Jangan Nyalakan Lampu Kala Malam, Kalau Tidak Mau Kena Penyakit Ini
- Sebuah studi di JAMA Network mengungkap paparan cahaya terang di malam hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Paparan cahaya mengacaukan ritme sirkadian dan menekan hormon melatonin, meningkatkan risiko penyakit arteri koroner hingga 32%, serangan jantung 56%, dan stroke 30%.

Muhammad Imam Hatami
Author


JAKARTA, TRENASIA.ID - Kebiasaan tidur dalam kondisi terang atau menatap layar ponsel terlalu lama pada malam hari bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dalam jangka panjang.
Peringatan tersebut datang dari studi terbaru yang dipublikasikan di JAMA Network, yang meneliti dampak paparan cahaya malam terhadap kesehatan kardiovaskular manusia.
Dalam penelitian yang dirilis pada 23 Oktober 2025 itu, para ilmuwan menegaskan bahwa cahaya buatan pada malam hari mampu mengacaukan ritme sirkadian atau jam biologis tubuh.
Ritme ini seharusnya mengatur kapan tubuh aktif dan kapan harus beristirahat. Pada malam hari, hormon melatonin berperan untuk menenangkan sistem tubuh, menurunkan tekanan darah, serta memperlambat detak jantung. Namun paparan cahaya terang membuat tubuh kehilangan arah.
“Tubuh mengalami kebingungan seolah-olah masih siang hari,” tulis laporan penelitian tersebut, dikutip antara, Senin, 27 Oktober 2025.
Konsekuensi dari gangguan itu tidak sederhana. Data penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada risiko tiga jenis masalah jantung. Individu yang terpapar cahaya malam secara intens memiliki risiko penyakit arteri koroner meningkat 32 persen.
Potensi mengalami serangan jantung tercatat naik hingga 56 persen. Selain itu, risiko stroke meningkat sekitar 30 persen dibandingkan mereka yang tidur dalam kondisi gelap maksimal. Temuan ini berlaku pada populasi luas, termasuk kelompok dengan kebiasaan tidur yang dianggap cukup.
Baca juga : Terperosok 1,87 Persen, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah ke 8.117,15 Poin
Kelompok Rawan
Pekerja dengan sistem shift, seperti petugas medis, operator pabrik, dan pekerja ritel malam, menjadi kelompok yang paling rentan. Mereka harus tetap terjaga saat tubuh seharusnya beristirahat dan terpapar cahaya selama berjam-jam.
Namun masyarakat umum yang sering menatap layar ponsel, laptop, atau televisi sebelum tidur juga menghadapi ancaman serupa. Cahaya biru dari gawai bahkan dinilai memiliki dampak lebih kuat dalam menekan produksi melatonin.
Para peneliti memastikan bahwa risiko tetap terlihat tinggi meski faktor lain sudah dikontrol, termasuk genetika, pola makan, kebiasaan merokok, olahraga, dan durasi tidur. Artinya, cahaya itu sendiri merupakan faktor risiko langsung bagi kesehatan jantung.
“Paparan cahaya malam seharusnya dipandang sebagai ancaman kesehatan masyarakat,” tambah laporan studi tersebut.
Fenomena paparan cahaya berlebih pada malam hari semakin mengkhawatirkan dalam era urbanisasi dan penggunaan teknologi digital. Kota-kota besar semakin terang selama 24 jam, sementara kehidupan masyarakat semakin bergantung pada perangkat elektronik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga telah mengingatkan bahwa polusi cahaya berpotensi menjadi salah satu isu kesehatan global yang perlu ditangani serius.
Para ahli memberikan rekomendasi sederhana namun penting untuk mitigasi risiko. Pertama, meredupkan lampu di dalam rumah setelah matahari terbenam, terutama di kamar tidur.
Baca juga : BRPT dan SCMA Paling Terpuruk, LQ45 Index Hari Ini Ditutup Melemah ke 824,53 Poin
Kedua, memasang tirai gelap atau blackout curtain untuk memblokir cahaya dari luar. Ketiga, membatasi paparan layar minimal 30 hingga 60 menit sebelum tidur. Penggunaan mode malam atau filter cahaya biru pada perangkat digital dapat menjadi pilihan pendukung.
Langkah kecil tersebut diharapkan menjaga ritme sirkadian bekerja sebagaimana mestinya dan membantu tubuh melakukan pemulihan alami. Mencegah paparan cahaya malam bukan hanya untuk tidur yang lebih nyenyak, melainkan investasi kesehatan jangka panjang, terutama bagi organ vital seperti jantung.
Masyarakat diimbau mulai memperhatikan kebiasaan harian mereka terkait pencahayaan di malam hari. Jika tidak ingin meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular, mematikan lampu sebelum tidur bukan sekadar anjuran, melainkan kebutuhan penting bagi kesehatan tubuh.

Muhammad Imam Hatami
Editor
