Tren Pasar

Febrio Anak Buah Purbaya Jadi Komisaris BBNI, Agresif Simpan Kekayaan di Saham

  • Resmi jadi Komisaris BBNI, Febrio Nathan Kacaribu punya profil unik. Anak buah Menkeu Purbaya ini agresif di pasar modal dengan 90 persen kekayaannya berupa aset likuid.
Screenshot 2025-12-16 at 14.08.12.png
Febrio Nathan Kacaribu (Dok/Kementerian Keuangan)

JAKARTA, TRENASIA.ID – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI resmi merombak jajaran pengawasnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin, 15 Desember 2025. Forum tertinggi pemegang saham tersebut menetapkan Febrio Nathan Kacaribu sebagai Komisaris Perseroan, menggantikan posisi Suminto.

Febrio bukanlah orang baru di lingkungan perbendaharaan negara. Ia merupakan salah satu pejabat eselon I kepercayaan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Febrio saat menjabat sebagai Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) di Kementerian Keuangan.

Namun, di balik jabatan birokrasinya, Febrio memiliki profil keuangan yang unik dan menarik perhatian pelaku pasar. Berbeda dengan pejabat negara umumnya yang gemar mengoleksi tanah, "anak buah" Menkeu Purbaya ini justru menempatkan mayoritas kekayaannya di instrumen pasar modal.

Portofolio 'King of Capital Market'

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2024 yang dilaporkan pada Februari 2025, Febrio mencatatkan total kekayaan bersih sebesar Rp16,76 miliar. Struktur asetnya menunjukkan literasi keuangan yang sangat tinggi khas seorang ekonom senior.

Data menunjukkan Febrio sangat agresif di sektor keuangan. Tercatat, kepemilikan Surat Berharga yang di dalamnya terdiri (saham, obligasi, atau reksa dana) menembus angka Rp11,04 miliar. Angka ini mendominasi sekitar 65,9 persen dari total seluruh harta kekayaannya.

Jika aset surat berharga tersebut digabungkan dengan Kas dan Setara Kas senilai Rp3,1 miliar serta Harta Lainnya, maka total aset likuid Febrio mencapai Rp15,1 miliar. Artinya, sekitar 90 persen kekayaan Komisaris baru BNI ini berada di instrumen pasar keuangan.

Sebaliknya, aset properti Febrio tergolong sangat konservatif untuk ukuran pejabat tinggi. Ia hanya tercatat memiliki tanah dan bangunan senilai Rp1,19 miliar. Aset tersebut terdiri dari satu properti hibah di Jakarta Pusat dan satu lahan di Dairi, Sumatera Utara.

Jebolan LPEM UI dan Ph.D. Kansas

Lahir di Sidikalang pada 1978, Febrio membawa bekal akademis yang sangat mumpuni. Ia meraih gelar Ph.D. dari University of Kansas pada 2014. Sebelum masuk birokrasi, ia menempa keahliannya sebagai Kepala Riset Ekonomi Makro di LPEM UI sejak 2015.

Latar belakang kuat sebagai peneliti inilah yang menjadi modal utamanya. Keahliannya dalam pemodelan ekonomi dan analisis kebijakan publik sangat krusial dalam mendampingi Menkeu Purbaya merumuskan strategi fiskal nasional yang presisi dan berdampak luas.

Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menyambut positif perubahan ini. Menurutnya, keputusan RUPSLB adalah langkah strategis untuk menyelaraskan tata kelola perusahaan dengan regulasi terkini. Kehadiran Febrio diharapkan memperkuat fungsi pengawasan BNI di tengah tantangan ekonomi 2026.

"RUPSLB memastikan semua aspek tata kelola BNI sejalan dengan perkembangan regulasi dan mendukung kesiapan operasional Perseroan menjalankan strategi bisnis tahun mendatang," ujar Putrama dalam keterangan resminya di Jakarta pada Selasa, 16 Desember 2025.

Febrio kini akan mengawasi bank pelat merah yang tengah tumbuh solid. Hingga Kuartal III-2025, BNI mencatatkan penyaluran kredit Rp812 triliun (tumbuh 10,5% yoy) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp934,3 triliun, didorong oleh pertumbuhan dana murah yang signifikan.