Tekanan kinerja paling signifikan secara nilai datang dari tiga bank Himbara terbesar. Laba bersih PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat susut 10,22% YoY menjadi Rp41,37 triliun. Ini menjadikannya laba BUMN terbesar, meski kinerjanya turun.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga mencatatkan laba bersih yang turun 9,10% YoY menjadi Rp41,23 triliun. Pelemahan juga dialami PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang labanya turun 7,32% YoY menjadi Rp15,23 triliun.
2. Pelemahan Lintas Sektor: Telko, Energi, dan Karya
Pelemahan juga melanda pilar BUMN lainnya. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan penurunan laba bersih 10,69% YoY menjadi Rp15,78 triliun. Di sektor energi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatat penurunan laba 9,88% YoY.
Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih Rp1,39 triliun, tergerus 56,85% YoY. PT Timah Tbk (TINS) juga mencatatkan penurunan laba bersih 33,71% YoY menjadi Rp602,42 miliar.
Sektor konstruksi BUMN Karya mengalami tekanan paling dalam. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) membukukan penurunan laba bersih 93,62% YoY menjadi Rp4,4 miliar. PT PP Tbk (PTPP) juga mencatatkan penurunan laba 97,92% YoY menjadi Rp5,55 miliar.
3. Penopang di Tengah Pelemahan
Di tengah rapor merah ini, beberapa emiten BUMN masih mampu bertahan dan mencatatkan pertumbuhan positif. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi yang paling menonjol dengan laba bersih yang melesat 171,41% YoY menjadi Rp5,97 triliun.
Dua bank Himbara lainnya juga mencatatkan pertumbuhan. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan laba bersih yang tumbuh 10,58% YoY mencapai Rp2,30 triliun, menunjukkan kinerja yang solid di segmen perumahan.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pun mencatatkan penguatan laba 9,03% dari Rp5,11 triliun menjadi Rp5,57 triliun. Kinerja positif ini kontras dengan tiga bank Himbara konvensional terbesar yang kompak mengalami koreksi laba.
4. Daftar 10 Laba BUMN Terbesar
Kinerja kontras ini tercermin dalam daftar 10 emiten BUMN dengan laba terbesar per kuartal III-2025. Posisi empat besar (BMRI, BBRI, TLKM, BBNI) masih didominasi oleh emiten yang sama, namun seluruhnya mencatatkan pertumbuhan laba negatif.
Pertumbuhan laba di 10 besar hanya datang dari ANTM (171,41%), BRIS (9,03%), BBTN (10,58%), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang labanya tercatat naik tipis 0,61% menjadi Rp1,54 triliun.

Alvin Bagaskara
Editor
