Tren Pasar

Fundamental Juara dan Dividen Jumbo, Sinyal BBCA Menuju Rekor Baru?

  • BBCA membagikan dividen interim Rp6,77 triliun di tengah koreksi harga saham secara year-to-date. Analis menilai valuasi saat ini menarik dengan potensi kenaikan menuju level Rp11.000.
Pembukaan BCA Expoversary - Panji 2.jpg
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberikan sambutan saat pembukaan BCA Expoversary 2025 offline di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA, TRENASIA.ID – Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp11.000. Rekomendasi ini mencerminkan keyakinan analis terhadap prospek pertumbuhan yang kuat serta keberhasilan bank swasta terbesar tersebut dalam menjaga stabilitas profitabilitasnya.

Pandangan positif ini juga mempertimbangkan keputusan manajemen BBCA untuk membagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp55 per saham. Aksi korporasi ini dinilai strategis karena menandai dimulainya musim pembagian dividen interim perbankan pada kuartal keempat tahun 2025.

Analis menilai kapitalisasi pasar BBCA masih sangat kuat. Tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) perseroan juga tetap menjadi yang terbaik di antara empat bank besar (Big Banks). Hal ini menunjukkan fundamental BBCA tetap solid di tengah dinamika pasar yang fluktuatif.

1. Dividen Interim Rp6,77 Triliun

BBCA secara resmi mengumumkan pembagian dividen interim untuk tahun buku 2025. Keputusan ini telah disetujui oleh direksi dan dewan komisaris pada 24 November 2025. Nilai total dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham mencapai sekurang-kurangnya Rp6,77 triliun.

Setiap pemegang saham berhak menerima Rp55 per lembar saham yang dimiliki. Pembagian dividen ini didasarkan pada kinerja keuangan yang solid hingga kuartal ketiga, serta posisi likuiditas bank yang sangat memadai untuk mendukung apresiasi kepada para investor.

2. Keunggulan Fundamental dan ROE

Analis Mandiri Sekuritas, Krenas Hutabarat dan Boby Kristanto, menyoroti kualitas fundamental BBCA. Dengan kapitalisasi yang dinilai masih sangat kuat, BBCA mampu mempertahankan efisiensi operasional. Tingkat ROE bank ini juga tercatat sebagai yang paling unggul dibandingkan kompetitor bank besar lainnya.

Kombinasi antara permodalan yang kuat dan profitabilitas tinggi menjadi alasan utama di balik rekomendasi beli. "Kinerja BBCA terus menunjukkan fundamental solid di tengah dinamika pasar," tulis analis Mandiri Sekuritas dalam riset hariannya yang dipublikasikan kemarin.

3. Landasan Keuangan yang Kokoh

Pembagian dividen interim ini mengacu pada laporan keuangan BBCA per 30 September 2025. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat mencapai Rp43,39 triliun. Angka ini menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba yang konsisten di tengah tantangan ekonomi.

Selain laba bersih, posisi neraca BBCA juga sangat sehat. Saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya tercatat senilai Rp252,04 triliun. Sementara itu, total ekuitas perusahaan mencapai Rp276,63 triliun, memberikan ruang yang luas untuk ekspansi maupun pembagian dividen.

4. Pergerakan Harga Saham Terkini

Meskipun fundamentalnya kuat, pergerakan harga saham BBCA sepanjang tahun berjalan (year-to-date) masih mengalami tekanan. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan harga saham BBCA terkoreksi sebanyak 14,90% ke level Rp8.425 per saham dibanding posisi awal tahun.

Namun, momentum pemulihan mulai terlihat dalam jangka pendek. Dalam sebulan terakhir, saham BBCA tercatat naik sekitar 1,2%. Kenaikan ini terjadi seiring dengan masuknya aliran dana asing ke saham-saham berkapitalisasi besar dan sentimen positif dari pembagian dividen.

5. Potensi Kenaikan (Upside) Menarik

Target harga Rp11.000 yang ditetapkan oleh Mandiri Sekuritas mengindikasikan adanya potensi kenaikan (upside) yang signifikan dari harga pasar saat ini. Jika dibandingkan dengan harga penutupan di kisaran Rp8.425, investor berpotensi meraih keuntungan modal di atas 30%.

Gap antara harga pasar saat ini dan target harga analis mencerminkan pandangan bahwa saham BBCA saat ini sedang terdiskon. Valuasi ini dinilai belum sepenuhnya mencerminkan kualitas aset, dominasi pasar, dan konsistensi kinerja keuangan yang dimiliki oleh perseroan.