Kaleidoskop Rights Issue 2025: Pesta Dana Triliun Emiten
- Pesta rights issue 2025! Emiten Hashim (WIFI) hingga Aguan (PANI) himpun dana triliunan. Simak rekap lengkap aksi korporasi jumbo dan strategi ekspansi mereka di sini.

Alvin Bagaskara
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID – Sepanjang tahun 2025, pasar modal Indonesia diramaikan oleh gelombang aksi korporasi penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue). Sejumlah emiten dari berbagai sektor strategis merancang emisi jumbo guna memperkuat struktur permodalan mereka secara masif. Mulai dari perusahaan teknologi, properti, hingga aviasi berlomba menghimpun dana segar dari investor publik.
Aksi korporasi ini tidak hanya didominasi oleh perusahaan menengah, tetapi juga melibatkan emiten yang terafiliasi dengan konglomerat papan atas nasional. Nama besar seperti Hashim Djojohadikusumo, Sugianto Kusuma (Aguan), hingga Grup Salim turut mewarnai panggung penggalangan dana tahun ini. Kehadiran para taipan tersebut menjadi sinyal optimisme yang kuat terhadap prospek bisnis masa depan.
Dana hasil himpunan masyarakat tersebut dialokasikan untuk berbagai kebutuhan strategis mulai dari ekspansi jaringan hingga perbaikan posisi ekuitas perseroan. Emiten berupaya menjaga likuiditas tetap sehat agar mampu bersaing di tengah tantangan ekonomi global yang semakin dinamis. Berikut adalah rangkuman kaleidoskop aksi rights issue emiten paling fenomenal sepanjang tahun 2025:
1. Ambisi Teknologi Hashim dan INET
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo sukses menggelar rights issuesenilai Rp5,9 triliun. Dana jumbo tersebut dialokasikan untuk ekspansi jaringan serat optik guna menjangkau 25 juta rumah tangga di Indonesia. Langkah strategis ini mempertegas ambisi perusahaan dalam mendominasi infrastruktur konektivitas digital nasional.
Langkah serupa juga diambil oleh PT Sinergi Inti Andalan Tbk (INET) yang menerbitkan 12,8 miliar saham baru dengan target dana Rp3,2 triliun. Dana tersebut digunakan untuk mempercepat pengembangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) berteknologi Wi-Fi 7. Ekspansi ini difokuskan melalui anak usahanya untuk menggaet pelanggan baru di wilayah Bali dan Lombok.
2. Penyehatan Aviasi dan Transportasi
PT GMF Aero Asia Tbk (GMFI) melakukan langkah strategis perbaikan ekuitas melalui mekanisme inbreng aset lahan senilai Rp5,65 triliun. Aksi korporasi ini melibatkan PT Angkasa Pura Indonesia yang menyetorkan lahan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Inbreng aset tersebut berhasil membalikkan posisi ekuitas perseroan dari negatif menjadi jauh lebih sehat secara fundamental.
Di sektor transportasi darat, emiten Grup Salim yakni PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) menghimpun dana sebesar Rp504,8 miliar. Dana hasil rights issue digunakan untuk menambah setoran modal ke anak usaha penyewaan kendaraan. Rencananya, modal tersebut akan dibelanjakan untuk pengadaan 1.650 unit armada baru guna peremajaan operasional.
3. Ekspansi Properti Aguan dan Happy Hapsoro
Emiten properti milik kongsi Agung Sedayu dan Grup Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), menerbitkan 1,21 miliar saham baru. Dana hasil aksi korporasi ini digunakan untuk menambah kepemilikan saham pada entitas anak usaha strategis. Fokus utamanya adalah memperkuat penguasaan lahan dan pengembangan proyek kota mandiri di kawasan utara Jakarta.
Sementara itu, emiten perhotelan afiliasi Happy Hapsoro yaitu PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) menargetkan dana segar Rp240 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk pelunasan kewajiban utang perseroan serta mendukung pengembangan usaha villa mewah. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki rasio keuangan perusahaan yang sempat tertekan pasca pandemi.
4. Geliat Sektor Konsumer dan Energi
Produsen kakao PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) membidik dana Rp266,9 miliar melalui penerbitan 2,66 miliar saham baru. Dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin produksi dan teknologi informasi. Sebagian lainnya dialokasikan untuk modal kerja guna mendukung diversifikasi produk olahan cokelat perseroan.
Di sektor energi, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) merancang penerbitan hingga 48 miliar saham baru. Sementara itu, PT Folago Global Nusantara Tbk (IRSX) juga membidik dana ekspansi melalui penerbitan 12,39 miliar saham. Kedua emiten ini berupaya memperkuat likuiditas dan struktur permodalan untuk menangkap peluang bisnis baru.
5. Penguatan Modal Sektor Keuangan
PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) menerbitkan 2,26 miliar saham baru guna memperkuat modal kerja operasional perusahaan sekuritas. Langkah serupa juga dilakukan oleh PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) yang menerbitkan 944 juta saham. Kedua emiten jasa keuangan ini fokus pada peningkatan kapasitas transaksi dan layanan nasabah.
Terakhir, PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) menghimpun dana Rp198,6 miliar melalui mekanisme rights issue. Sebagian besar dana tersebut disuntikkan ke entitas anak usaha properti mereka di Bogor. Sisanya dialokasikan untuk memperkuat arus kas operasional perseroan di tengah tantangan ekonomi yang dinamis.

Alvin Bagaskara
Editor
